Thursday, 22 July 2010

Re: [greenlifestyle] Re: [Lintas_angkatan_fal_trisakti] Mohon maaf bila saya ingin TUTUP saja pembicaraan tentang TRR ini

Ibu Ning yang baik dan selalu semangat :-)

Tadinya saya juga bergembira membaca email dari salah satu rekan Ibu
di bawah karena ternyata 'mungkin' dan terkadang logika positip cukup
cepat menghampiri pejabat kita tanpa perlu tekanan sosial dari
masyarakatnya. Berita ini di bawah dirilis di Kompas.com semalam, dan
menurut saya 'aneh tapi nyata' kan...entah ini masalah klasik
koordinasi Gubernur - Ka Dinas (yang bukan tidak aneh, kalau membaca
Kepala Dinas-nya saja tidak ingat mengeluarkan IMB untuk membangun
apa).

Sebelumnya saya juga berharap permasalahan-permasalahan seperti ini
sebetulnya tidak harus selalu dipecahkan dengan tekanan sosial,
petisi, gerakan sejuta koin dan sejenisnya. Saya orang yang hampir
selalu percaya seharusnya sistem regulasi yang kita punya di negeri
ini bisa menghambat hal-hal yang memang tidak bersahabat dengan
keberlanjutan baik lingkungan maupun manusia. Contohnya, logika
sederhana saya berkata kalau kita semua khawatir dengan dampak dari
adanya mall (lagi) di Senayan, proses Amdal seharusnya bisa
menghentikan usaha membangun mall baru ini karena belum ada mall baru
saja kalau akhir pekan aktivitas di beberapa mall dan JHCC sudah
membuat lalin di sana ruwet bagai untalan berton-ton benang. Belum
lagi bukti nyata dampak lalin di kawasan Plasa Semanggi.

Dua hari yang lalu di detik.com
(http://www.detiknews.com/read/2010/07/20/113232/1402760/10/mal-di-taman-ria-tak-boleh-lebih-20-dari-lahan-tak-menghadap-jl-gatsu)
malah jelas Kepala Dinas Tata Ruang DKI mengatakan kawasan itu adalah
kawasan utama taman. Dalam hati saya bergurau sendiri - pantasan
mereka kasih ijin membangun mall, mungkin mall itu didefinisikan
'taman perbelanjaan'.

Menyedihkan memang mengikuti pemberitaan seperti ini, tapi sepertinya
hari demi hari tidak boleh lepas dari pengamatan kita. Sama seperti
teman-teman yang lain, saya mendukung kalau ada gerakan yang dibuat
untuk mengajak mereka-mereka yang punya kuasa mempunyai hati bukan
hanya pikiran.

Salam lestari dan tetap semangat bu!

Nyoman Iswarayoga

JAKARTA, KOMPAS.com — Rencana tata ruang wilayah untuk kawasan Taman
Ria Senayan, Jakarta Pusat, menunjukkan bahwa lokasi tersebut
merupakan lokasi Karya Umum Taman (KUT) sehingga pembangunan gedung
tidak boleh lebih dari 20 persen luas lahan.

IMB sementara telah dikeluarkan bagi pengembangan kawasan Taman Ria
Senayan yang berisi izin teknis, fondasi, dan struktur bangunan.

-- Hari Sasongko

"Bukan tidak boleh membangun gedung. Tetap diizinkan dibangun, tapi
luasnya tidak boleh lebih dari 20 persen dari total luas yang ada,"
kata Kepala Dinas Tata Ruang DKI Jakarta Wiriyatmoko di Jakarta, Rabu
(21/7/2010).

Selain itu, berdasarkan tata ruang DKI, pembangunan gedung di kawasan
Taman Ria Senayan itu hanya boleh dilakukan di areal lahan yang
menghadap ke Jalan Senayan, sedangkan di area yang menghadap ke Jalan
Gatot Subroto tidak boleh dibangun gedung.
Hal itu karena area yang menghadap ke Jalan Gatot Subroto
peruntukannya untuk taman atau ruang terbuka hijau.

Wiriyatmoko menolak berkomentar apakah di tempat itu akan dibangun mal
atau pusat perbelanjaan. Dia hanya menyatakan bahwa masalah perizinan
tidak berada di Dinas Tata Ruang, tetapi di Dinas Penertiban dan
Pengawasan Bangunan (P2B) serta izin analisis mengenai dampak
lingkungan (Amdal) dari Badan Pengelola Lingkungan Hidup (BPLH) DKI.

"Kalau dari tata ruang, ya keterangannya hanya boleh dibangun tidak
lebih dari 20 persen," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Dinas P2B DKI Hari Sasongko membenarkan bahwa
izin mendirikan bangunan (IMB) sementara telah dikeluarkan bagi
pengembangan kawasan Taman Ria Senayan yang berisi izin teknis,
fondasi, dan struktur bangunan. Namun, Hari mengaku tidak ingat
peruntukan lahan itu.

"Saya lupa untuk membangun apa dalam IMB-nya. Tetapi, yang pasti izin
teknis dan kelengkapan administrasinya sudah selesai. Hanya tinggal
menunggu Amdal-nya saja," kata Hari.

Meskipun demikian, Hari menegaskan bahwa izin yang dikeluarkan Dinas
P2B telah sesuai dengan peruntukan kawasan seperti yang ditetapkan
Dinas Tata Ruang. "Kalau tidak sesuai, pasti tidak akan kita proses
IMB-nya. Sebab, IMB kita keluarkan sesuai dengan blockplan tata
ruang," ujarnya.

Sebelumnya, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta membantah
mendukung rencana menjadikan kawasan TRS sebagai kawasan pusat
perbelanjaan atau mal. Justru, kawasan tersebut lebih layak ditetapkan
sebagai hutan kota dalam bentuk ruang terbuka hijau (RTH), bukan untuk
komersial. Bahkan lebih baik lagi jika areal TRS yang memiliki danau
buatan di Jalan Gatot Subroto itu disatukan dengan kawasan Gedung DPR,
MPR, dan DPD RI yang berada tepat di samping kawasan tersebut.

Tanah kompleks TRS merupakan tanah negara yang berada di bawah
pengawasan Sekretariat Negara. Namun, ia setuju jika kawasan tersebut
ditetapkan sebagai hutan kota, apalagi dalam kawasan tersebut ada
danau buatan. Dengan begitu, kawasan paru-paru kota di Kota Jakarta
akan bertambah lagi. Sebab, hingga saat ini RTH di Jakarta masih 9,6
persen dari luas wilayah Jakarta yang mencapai 665 kilometer persegi.
Sementara Pemprov DKI menargetkan tahun 2030 mendatang RTH di ibu kota
sebesar 13,9 persen.

2010/7/21 ning purnomohadi <prasetyo@centrin.net.id>
>
> Alhamdullilah kang HQ, terimakasih - wah bak air menetes deras di kekeringan hati saya.  Waduh sok puitis, bisa tertawa lagi saya, hehehe.
> Yan kang Plis, teruskan [erjuanganmu, apalagi Gub DKI yang punya kawasan sangat mendukung dikembalikannya RTH penting ini baik dari segi fisik lingkungan dan kehormatan serta kewibawaan bangsa akan komplek bersejarah ini,  Semoga benar adanya.  HIDUP PAK FB, HIDUP PEMDA PROV DKI.
> Sungguh mengharukan, selamat berjuang kang HQ dkk yang muda-2 dan masih punya energi kuat, saya mendoakan setiap hari pagi dan malam agar perjuangan'kita' berhasil, GBUs All. Amen.
> Salam HL,
> Ning P
> -----  -----
> From: hengkiheksanto@yahoo.com Sent: Wednesday, July 21, 2010 7:21 AM
> Mohon maaf bila saya ingin TUTUP saja pembicaraan tentang TRR ini
> Yth mbak Ning (Penasihat PN IALI), Ini ada informasi,mudah2an benar dan akurat,
> Sy pagi ini ke Jdc dan surat hr ini terkirim. Salam.
>
> **Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo mendukung usulan DPR untuk menjadikan lahan Taman Ria Senayan sebagai daerah hijau. Hal itu diungkapkannya di sela-sela peringatan Hari Anak Nasional di Jakarta, Selasa (20/7).
>
> "Saya sangat mendukung dan menyambut baik gagasan DPR/MPR untuk menyatukan Taman Ria dengan kompleks DPR/MPR," kata Foke.
>
> Ia menambahkan, tidak ada rencana pihaknya untuk menjadikan Taman Ria sebagai pusat komersil. Foke menegaskan dirinya lebih setuju jika eks taman hiburan itu dibuat mebjadi lahan penghijauan.
> From: "ning purnomohadi" <prasetyo@centrin.net.id> Date: Wed, 21 Jul 2010 06:43:08 +0700
>
> Rekan-2 AL yb, terimakasih atas dukungannya terutama kepada Ketua PN IALI,
> pak HQ dengan segala upayanya yang semoga bisa berhasil. Juga terimakasih
> kepada rekan-2 AL lain yang sudah menulis tanggapan-2 yang menarik dan
> konstruktir, terimakasih Bang Ray, mas Tatang dan bang Ben. InsyaAllah saya
> hanyabisa berdoa, semoga kepada teman-2 AL semua dikaruniai kesehatan ahir
> dan batin oleh yang 'mengatur' dunia ini. Amin.
>
> Tanpa mengurangi apresiasi saya kepada semuanya saja (tak hanya rekan2 yang
> di milist ini) tadi malam saya berdoa khususk dan akhirnya saya berfikir,
> daripada capek sendiri menabrak tembok baja yang dibangun oleh mereka yang
> berkuasa dan ingin terus kaya karena sudah punya banyak uang (meskipun
> sampai ngutang-2 modal) dan mau terus kaya sampai 7 turunan itu dengan
> mengorbankan hak orang lain, rasanya saya sudah capek juga dan agak 'wasting
> time and emotionally involved' yangtentunya tidakbaik khususnya bat diri
> saya sendiri, saya memutuskan untuk BERHENTI membahas permaslahan yang
> rasanya hampir mustahil, menjadi bahan pemikiran bahkan keprihatinan mereka
> yangberkuasa.
>
> Betul kata mas Tatang, banyak kepentingan politis dan ekonomis tentunya, di
> balik akan dibangunnya Mall di lahan TRR yang merupakan salah satu bentuk
> RTH khas di Jakarta ini.
> Sekian dulu dan mohon maaf kepada semuanya yang tak senang dengan tulisan
> awal saya - memang saya akuibegitu saja ada dorongan untuk "mengadu" kepada
> siapa saja yang mau membacanya, mungkin yaitu tadi terlalu banyak "private
> emotional involvement" yang mungkin saja dinilai SALAH bagi pihak lain.
> Sekali lagi 'what will be will be' Tuhan saja yang tahu apa yang terjadi
> akibat kesemena-menaan ini.
>
> Sekali lagi terimakasih dan salam HL,
> Ning P.
> ---------------
> From: "Bagus Tatang" <bagustatang@yahoo.co.id>Sent: Wednesday, July 21, 2010
> 1:10 AM
> Setauku dan maaf kalau salah, Taman Ria Senayan sdh menjd konsipari tingkat
> tinggi, dan memang btl kalau tdk menekan legislatif tingkat pusat dan
> pemerintah pusat akn percuma krn kalau ke DPRD dan Gub DKI tdk ada
> manfaatnya. Lokasi itu dalm bisik2 ditengarai bag kawasan monumental
> bersejarah sejak zaman Soekarno namun ter belah2 saat rezim Soeharto
> berkuasa. Memang pernh ada renc Class Action dg mengawali data dr BPN & RTRW
> dr masa ke masa, namun membtuhkn energie yg sulit terjangkau, shg di telan
> masa. Jujur sj aku senang dg renc IALI, walau akn berhadapan juga dg hal
> hukum pertanahan & politik. Selamat berjuang..!
>
> Pada Sel, 20 Jul 2010 21:29 WIB Ben menulis:
> Hajar,,,bleh! Kita tunggu hasil na', kang?.
> ---
> In Lintas_angkatan_fal_trisakti@yahoogroups.com, hengkiheksanto@...wrote:
> Besok sy koord di jdc mbak..kita upayakan bisa menghadap ke ketua DPR..dr td
> sy shd hub beberapa kawan.. Sekian dulu mbak..nanti report mel sms ya..tksh
> Salam
> ---------
> From: "ning purnomohadi" prasetyo@... Date: Tue, 20 Jul 2010 14:49:32
> Dear bang Ray terimakasih komentarnya yang sangat simpatik.
> Sudah terima email yang menjawab surat bang Jansen? Dgn gambar Mall
> yang bentuknya sangat ektra ordinair? Nampaknya akan sulit bila IALI dan
> rekan-2 lain termasuk anggota DPR yang tidak setuju, sekali lagi
> berdasar alasan kontrak jangka panjang 30 tahun yang konsesinya dipegang
> oleh Cicip yang adalah 'perusak pertama kawasan dgn lingkungan hijau
> asri tsb, dgn semena-2 membangun berbagai bangunan yang bentuknya sama
> sekali tak sesuai dengan alamnya, bentuk kotak-2 yang tersebar,
> sudah menghilangkan seni arsitektur lansekap yang hijau teduh dan nayaman
> itu, menjadi kawaaan amburadul dan 'blangkrakan' (Jawa?)
>
> Tapi coba tetep dicoba - paling tidak bereaksi terhadap rancangan
> pembangunan yang buruk itu. Apakah Gub DKI dan jajarannya tak punya
> wewenang untuk mengatur kemalikawasannya? Berapa sihn ilai kontraknya
> sehingga tak bisa haknya dikembalikan kepada Pemda atau Pem Pusat
> (negara) sehingga fungsi RTH dapat berlangsung sebagai mana mestinya?
>
> Saya rasa masih banyak mereka yang ingat masa muda mereka meski hanya
> melintasi TRR itu dari tahun 1970-1985 an, betapa nyaman dan tenangnya!.
> Begitu dulu bang Ray, bagaimana kang HQ? Please layangkan surat protes
> atau semacam itu, ditujukan kepada PemdaProv DKI, tembusan kepada Walkot
> Jakpus, dan Kementerian Sekneg (Pem yang harus nya bertanggungjawab atas
> pembangunan yang semena-mena itu). Jaring opini publik, dll.
> TERIMAKASIH SEMUANYA. Salam hijau lestari dan sekaligus salam prihatin,
> Ning P
> ----------
> From: Raymond Kotambunan To:Sent: Tuesday, July 20, 2010 1:03 PM
> Dear All,
> Sungguh terharu saya membaca 'ratapan' Ibu Ning yang nyaris
> menggambarkan ketidak berdayaan seorang arsitek lansekap menghadapi
> kenyataan TRR Senayan akan tergusur demi 'kepentingan sesaat' pemerintah
> Prov. DKI Jakarta. Ibu Ning, saya ikut prihatin dan menyesali Ibu harus
> mengalami situasi ini, terutama setelah mengetahui Ibu Ning adalah
> termasuk diantara orang-orang yang ikut 'melahirkan' TRR Senayan.
>
> Saya masih ingat dimasa remaja sempat 'pacaran' ditempat ini,
> kemudian tak terhitung berapa banyak tugas-tugas selama kuliah
> diselesaikan disini. Belum lagi hiburan malam 'Srimulat' yang sempat
> sangat bergengsi diawal tahun 80-an. Begitu banyak kenangan yang membuat
> saya seolah-olah 'travelling back in time' mulai dari suasana hijau nan
> asri dan hening serta sesekali diselingi pekik dan jeritan anak-anak
> yang berekreasi di beberapa sarana permainan anak-anak, hingga suasana
> teduh yang masih tersisa di restoran Lembur Kuring, sampai kepada
> suasana hingar bingar di TGIF dan (Bali Bugil?), kemudian akhirnya
> menjadi kota mati.
>
> Sebagai seorang arsitek lansekap Ibu Ning tampak 'hampir' tak
> berdaya. Saya sebut 'hampir' karena dengan sharing masalah ini beliau
> masih mengandalkan Gusti Allah dan juga rekan se almamater dan seprofesi
> untuk ikut berjuang bersama mempertahankan atau bahkan mengembalikan TRR
> Senayan pada fungsinya semula.
>
> Saya rasa inilah saatnya IALI sebagai sebuah organisasi profesi
> untuk unjuk gigi dan cakar, namun harus dengan strategi maupun aksi yang
> bermartabat. Kalau bisa, tidak perlu pengerahan masa dan panjat pagar
> Balai Kota karena akan berhadapan dengan Satpol PP yang 'kemungkinan
> bersenjata'. Anggota dewan terhormat yang tidak ingin bertetangga dengan
> mall saat ini butuh bantuan Anda. Mereka butuh referensi ilmiah berupa
> definisi, standar, tolok ukur dan terutama pendapat masyarakat umum
> sebagai 'senjata' untuk menggugurkan niat Foke membangun mall disitu.
> Dalam hal ini IALI harus proaktif kalau perlu provokatif menyuarakan
> pendapatnya. Berbagai cara dapat ditempuh, misalkan a.l. membuat press
> release atau inisiasi dialog dengan anggota dewan maupun publik.
>
> Sebagai bahan advokasi mungkin pendekatan 'smart growth' mungkin
> dapat dipakai terutama penekanan pada aspek konservasi. Saya pernah
> mencoba mengangkat konsep 'smart growth' didalam forum ini namun
> perkembangannya nyasar ke definisi dan terminologi. Alasan saya saat itu
> adalah, sempat muncul pendapat bahwa taman (park) tidak memiliki nilai
> keuntungan ekonomi, sementara sebuah pendekatan smart growth di Redwood
> City, California mampu meningkatkan perekonomian serta kualitas hidup
> (sehat, nyaman dan lestari) masyarakat setempat sekalipun porsi ruang
> terbuka hijau ditingkatkan dari 32% menjadi 58%.
>
> Erica Gies dalam bukunya Conservation; An Investment that Pays -
> The Economic Benefit of Parks and Open Space (2009) menyebut bahwa
> Frederick Law Olmsted (Bapak Arsitek Landsekap) sudah memperkirakan New
> York Central Park akan mendongkrak secara nilai real estate
> di sekitarnya. Hal itu terbukti bahkan hingga sekarang, 150 tahun
> kemudian, ruang perkantoran yang menghadap ke NCP biaya sewanya tiga
> kali lipat dibandingkan yang menghadap ke gedung-gedung dieskitarnya.
> Mungkin hal ini bisa memberi inspirasi Bang Foke untuk menetapkan PBB
> yang lebih tinggi di area seputar taman-taman ketimbang menggusur taman
> untuk ngejar setoran pendapatan daerah. Mari berjuang bersama, Ray.
> ----------------------------
> From: "Bagus Tatang" <bagustatang@yahoo.co.id>Sent: Wednesday, July 21, 2010
> 1:22 AM
> Eks Taman Ria Senayan Dibangun Mal
>
> Kawasan itu penuh muatan politis & dagang, yg tlh dirancang skian th yg
> lalu. Kalau Bung Karno hidup mungkn dah pd dijitakin. Sementara dr bbrp bln
> yg lalu bbrp kawan Ars Lans tlh presentasi design & build. Bukan ant
> Karawang Jakarta tp ant Idealisme perut laper.Untung aku gak punya persh
> Konsultan & Kontraktor Lans. Jd perlansekapan mikro tlh selesai & adanya
> sub. Nah lho....!
>
> Pada Sel, 20 Jul 2010 15:31 WIB Ben menulis:
> Wah ,,, bagus ini ,,, biar terasa mangfaatnya untuk rakyat Jakarta dan
> seluruh negeri. Siap-siap ,,, konsultan dan kontraktor lansekap ,,,
> indoor plant rental dan nursery jangan lupa yang bagus ya pu'unnya ,,,
> doain deh.BI
> 08 Apr 2010
> * Ekonomi <http://bataviase.co.id/category/tajuk/ekonomi>
> * Warta Kota <http://bataviase.co.id/category/media/warta-kota>
> Palmerah, Warta Kota
> SATU lagi mal untuk kalangan menengah ke atas bakal hadir di seputar
> Senayan. Lokasinya, di Jalan Gerbang Pemuda, Senayan, Jakarta Pusat.
> Tepatnya di lahan yang pada tahun 70 hingga-90-an di kenal dengan nama
> Taman Ria Remaja.
>
> PT Lippo Karawaci Tbk adalah pengembang yang akan mengelola kawasan
> tersebut. Sedangkan pembangunannya dilaksanakan oleh Plkko Group. Head
> Corporate Communications PT Lippo Karawaci Tbk Danang Kemayan Jati saat
> dihubungi mengatakan, Lippo berniat mengelola kawasan bekas Taman Ria
> Senayan itu karena sudah mempunyai pengalaman dalam mengelola pusat
> belanja di kawasan Jakarta dan di kota besar lainnya di Indonesia.
>
> Setidaknya ada 25 mal di Jakarta yang dikelola oleh PT Lippo Karawaci
> Tbk. Di antaranya. Plasa Semanggi, Cibubur Junction, Megamal Pluit,
> Pejaten Village, termasuk mal baru yang akan segera dioperasikan. Kemang
> Village. Menurut Danang, areal bekas Taman Ria Senayan Itu, akan diubah
> sesuai konsep Life Entertainment Mall.
>
> Tapi kami hanya akan mengelolanya setelah bangunan selesai. Kalau soal
> pembangunan, tanyakan pada Plkko Group." ujar Danang. Tidak dijelaskan
> berapa investasi yang disiapkan Lippo untuk mengembangkan kawasan
> tersebut.
>
> Pantauan Warla Kota, Rabu (6/4). proses pembongkaran bangunan lama di
> lokasi tersebut sudah dimulai. Alat-alat berat mulai meruntuhkan dan
> menghancurkan bangunan-bangunan yang dulu pernah digunakan sebagai rumah
> makan, klub biliar, diskotek, dan toko pakaian ekspor.
>
> Meskipun Ijawasan sekitar eks Taman Ria sudah mulai dibongkar, namun
> aktivitas Restoran Pulau Dua tidak terganggu. Rumah makan itu sampai
> saat ini masih melayani pengunjung. CEO Plkko Group Nio Yantony seperti
> dikutip Kontan mengatakan, pembangunan di kawasan Itu memang menjadi
> tanggungjawab- nya. Diperkirakan pertengahan tahun depan, seluruh
> pekerjaan pembangunan rampung.
>
> "Setelah pembongkaran Itu selesai akan berkoordinasi lagi dengan semua
> pihak yang terlibat dalam kerja sama dalam mengelola kompleks Ini," kata
> Nlo. Kawasan seluas 10,5 hektar Itu kemungkinan besar hanya akan
> dibangun sekitar 50.000 meter per segi. Sedangkan bagian lahan berupa
> danau akan dipertahankan.
>
> Tempat nongkrong Kompleks Taman Ria Remaja Senayan dibangun tahun1970.
> di bawah pengelolaan Yayasan Ria Pembangunan. Kawasan Itu sempat menjadi
> tempat nongkrong remaja Ibu Kota yang terkenal, karena tersedia berbagai
> Jenis permainan.
>
> Tahun 1995, konsep kawasan Itu berubah, dan namanya, diganti menjadi
> menjadi Taman Ria Senayan. Kawasan itu kemudian dikelola oleh PT
> Arloblmo Laguna Perkasa, tahun 1997. Beberapa tahun terakhir, kegiatan
> bisnis di kawasan itu mulai surut, dengan ditutupnya tenan-tenan penyewa
> bangunan. Hingga akhirnya Lippo Group mengambil allhnya danakan dibangun
> mal dengan skema build, operate, dan transfer selama 30tahun, (ang).
> -----------------------------------
>
> --
> You received this message because you are subscribed to the Google Groups "GreenLifestyle" group - Share this email!
> To post to this group, send email to greenlifestyle@googlegroups.com
> To unsubscribe from this group, send email to greenlifestyle-unsubscribe@googlegroups.com
> For more options, visit this group at http://groups.google.com/group/greenlifestyle?hl=id

--
You received this message because you are subscribed to the Google Groups "GreenLifestyle" group - Share this email!
To post to this group, send email to greenlifestyle@googlegroups.com
To unsubscribe from this group, send email to greenlifestyle-unsubscribe@googlegroups.com
For more options, visit this group at http://groups.google.com/group/greenlifestyle?hl=id