Dear All, khususnya rekan-2 AL ytc.
Bang Ben terimakasih kronologisnya. Ya memang seperti itu, terimakasih informasinya, menurut saya kelirunya ialah waktu dimulainya Ibu-2 Kabinet Ria Pembangunan untuk memanfaatkan TRR itu (yang menurut saya waktu penggunaan/tata ruangnya itu masih 'proposional') artinya tak terlalu mengganggu konsep awal eksistensi perancangan TRR, yaitu sebagai fungsi tak terpisahkan dari Gedung MPR/DPR (fungsi pokok sikus sarana AC, sekaligus penampung air hujan/surface run off), lalu kontrak-mengointrak (DUIT!) demi keuntungan jangka pendek, kemudian berkembang sebagaimana kita semua tau - menjadi 'amburadul' seperti ini, dengan mengorbankan kepentingan "orang banyak" Apakah Mall yang ada masih kurang? ckckckc!
Terus terang karena sudah tidak sempat memperhatikan apalagi mengamati kronologis perbisnisan tsb. saya sangat kaget kebetulan terbaca dari koneksi websites (emails) ya baru tau di awal bulan Juli ini, karena ada yang MEMBUKA informasi sejauh ini dengan akan dibangunnya sebuah Mall lagi di tapak TRR. Kalau melihat rancangan bangunannya - akan sangat megah - dan eksklusif (aneh?) di lahan hijau tsb. Jadi masyarakat baru NGEH drai mailing lists. Kalau tau sebelumnya, ya tentu reaksi saya akan sama. Apalagi sudah beberapa bulan ini saya mendengar informasi, ternyata kompleks GBK juga akan 'hancur' dengan rencana dibangunnya gedung-2 megah, pertokoan (Mall lagi?) dll yang NON-Fasilitas OR yaitu di lapangan A, B, dan C (rangkaian gedung-2 latihan basket dan beladiri) dan ex-lapangan Putt Putt Golf (awal tahun kontrak habis) di seberang hotel Century.
Dengan adanya rencana demikian bang Ben, apakah anda tetap 'bahagia' dengan dirubahnya lahan hijau prasarana OR satu-2nya yang terbesar dan untuk semua penduduk (baik yang pendpatan renah, menengah maupun tinggi) di Jakarta ini? Hanya untuk memenuhi keinginan sekelompok penguasa/pejabat pengambil keputusan, dan para pemodal untuk mencari keuntungan dari lahan (ruang) hijau yang tinggal satu-2nya itu? Sebenarnya memang (dulu) waktu Mensesnegnya pak Moerdiono sudah ada semacam kontrak? Bahwa di dalam kawasan YGBK ini bangunan HANYA boleh seluas 20% saja dari seluruh tapak YGBK itu, juga demi adanya masukan untuk biaya pengelolaan kompleks OR megah tsb. Oki lalu dibagunlah Mall Plasenta, renovasi gedung kantor YGBK, KONI (sekarang Fedex). Eee tapi lalu meruak ke mana-2 bab penyakit kanker dgn dibangunnya banyak lagi struktur yang menurut saya salah lokasi itu, seperti Mall Sensi, ITC, dll. Sebagai AL yang handal dan smart! apa anda lebih setuju kalau lahan/RTH yang tinggal realtif sedikit dari sisa-sisa kerakusan pembangunan struktur yang buesar-2 itu? Bagaimana kita bisa 'bernafas'? dampaknya kan juga meruyak ke mana-2 a.l. kemacetan LL, dan banyak lagi.
Bolehlah dikatakan bahwa bila semua pembangunan-2 gedung-2 megah non OR itu maka para pengembanglah yang akan dapat dagingnya, sedang pengelola kawasan (termasuk Pemda DKI) lah yang hanya dapat tulangnya, masyarakat umum pelaku OR akan tak punya ruang untuk sekedar OR ringan demi kesehatan mereka (men sana in corpore sano?). jadi klo masyarakat SAKIT gara-2 tak punya ruang gerak yang sejulk, bersih dan hijau untuk OR dan rekreasi murah, lalu apa yang diharapkan dari manusia-2 yang akhirnya menjadi rakit maka produktivitas rendah, dst. dst.? Maaf bagi teman-2 yang sudah lebih dahulu tau bahkan ikut terlibat dalam proses pembuatannya (perancangan, lelang, dst), memang mungkin mereka belum tau konsep awal perancangan kompleks gedung MPR/DPR, kedua memang para AL sangat perlu mengejar pekerjaan ini untuk menghidupi konsultan/kontraktor AL-nya tentunya juga keluarga-2nya. Betul saya BELUM tau rencana perubagahn fungsi TRR sedahsyat itu sebelumnya, tapi yang saya dengar justru di bagian lain kaw. YGBK!
Udk, mbak Anggia dan saya sudah berusaha menanyakan keada YGBK dan sambil merekam apa yang bisa direkam (pepohonan yang akan jadi korban tsb) dan masih sedang dalam proses identifikasi, dll) dan karena kesibukan kita masing-2 angan-2 kita untuk merekam ini masih tertunda. Kita berdua lalu timbul ide setelah tau akan ada pembangunan besar-2an PASTINYA beberapa pohon seperti biasa akan menjadi korban pertama dengan mudahnya akan ditebang demi pembangunan apa pun itu. Padahal seperti anda tau, pepohonan di sana berumur +.- 50 tahunan, mohon dapat diamati sendiri, apakah manusia bisa membuat pohon yang tumbuhnya begitu sempurna kecuali Tuhan YME? Berapa nilai finansial yang bisa dikompensasi untuk beberapa tegakan Kaya snegal (atau sub sp apa?) yang sudah tumbuh optimal dan sangat fungsional bagi keseimbangan lingkungan kota itu?. Samalah kejamnya membabat hutan alam seperti yang kita lihat sekarang, berdampak pada tanah longsorm dan banir bila hujan lebat, siapa yang menderita? Apakah mereka-2 pemegang konsesi (Hak merusak hutan) baik pengusaha asing maupun DN? mereka sudah untung berlipat-lipat, masyarakat (lokal) yang kena dampanya. Jadi saya bukan (selalu) menentang PEMBANGUNAN, atau iri dengan begitu banyak keuntungan bagi sebagian kecil pengusaha dan penguasa dari pengorbanan pembangunan yang tak ramah lingkungan itu
Terutama bagi (khususnya) buat yang belum tahu - dan saya mengikutinya sejak TRR itu masih orisinal yaitu membangun RTH sebagai bagian tak terpisahkan dari proyek kompleks Gedung MPR/DPR secara utuh menyeluruh - bahkan dirangkaikan dengan pembangunan proyek GBK dan kompleks Gedung MWB. Saya (dgn Alm. sdr Supangat teman seangkatan) 'diajak Bpk Ir Slamet Wirasonjaya, MLA - selaku site-planner untuk ruang hijau seluruh kompleks tsb. termausk roof garden di atap "blenduk" dan plaza dgn Air mancurnya, dan 'hutan buatan' di samping Timur, gedung megah itu. Karena saya terlibat langsung di dalamnya sebagai arsitek lansekap (right after lulus D2/BLA AKAP Pemprov DGI Djakarta, Gub Ali Sadikin) dengan pekerjaan 'tata hijau' nya dari persiapan (rancangan) s/d menyiapkan bibit (nursery) a.l. dari KRB, dll.
Sebenarnya energi dan waktu saya sudah hampir habis membahas ini, apalagi membaca komentar-2 orang yang tidak/belum tau tentang konsep menyeluruh dari pembangunan proyek MPR/DPR (SEJARAH!) tsb.. Mohon maaf banyak kesalahan ketik karena selalu tergesa-gesa. Saya hanya bisa berdoa semoga mereka-2 itu bisa merubah rencananya dengan sebanyak mungkin memperhatikjan himbauan kami, orang kecil - ataupun saya pribadi yang sangat mencintai 'salah satu ciptaan Tuhan yaitu tanaman' sebab sangat vital bagi kehidupan kita. Tuhan memang menciptakan (menumbuhkan) tanaman untuk manusia, agar bisa hidup sehat dan bahagia. Sekian dan terimakasih. Salam hijau lestari.
Ning P
---------
From: benjamin99@rocketmail.com Sent: Monday, July 26, 2010 6:18 AM
TRRS: Tambah Runyam dan Ruwet Sekali ....
Indahnya perbedaan diantara teman, semoga menjadi rahmat bg profesi. Keep objective! Hindari kultur khas sebagian AL: Suka Nyerang Body!. Kronologis adlh hasil kerja bukan nyablak aja, koq!. Spy "dijalan yg benar". Met pagi, sob n all
-----------------
From: Hengki Heksanto <hengkiheksanto@yahoo.com> Date: Sun, 25 Jul 2010 06:47:18 -0700 (PDT)
Ya sudah, biarkan mereka dengan keterkaitannya masing2...kita toh pada saat semua point2 perjanjian tsb dibuat,tidak tahu dan tidak mungkin diajak untuk ikut berembug....
Jadi sekarang pada saat kita tahu bahwa "menurut kita sebaiknya lahan tersebut tetap menjadi ruang terbuka hijau atau taman kota..,maka kita mencoba menyampaikan pendapat,sesuai dengan profesi kita"
Minimal kita sudah menyampaikan pendapatnya,daripada diam atau mengiyakan tanpa berbuat apa2.
dan berpolemik sendiri. Terimakasih salam hq
-----------------
Jadi sekarang pada saat kita tahu bahwa "menurut kita sebaiknya lahan tersebut tetap menjadi ruang terbuka hijau atau taman kota..,maka kita mencoba menyampaikan pendapat,sesuai dengan profesi kita"
Minimal kita sudah menyampaikan pendapatnya,
dan berpolemik sendiri. Terimakasih salam hq
-----------------
Wah tambah runyam dan ruwet sekali ,,, aksi dan komentar kalian AL ini. Wong Kito keluar pakem suhu udah nikh, profesional dong!. Kenapa???.
Ini supaya dipahami KRONOLOGIS dan bertindak:
1 Taman Ria Senayan seluas 111.600 meter persegi disewakan kepada PT Ariobimo Laguna Perkasa sampai tahun 2035. Nama proyek bertema 'Play Ground Taman Ria Senayan.' Awalnya disewakan selama 20 tahun namun kemudian diubah jadi 30 tahun.
2 Sekretariat Negara (Wong Kito: SETNEG bukan SEKNEG) adalah pihak pengawas lahan-lahan milik negara menunjuk Gelora Bung Karno (GBK) sebagai pengelola resmi Taman Ria Senayan.
3 Berdasarkan keputusan Mensesneg No. 1/K/BP-Senayan/ 1992 tanggal 9 Maret 1992 tentang Izin Pemanfaatan Sebagian Tanah di Komplek Senayan, Jakarta maka pengelolaan Taman Ria Senayan diserahkan kepada Yayasan Karya Bhakti Ria Pembangunan (YKBRP) (d/h Yayasan Ria Pembangunan)
4 YKRBP kemudian menandatangani perjanjian pengalihan hak atas pengelolaan proyek Play Ground Taman Ria Senayan dengan PT Ariobimo Laguna Perkasa pada tanggal 19 April 1995. Perjanjian tersebut berlaku selama 20 tahun terhitung sejak ditandatanganinya perjanjian kerjasama.
5 Perjanjian kerjasama dengan PT Ariobimo selama 20 tahun kemudian diperpanjang menjadi 30 tahun pada 5 Mei 1997. Walhasil, PT Ariobimo berhak menggunakan lahan Taman Ria Senayan terhitung tanggal 19 April 1995 sampai 19 April 2025.
6 Tahun 2004, Setneg mencabut keputusannya terdahulu tentang Izin Pemanfaatan Sebagian Tanah di Komplek Senayan Jakarta kepada YKBRP. Dengan demikian, perjanjian dengan PT. Ariobimo dilanjutkan oleh pihak Gelora Bung Karno langsung pada tanggal 11 Juli 2008
7 Perjanjian baru antara Gelora Bung Karno dan PT Ariobimo, jangka waktu penyewaan lahan diperbarui menjadi 25 tahun (plus 2 tahun masa konstruksi), terhitung dari tanggal 11 Juli 2010 sampai 11 Juli 2035.
8 PT Ariobimo kemudian mengajukan surat permohonan perpanjangan masa konstruksi beserta pembebasan denda atau penalti. Namun permohonan tersebut tidak diterima oleh Gelora Bung Karno, sehingga PT Ariobimo harus segera membayar denda atas keterlambatan pembangunan konstruksi. sekitar Rp3,5 miliar.
9 PT Ariobimo diminta mempercepat pengurusan Amdal dan IMB, serta tidak melakukan kegiatan pembangunan, termasuk pemasangan tiang pancang, sebelumnya terbitnya Amdal dan IMB.
Terakhir adalah PT Lippo Karawaci Tbk hanya bertindak sebagai operator dalam rencana pembangunan mal di kawasan Taman Ria Senayan Lippo akan get involve di Taman Ria Senayan setelah malnya berdiri. Village Mall (Divisi Mall di bawah pengelolaan PT Lippo Karawaci Tbk) hanya sebagai operator bukan developer atau pengembang spt tulis Wong Kito!
Pisss and cheers!
------------------------