Dear all, Saya ingin berbagi sedikit tentang resolusi GL saya: Sudah beberapa tahun ini saya meminimalis penggunaan plastik kresek. Kemanapun saya sebisa mungkin membawa tas kain (banyak kan sekarang tas/goody bag yg memang didisain supaya bisa dilipat2 ukuran dompet), apalagi kalau jadwal belanja bulanan. Begitu saya dan suami pindah rumah, kami juga berusaha mencari tanaman yg bisa menghiasi halaman mungil kami. Selain menghijaukan mata saat bangun pagi, paling tidak supaya air bekas cucian beras/sayur/ikan yang ada tidak terbuang sia2, tapi bisa untuk menyiram tanaman2 tersebut. Saya mempunyai kios koran dan majalah. Saat menukar koran/majalah dengan edisi yang baru, saya dan suami selalu membawa tas terpal yang ukurannya cukup besar sehingga koran/tabloid tidak perlu dilipat. Menurut agency langganan kami, ada beberapa pemilik kios yang sama seperti kami, menolak kantong plastik untuk membawa majalah edisi terbarunya. Di dekat kios kami ada kios rokok yang juga menjual makanan dan minuman ringan yang hampir semuanya berwadah plastik. Kalau ada sampah plastik (terutama gelas plastik) yang pastinya berasal dari kios rokok tadi, tanpa banyak bicara saya masukkan ke kardus bekas tempat aqua gelas. Entah karena akhirnya sadar lingkungan atau karena tidak enak hati bekas jualan si kios rokok yang dibuang saya (yang tidak menjual sampah2 plastik itu), akhirnya si bapak penjual di kios rokok akhirnya mengikuti langkah saya. Sebenarnya hal ini saya lakukan karena saya merasa kurang nyaman dengan kedatangan pemulung2 yang keliling di tempat jualan kami. Biasanya mereka mengambil bekas gelas atau botol air mineral atau minuman ringan lainnya. Maka dari itu saya berinisiatif menempati barang2 plastik (terutama yang biasa diambil pemulung) di satu wadah sehingga mereka tidak perlu keliling2 di area kios2 kami. Kebetulan di belakang rumah mungil kami ada lahan kosong yang belum diolah milik kakek saya. Kebetulan saya dan suami diijinkan mengolah lahan kosong tersebut. Kami berencana untuk mengolah tanah tersebut menjadi perkebunan yang isinya tanaman2 untuk keperluan dapur seperti cabe, jeruk salam, pandan, dll. Bahkan kami sedang mencoba belajar budidaya jamur. Kalau memungkinan kami juga akan memelihara hewan ternak. Selain ide dan niat, sebenarnya tindakanlah yang sangat menentukan dan membuktikan kita benar2 perduli akan keakraban kita dengan alam atau tidak. Halaman sempit, waktu sedikit, kemalasan, sebenarnya bukan alasan untuk kita tidak menyumbang kontribusi untuk pelestarian alam kita tercinta ini. Tapi memang istilah "ala bisa karena biasa" menjadi kunci yang menjadikan sesuatu menjadi lebih baik atau lebih buruk. Memberi contoh amat sangat efektif supaya orang yang melihatnya meniru apa yang kita lakukan. Untuk itu, marilah kita melakukan kebiasan2 baik yang tidak merusak lingkungan hidup kita. Salam, -Dine- --- Pada Sel, 13/7/10, Shanty Syahril <sshanty@gmail.com> menulis:
|
--
You received this message because you are subscribed to the Google Groups "GreenLifestyle" group - Share this email!
To post to this group, send email to greenlifestyle@googlegroups.com
To unsubscribe from this group, send email to greenlifestyle-unsubscribe@googlegroups.com
For more options, visit this group at http://groups.google.com/group/greenlifestyle?hl=id