Teman2 GL yang baik...
Pola makan, memang sangat menarik untuk dibahas. Terutama karena dari makananlah pada umumnya kita, manusia yang salah satu unsur keberadaannya berupa fisik, otot, tulang, darah, dsb. Namun suplai energi, bukan satu2 melalui makanan. Saya pribadi, entah kenapa, pemahaman ini terbentuk begitu saja karena menganalisa dan mensintesa dari berbagai sumber (bacaan, pengamatan dan pengalaman) bahwa secara bertahap, pola makan itu perlu berubah.
Ketika dalam kandungan, kita makan darah, melalui tali puser yang terhubung dengan ibu kita. Kemudia lahir, sebagai orok kita perlu minum ASI, sebaiknya eksklusif selama 6 bulan, berubah lagi, kita perlu makanan tambahan, perlu karbohidrat, lemak dan protein, mungkin perlu juga dari hewani secukupnya (setau sy, nabi Muhammad mengkonsumsi daging setahun sekali, mungkin sy salah). Kemudian, beranjak usia dewasa hingga usia 40, pola makan 4 sehat 5 sempurna memang perlu. Memasuki usia jalan 41, sebaiknya puasa senin-kamis dan diet daging, gak perlu diharamkan.. kalo kepepet makan aja, lihat sikonnya deh.., nantinya usia jalan 51 (masih aturan bagi diri saya ya..) hanya mengkonsumsi makanan yang tidak dimasak api/listrik, seperti buah2an, susu segar dan air minum. di atas 60, nantinya sy berencana hanya mengkonsumsi air minum (aqua), disertai yoga/olah nafas yang teratur... Hehee... Sekarang usiaku 41.
Dengar2, baca2, semakin sederhana pola makan (fisik) kita, makin mudah meningkatkan kesadaran spiritual...
Salam,
anita
From: Deepak D. G. <ghindwani@gmail.com>
To: greenlifestyle@googlegroups.com
Sent: Tue, June 15, 2010 7:42:21 PM
Subject: Re: [greenlifestyle] Silent Revolution !!!
Pak Gunawan,
Saya sepakat dengan vegetarianisme dan saya sendiri adalah lacto vegetarian.
Tapi saya tidak sepakat anda mengatakan bahwa bahwa vegetarianisme yang lain adalah tidak murni sedangkan vegan adalah MURNI.
Kalimat semacam ini membentuk pemahaman putih dan hitam yang akan kontra produktif.
Buku Miracle of Enzymes dari Prof Hiromi Shinya juga tidak menyatakan yang hitam putih semacam ini.
Dampak susu bagi istri Hiromi sebagai orang jepang adalah berbeda bagi orang bule yang terbiasa minum susu. Hal ini dinyatakan oleh Hiromi sendiri.
Rahayu,
Deepak
Santalum Album wrote:
> Pak Mazmurin yang baik,
> Di milis ini tentunya yang dibicarakan adalah persoalan lingkungan hidup, termasuk issu kesehatan mahkluk didalamnya. Jadi tentunya pendapat teman-teman tentang produk GMO tadi juga telah disaring tanpa banyak melibatkan sentimen politik. Kalaupun ada menyerempet issu politik tentunya karena memang hal tersebut nyata, dan itu berkaitan erat dengan masalah lingkungan yang sedang kita bicarakan, namun bahasan kearah sana hanya selintas, dan tidak mendalam karena hal-hal yang telah saya sebut diatas.
>
> Sedangkan tentang istilah Vegetarian dan Vegan, ijinkan saya sedikit memberi koreksi.
> Umumnya Vegetarian masih belum seketat Vegan, ini tercermin dari adanya istilah Lacto-Ovo Vegetarian (masih mentoleransi konsumsi Susu dan telur) ; Lacto Vegetarian (masih mengkonsumsi Susu). Sementara Vegan sudah murni tidak mentolerir apapun yang berasal dari hewan (termasuk creamer utk minum kopi yg mengandung sodium-caseinate/produk turunan susu). Tentang Bawang: saya cenderung menganut istilah internasional dan tidak mengkaitkan dengan ajaran apapun, yaitu menggolongkan produk bawang sebagai produk non-hewani, jadi sangat boleh dikonsumsi! mau bawang merah, bawang putih, bawang Bombay, daun bawang prey, seberapa banyak sumonggo saja!.
>
> Saya sarankan Pak Mazmurin untuk meluangkan waktu membaca buku karangan Prof. Hiromi Shinya yang berjudul: "Miracle of Enzymes" dan buku-buku kesehatan lainnya; maka anda akan tahu betapa berbahayanya mengkonsumsi produk hewani. Memang tidak dapat dipungkiri bahwa daging dan lain-lain produk hewani memiliki cita rasa yang sangat menggugah selera. Namun haruskah kita memanjakan lidah kita dengan mengorbankan kesehatan tubuh kita?
> (catatan: saya sendiri tidak vegan sejak lahir, bahkan saya tidak suka makan sayuran hingga usia 40 th. Hingga kini sudah 16 th saya menjalani kehidupan sebagai Vegetarian dengan 2 tahun terakhir sebagai Vegan, dan merasa semakin sehat saja).
>
> Demikian pengalaman saya, semoga bermanfaat,
>
> Salam hijau selalu,
> G.Wibisono
>
> <http://suprememastertv.com/sos/>
>
>
> ------------------------------------------------------------------------
> **
-- You received this message because you are subscribed to the Google Groups "GreenLifestyle" group - Share this email!
To post to this group, send email to greenlifestyle@googlegroups.com
To unsubscribe from this group, send email to greenlifestyle-unsubscribe@googlegroups.com
For more options, visit this group at http://groups.google.com/group/greenlifestyle?hl=id
Pola makan, memang sangat menarik untuk dibahas. Terutama karena dari makananlah pada umumnya kita, manusia yang salah satu unsur keberadaannya berupa fisik, otot, tulang, darah, dsb. Namun suplai energi, bukan satu2 melalui makanan. Saya pribadi, entah kenapa, pemahaman ini terbentuk begitu saja karena menganalisa dan mensintesa dari berbagai sumber (bacaan, pengamatan dan pengalaman) bahwa secara bertahap, pola makan itu perlu berubah.
Ketika dalam kandungan, kita makan darah, melalui tali puser yang terhubung dengan ibu kita. Kemudia lahir, sebagai orok kita perlu minum ASI, sebaiknya eksklusif selama 6 bulan, berubah lagi, kita perlu makanan tambahan, perlu karbohidrat, lemak dan protein, mungkin perlu juga dari hewani secukupnya (setau sy, nabi Muhammad mengkonsumsi daging setahun sekali, mungkin sy salah). Kemudian, beranjak usia dewasa hingga usia 40, pola makan 4 sehat 5 sempurna memang perlu. Memasuki usia jalan 41, sebaiknya puasa senin-kamis dan diet daging, gak perlu diharamkan.. kalo kepepet makan aja, lihat sikonnya deh.., nantinya usia jalan 51 (masih aturan bagi diri saya ya..) hanya mengkonsumsi makanan yang tidak dimasak api/listrik, seperti buah2an, susu segar dan air minum. di atas 60, nantinya sy berencana hanya mengkonsumsi air minum (aqua), disertai yoga/olah nafas yang teratur... Hehee... Sekarang usiaku 41.
Dengar2, baca2, semakin sederhana pola makan (fisik) kita, makin mudah meningkatkan kesadaran spiritual...
Salam,
anita
From: Deepak D. G. <ghindwani@gmail.com>
To: greenlifestyle@googlegroups.com
Sent: Tue, June 15, 2010 7:42:21 PM
Subject: Re: [greenlifestyle] Silent Revolution !!!
Pak Gunawan,
Saya sepakat dengan vegetarianisme dan saya sendiri adalah lacto vegetarian.
Tapi saya tidak sepakat anda mengatakan bahwa bahwa vegetarianisme yang lain adalah tidak murni sedangkan vegan adalah MURNI.
Kalimat semacam ini membentuk pemahaman putih dan hitam yang akan kontra produktif.
Buku Miracle of Enzymes dari Prof Hiromi Shinya juga tidak menyatakan yang hitam putih semacam ini.
Dampak susu bagi istri Hiromi sebagai orang jepang adalah berbeda bagi orang bule yang terbiasa minum susu. Hal ini dinyatakan oleh Hiromi sendiri.
Rahayu,
Deepak
Santalum Album wrote:
> Pak Mazmurin yang baik,
> Di milis ini tentunya yang dibicarakan adalah persoalan lingkungan hidup, termasuk issu kesehatan mahkluk didalamnya. Jadi tentunya pendapat teman-teman tentang produk GMO tadi juga telah disaring tanpa banyak melibatkan sentimen politik. Kalaupun ada menyerempet issu politik tentunya karena memang hal tersebut nyata, dan itu berkaitan erat dengan masalah lingkungan yang sedang kita bicarakan, namun bahasan kearah sana hanya selintas, dan tidak mendalam karena hal-hal yang telah saya sebut diatas.
>
> Sedangkan tentang istilah Vegetarian dan Vegan, ijinkan saya sedikit memberi koreksi.
> Umumnya Vegetarian masih belum seketat Vegan, ini tercermin dari adanya istilah Lacto-Ovo Vegetarian (masih mentoleransi konsumsi Susu dan telur) ; Lacto Vegetarian (masih mengkonsumsi Susu). Sementara Vegan sudah murni tidak mentolerir apapun yang berasal dari hewan (termasuk creamer utk minum kopi yg mengandung sodium-caseinate/produk turunan susu). Tentang Bawang: saya cenderung menganut istilah internasional dan tidak mengkaitkan dengan ajaran apapun, yaitu menggolongkan produk bawang sebagai produk non-hewani, jadi sangat boleh dikonsumsi! mau bawang merah, bawang putih, bawang Bombay, daun bawang prey, seberapa banyak sumonggo saja!.
>
> Saya sarankan Pak Mazmurin untuk meluangkan waktu membaca buku karangan Prof. Hiromi Shinya yang berjudul: "Miracle of Enzymes" dan buku-buku kesehatan lainnya; maka anda akan tahu betapa berbahayanya mengkonsumsi produk hewani. Memang tidak dapat dipungkiri bahwa daging dan lain-lain produk hewani memiliki cita rasa yang sangat menggugah selera. Namun haruskah kita memanjakan lidah kita dengan mengorbankan kesehatan tubuh kita?
> (catatan: saya sendiri tidak vegan sejak lahir, bahkan saya tidak suka makan sayuran hingga usia 40 th. Hingga kini sudah 16 th saya menjalani kehidupan sebagai Vegetarian dengan 2 tahun terakhir sebagai Vegan, dan merasa semakin sehat saja).
>
> Demikian pengalaman saya, semoga bermanfaat,
>
> Salam hijau selalu,
> G.Wibisono
>
> <http://suprememastertv.com/sos/>
>
>
> ------------------------------------------------------------------------
> **
-- You received this message because you are subscribed to the Google Groups "GreenLifestyle" group - Share this email!
To post to this group, send email to greenlifestyle@googlegroups.com
To unsubscribe from this group, send email to greenlifestyle-unsubscribe@googlegroups.com
For more options, visit this group at http://groups.google.com/group/greenlifestyle?hl=id