NKRI-NUSANTARA yaitu:
POLYGAMI & BERANAK PINAK >5 ANAK adalah GAYA HIDUP memiliki DAMPAK
AMAT MERUSAK yang UTAMA bagi PEMBERDAYAAN SUMBERDAYA ALAM oleh MANUSIA
WARGA NKRI-NUSANTARA :)
Salam NKRI NeoLib Kreatif Rasional Hijau :D
HM
2010/6/13 Orang Tani <orang.tani@gmail.com>:
> Bener juga sih, banyak orang yang mengusulkan "Indone-sial" ini ruwatan
> dan ganti nama jadi NUSANTARA, karena memang nama itu yang sejak jaman
> Majapahit dipakai. Mungkin dengan itu bisa ganti lembaran baru.
>
> MZ: Jangan salah ngerti mbak. Kalau semua orang seperti aku, butuh berapa
> juta hektar tuh? kagak cukup tuh lahan yang ada.
>
> OT: Ya karena jumlah penduduk kita kebanyakan. Tahukah teman2 bahwa 60%
> pendudk Indonesia yang 240 juta itu tinggal di pulau Jawa semua - tenggelam
> nih pulau lama-lama keberatan muatan.
>
> Udah begitu konsentrasi tertinggi di Jabodetabek karena konsentrasi ekonomi
> di sana, makanya penuh sesak begitu.
>
> MZ: Lahan di desa mereka biarkan jadi semak nggak dikelola
>
> OT: Itu kembali lagi ke masalah pemerintah sekarang yang tidak pro petani
> dan tidak memfasilitasi pertanian untuk maju, sehingga orang desa kurang
> pengetahuan, kurang motivasi bertani dan lebih memilih ke kota biar jadi
> tukang ojek, pembantu, pengamen, pengemis, bahkan PSK, apa saja daripada di
> desa.
>
>
>
> Tentang ide membuat kampung secara ekslusif ? Ini sebetulnya kan kemarin
> timbul sehubungan dengan diperlukannya contoh atau model yang bisa
> ditampilkan di TV untuk ditonton dan mengispirasi masyarakat luas?
>
> Karena memang masyarakat kita itu mudah diopini oleh TV – selebriti – iklan
> – jadi kalau mau mengajak mereka berubah ya itulah salah satu caranya.
>
> Atau, kalau nggak ya berarti perlu "tangan besi" karena karakter orang
> Indonesia itu dikenal patrimonial, yaitu memerlukan seorang 'bapak' yang
> bisa dijadikan panutan, contohnya ya seperti Pak Harto dulu.
>
> Kalau ada pemimpin semacam itu (biarpun di level kabupaten saja), lalu dia
> memerintah gerakan perubahan (seperti penataran P4 dulu), ya pasti
> masyarakat akan bergerak.
>
>
>
> Oke, dengan demikian, Teman2 semua, melihat masukan kawan2 di sini,
> bagaimana kalau kita simpulkan bahwa:
>
>
>
> 1. Ternyata membuat perubahan gaya hidup secara integral melalui semacam
> 'transition town' di Indonesia itu tidak mungkin bisa dilakukan?
>
>
>
> 2. Karena masalahnya terlalu luas dan kompleks maka tanpa adanya perubahan
> di pihak pemerintah sendiri, masyarakat tidak mungkin dan tidak sanggup
> membuat perubahan yang berarti????
>
>
>
> Atau mungkin kesimpulan itu hanya berlaku untuk Jakarta dan kota besar saja?
> karena orang Jakarta sudah 'terjerat' dan terpaksa menjalani kehidupan dan
> aktifitas ekonomi kota besar????
>
>
>
> Dengan kerendahan hati saya mohoooon sekali komentar teman2 semua ttg
> kesimpulan di atas, karena ini bagian paling penting.
>
>
>
> Kalau memang begitu kesimpulannya ya nggak apa-apa kok, Kawan.
>
> Hidup akan tetap berjalan terus sambil berusaha memperbaiki diri, keluarga
> dan lingkungan sekitar saja, serta berdoa mudah2an ada perubahan berarti
> pada pemerintah (entah melalui cara apa :))). Milis GL juga akan terus!!!
>
>
>
> Selanjutnya kalau memang itu benar berarti saya cuma akan lanjutkan diskusi
> dengan Mbak Anita saja untuk melihat alternatif jalur PKK. Siapa tahu masih
> ada jalan di sana :))))
>
>
>
> Salam,
>
> OT
>
>
>
>
>>
>>
>> Soal konflik, memang banyak yang punya pikiran bahwa Indonesia adalah
>> Indone-sial yang harus ganti nama / ganti jadi federasi segala biar hilang
>> sialnya. Negara yang diberi kesuburan alami tetapi penduduknya miskin
>> melarat.
>> (lihat saja betapa mengenaskan yang berdesakan antri entah pembagian
>> sembako gratis entah sembako murah meriah, toh nyowo, bahkan ilang nyowo
>> segala. Coba kalau penduduknya kaya, mana mau antri begituan demi 5 kg
>> beras, 1 liter minyak, 1 kilo gula?).
>>
>>
>> Alhasil dari diskusi yang seru itu dihasilkan kesimpulan bahwa: tampaknya
>> negara kita memang harus menjadi negara federal, sulit sekali untuk bertahan
>> menjadi negara kesatuan kalau tidak mempunyai pemimpin "bertangan besi".
>>
>> Soal Suharto. Aku termasuk yang salut kepada beliau yang bisa bikin 1000
>> kepala manggut-manggut selama 32 th, tapi wong indone-sial maka hasil
>> akhirnya tetap saja sial. Apa kita butuh orang bertangan besi lagi? Aku
>> meragukannya.
>> Aku lebih suka jalan keluar federasi karena tetap Negara Kesatuan Republik
>> Indonesia NKRI tapi punya otonomi sendiri-sendiri dan biar berkembang dengan
>> sumber alamnya masing-masing. Cuma ya itu tetap usahakan Bhineka Tunggal
>> Ika.
>>
>> Bhineka Tunggal Ika adalah gagasan luar biasa yang tidak boleh
>> ditinggalkan. Ini kekayaan kita, jadi kalau saat ini kurang laku, ya harus
>> dipromosikan, diiklankan, dipasarkan lagi dengan gigih dan tak kenal lelah.
>> Justru karena kita ini majemuk segala-galanya, maka perekat ini amat penting
>> peranannya. Warisan dari jadul ini kita buat sebagai barang antik, yang
>> harus dijaga dan dipelihara jangan dirusak orang jahil. Ya katakan saja bak
>> menjaga lukisan van Gogh, atau Mona Lisa. Harus bisa dinikmati anak cucu
>> cicit kita.
>>
>> Soal orang barat individualis itu maksudku mereka tidak perduli apa agama
>> kita, tidak urusan apa budaya kita, mereka menerima kita apa adanya.
>> Aku suka itu.
>> Biarkan urusan akhirat adalah urusan pribadi orang itu sendiri. Tak perlu
>> menyeragamkan, atau membuatnya harus sama dengan yang aku imani.
>> Aku lebih suka slogan agamamu agamamu, imanku imanku.
>> Sayangnya di Indonesia orang belum mau menyadari adanya kebutuhan hidup
>> berdampingan secara Bhineka Tunggal Ika itu. Bhineka itu bagi orang
>> Indonesia agaknya tabu. Maunya Ika nya doang, seragam. Keanekaragaman
>> membuat mereka sepet mata. Padahal bagiku indah.
>>
>> Vegetarian. Jelas aku bukan vegetarian ya, karena aku makan ikan dengan
>> lahapnya. Apalagi kalau bilang pecel Lele, atau gurame bakar. nyam nyam
>> nyam. Aku bukan penganut agama yang melarang makan hewan bernyawa. Aku makan
>> sayur mayur baik lalapan maupun yang dimasak karena memang aku suka.
>> Karedok, pecel, gado-gado, pecel kangkung, urapan, trancam, gadon etc adalah
>> kesukaanku.
>> Biarkan orang lain makan apa yang mereka suka. Bestik, rawon, sop buntut,
>> galantin, hamburger, empal gentong, ayam goreng, bebek panggang, sate
>> kambing bagi orang lain unharmfull bagiku harmfull.
>> Biarin saja orang Amrik makan daging 6 kali lipat. Aku tidak keberatan
>> karena memang badanku lain dengan badan mereka. Aku kan kecil, aku tidak
>> butuh makanan sebanyak orang Amrik yang lengan tangannya saja segede
>> kempolku. Aku sehari makan nasi merah separoh piring cukup kok. Nggak lapar.
>>
>> Aku kagak tanya kok, aku sharing saja.
>>
>> Aku punya usul-usul yang bisa dilakukan oleh diri sendiri,
>> sendiri-sendiri, di tempat sendiri, tanpa harus bikin community seragam.
>> Seperti biopori, sudahkah halaman rumah anda ada biopori yang akan
>> menyalurkan air kembali ke dalam tanah?
>> Belum? Buatlah. Cukup bikin lubang dalam katakan saja 1-2 meter dengan
>> diameter 15cm, dan bagian bawahnya kasih sampah daun-daunan, dan air hujan
>> akan masuk ke biopori menjadi air tanah. Kamu bisa. Kita bayangkan bila ada
>> sejuta rumah bikin biopori yang bisa menyerap air 100 liter sepanjang musim
>> hujan, maka akan ada 100juta liter air yang masuk menjadi air dalam tanah.
>> Padahal rumah kagak cuma sejuta doang jumlahnya, dan air kagak cuma 100
>> liter yang bisa masuk biopori sepanjang musim hujan.
>> Ini gerakan sendiri sendiri yang hasilnya untuk bersama.
>> Dalam diskusi ini aku tidak menentang kampung hijau, tapi melihat bahwa
>> susah mewujudkannya karena di Indonesia ini orang belum bisa toleransi pada
>> orang lain yang punya pandangan lain, iman lain, agama lain, cara lain,
>> kebudayaan lain, etc.
>>
>> hanya itu intinya. Transition Towns? itu luar negeri bo. Dalam negeri lain
>> ceritera.
>> =========
>>
>>
>>
>>
>>
>>
>>
>>
>>
>>
>>
>>
>>
>>
>>
>>
>>
>>
>>
>> ________________________________
>> From: Orang Tani <orang.tani@gmail.com>
>> To: greenlifestyle@googlegroups.com
>> Sent: Fri, June 11, 2010 3:17:40 PM
>> Subject: Re: [greenlifestyle] Silent Revolution !!!
>>
>> Makasih Bung Mazmurin,
>>
>>
>>
>> Waduh, jadinya diskusi kita terpaksa belok seperti di milis2 lain,
>> hehehe... tapi nggak apa deh, kalau memang ini yang dimaui.
>>
>> Saya akan coba tanggapin satu-satu.
>>
>>
>>
>> 1. Pertama, saya salut pada orang seperti Anda yang dengan sengaja memilih
>> hidup di desa dan bertani, itu pilihan yang berani dan bertanggung jawab.
>> Seandainya banyak orang Indonesia seperti Anda pasti negara kita tidak akan
>> terlilit hutang, dan Jakarta tidak akan penuh-sesak seperti sekarang.
>>
>>
>>
>> 2. Mengenai konflik horisontal yang tidak berkesudahan?
>>
>> Hmm...tahukah Anda kalau banyak tulisan akademis yang menyebutkan
>> Indonesia ini sedang terancam "balkanisasi" ,
>>
>> ada yang menyebut "Indonesia, the next Kosovo", dsb.
>>
>> Lha gimana nggak konflik? kita sering lupa kalau Indonesia ini punya 4
>> agama besar ditambah agama-agama leluhur,
>>
>> ada 300 ethnic group, ada 700 bahasa dan dialek, dan tahukah Anda bahwa
>> Indonesia itu bukan negara yang berada dalam satu daratan besar seperti
>> negara lain, melainkan terdiri dari 17,504 pulau yang terpisah-pisah,
>> bayangkan Saudara ....**??@.. bukan main kompleksnya negeri ini, bukan?
>>
>>
>>
>> Nah, kalimat saya berikut ini telah memicu kontroversi yang luarrrr biasa
>> di milis IR, dalam dua hari diskusi tanggapan yang masuk sampai 285
>> posting....sampai bingung bacanya dan sampai terjadi perkelahian antar
>> sesama miliser sendiri, .... bener2 lucu dan seru...
>>
>> Saya bilang begini:
>>
>> "Jadi, itulah hebatnya Soeharto. Negara yang begini beragam dengan wilayah
>> yang terpisah2 ini ternyata memang membutuhkan seorang pemimpin "bertangan
>> besi" dan otoriter seperti dia. Meski ada kekeliruannya (karena dia bukan
>> Nabi) tapi jangan lupa bahwa selama 32 tahun itu negara kita relatif stabil,
>> dan Pak Harto termasuk "disegani" dan diperhitungkan oleh dunia
>> internasional, justru karena alasan itulah dia harus "jatuh" .........dan
>> krismon itu alat untuk menjatuhkan beliau... ..Kita tidak bisa kanak-kanak
>> menutup mata tentang kebaikan Soeharto dan begitu saja melupakan jasanya."
>>
>>
>>
>> Ada miliser yang membela mati2an Soeharto dengan segala argumentasinya,
>> ada yang bisa melihat benarnya dan salahnya, dan nggak kurang juga yang cuma
>> bisa melihat salahnya saja dan akhirnya berantem dengan yang membela.
>>
>>
>>
>> Alhasil dari diskusi yang seru itu dihasilkan kesimpulan bahwa: tampaknya
>> negara kita memang harus menjadi negara federal, sulit sekali untuk bertahan
>> menjadi negara kesatuan kalau tidak mempunyai pemimpin "bertangan besi".
>>
>>
>>
>> 3. Mengenai "bhineka tunggal ika" ?
>>
>> Setelah globalisasi menjungkir-balikkan Indonesia dan menggulingkan semua
>> adat-istiadat dan nilai-nilai Timur kita, mantra Bhineka Tungga Ika sekarang
>> sudah nggak "laku" Mas, bahkan agama dan ulama pun tersungkur tak berdaya
>> ditantang umatnya. Bukankah orang tua juga sudah nggak digubris oleh
>> anaknya? J))
>>
>>
>>
>> Bahkan ironisnya, gerakan civil society oleh para NGO pun seringkali
>> justru makin jauh menceraikan masyarakat kita dari nilai-nilai dan tradisi
>> Timur atas nama demokrasi dan HAM. Lha trus gimana mau ngajak berubah kepada
>> orang2 yang sudah nggak ada lagi yang ditakuti dan disungkani ini??? Kita
>> perlu another "tangan besi" atau desentralisasi/ otonomi daerah/ federasi
>> atau apa lah namanya.
>>
>>
>>
>> 4. Mengenai vegetarian?
>>
>> Kalau memang itu untuk alasam keimanan seperti 'ahimsa', tentu saja
>> silahkan. Tapi kalau alasannya lingkungan, yang nomer satu harus vegetarian
>> itu justru orang Amerika dan Eropa Barat karena mereka mengkonsumsi daging
>> 6X lebih banyak dari kita bangsa2 dunia ketiga. Lha wong petani dan kuli
>> kita makan daging sekali-sekali, paling sering ya makan indomie :)
>> jelas-jelas nggak bergizi, malah bisa merusak kalau terus2an, dan yang pasti
>> sih bikin Indofood makin untung dan berjaya ...:))))
>>
>>
>>
>> 5. Mengenai nggak setuju kalau nggak pakai pembantu:
>>
>> Ya monggo aja. Saya dulu juga pakai pembantu, malah dua-duanya ikut saya
>> lama, yang satu 17 tahun dan satunya 13 tahun. Keduanya saya carikan jodoh
>> dan saya nikahkan di kampung.
>>
>> (banyak PRT yang masih gadis susah cari jodoh karena nggak sempat ketemu
>> orang baik2 di Jakarta, kalau bisa ya para majikan membantu mereka menemukan
>> masa depannya, bayangkan saja kalau itu anak gadis kita sendiri).
>>
>>
>>
>> 6. Mengenai orang Barat yang individualis itu bagus?
>>
>> Eiit, jangan salah. Individualistis ini justru masalah terbesar mereka
>> (sama besarnya dengan orang Jakarta yang "numpang tidur" saja di rumah itu).
>>
>>
>>
>> Sebetulnya sifat keguyuban dalam kampung, nilai2 keluarga dan kekerabatan,
>> adat-istiadat, kearifan lokal, juga ikatan keagamaan yang kalau bagi Muslim
>> disebut "ummat" itu masih ada di masyarakat kita, terutama di kota kecil dan
>> desa.
>>
>> Itu justru POSITIF, jangan malah dilihat negatif. Itu justru harus
>> dihidupkan dan dipupuk bukan dibuang. Orang Barat justru iri melihat kita
>> masih punya itu semua. Di dalam ikatan keluarga dan komunitas yang kokoh
>> terpelihara itulah tersimpan makna hidup yang sesungguhnya.
>>
>>
>>
>> 6. Mengenai adem-ayem:
>>
>> Lha kalau sudah adem-ayem gitu kenapa Anda tanya lagi.
>>
>>
>>
>> Salam,
>>
>> OT
>>
>>
>>
>> 2010/6/11 <mazmurin@yahoo.com>
>>>
>>> Hallo teman-teman terutama Yth Orang Tani (di NZ).
>>>
>>> Hidup berdampingan secara bhineka tunggal ika, adalah cita-cita luhur
>>> yang gampang disebut susah dijalani.
>>> Baru-baru ini bulan Juni 2010, kita lihat di Rawabuaya dan Duri Kosambi,
>>> perang antar etnis yang meluluhlantakkan lapak kayu bekas orang dari etnis
>>> pendatang.
>>> Di Singkawang bulan akhir Mei - Juni 2010 ini kita lihat penindasan
>>> mayoritas kepada minoritas.
>>> Di Papua perang antar kampung amat sering kita dengar dan tonton di TV.
>>> Foto anak panah nancap di payudara dan leher polisipun aku punya.
>>> Dulu perang antar Suku asli di Kalimantan melawan pendatang juga
>>> mengerikan dan banyak korbannya. Dulu kita saksikan di internet, kepala
>>> nancap di tombak dan pagar. Ngeri.
>>> Perang di Aceh juga bertahun-tahun menghantui orang Aceh.
>>> Perang kecil-kecilan.
>>> Perang kecil ini sering terjadi sekarang ini juga walaupun punya slogan
>>> penting: Bhineka Tunggal Ika TAPI dimulut doang, tidak dihayati.
>>> aku akui itu.
>>> Perang kecil-kecilan ini membahayakan fisik secara langsung karena pakai
>>> senjata dan membakar dengan api yang ganas.
>>> Perang yang anda maksudkan memang tidak terasa wong tidak pakai senjata.
>>> Aku akui juga walaupun terasa bukan seperti perang beneran.
>>> Di masa yang ada perang besar atau kecil kita terancam baik harta, nyawa,
>>> kehormatan (pemerkosaan), dan pelecehan hak asasi manusia kita.
>>> Itu yang aku maksudkan dengan mana bisa kita mensukseskan suatu program
>>> bersama untuk go green?
>>> go ashes malah pas.
>>> Di NZ yang aman dan tenteram, di OZ yang juga idem dito, aku percaya bisa
>>> ada Transition Towns. Orang cuek soal pribadi orang lain. individualis kata
>>> orang.
>>>
>>> Jadi bagiku ketenteraman hidup adalah nomor satu yang dibangun dari
>>> kerukunan orang yang berbeda-beda dlm hal apa saja.
>>> Dalam saat hidup tenteram inilah kita bisa mengusahakan Kampung Hijau
>>> atau Transition Towns etc, karena penghuninya tidak gontok-gontokan soal
>>> budaya, agama, moral, kepercayaan etc.
>>> Bayangkan sudah didanai sudah diusahakan terbentuknya Kampung Hijau, dan
>>> penghuni sudah mulai pindah menempatinya, eh berantakan soal rumah ibadat
>>> yang boleh dibangun atau tidak boleh.......piye jal? Belum nanti soal
>>> bahasanya, soal moralnya, soal budayanya, soal cara berpakaian, soal cara
>>> bermusik, soal tetak bengek aturannya. Piye Jal?
>>>
>>> Jadi apa yang bisa kita buat dalam masyarakat yang majemuk ini yang belum
>>> bisa mempertahankan asas Bhineka Tunggal Ika dalam hidupnya sehari-hari?
>>> Ya ubahlah dirimu sendiri dulu.
>>> Ajak orang lain berubah juga.
>>> Tapi mengumpulkan orang dalam satu ruang exclusive? nanti dulu deh.
>>>
>>> Aku kurang setuju kalau orang tidak boleh ke mall shopping, aku tidak
>>> setuju kalau orang tidak boleh mempekerjakan pembantu, aku kurang setuju kok
>>> dilarang bikin jalan toll, aku kurang setuju kalau semua harus vegetarian
>>> karena akan kekurangan/defisiensi Taurin yang tak ada di nabati dan hanya
>>> ada di hewani, lebih setuju vegan yang tetap makan ayam dan ikan, aku kurang
>>> setuju banyak hal deh.
>>>
>>> Apa yang aku anjurkan adalah sbb:
>>>
>>> Mari mulai dari diri sendiri:
>>> 1. Bikin biopori, ini lubang akan menyerap air yang ada masuk ke dalam
>>> tanah. Halaman rumahmu dan tetangga-tetanggamu itu bisa dibuatkan biopori.
>>> Ukurannya kecil kok paling diameter 15-20cm cukup.
>>> 2. Tanamlah pohon (aku tawarkan pohon buah-buahan biar asyik karena enak
>>> lho buah itu: Jeruk bali, Jambu, nanas, pepaya itu contoh yang pohon tidak
>>> tinggi tapi rajin berbuah tanpa musim-musiman dan daerah dataran rendah).
>>> Pohon lain boleh boleh saja lho. karena satu pohon akan menyerap CO2 dan
>>> menghasilkan oxygen demi manusia.
>>> 3. Mari didukung dengan nyata penemuan baru bahan bakar tergantikan
>>> seperti bioetanol, seperti minyak jarak etc. Maksudku bila solar dicampuri
>>> minyak jarak dan kadarnya dinaikkan dinaikkan lagi kagak perlulah mengomel.
>>> Kalau bisa malah anda yang menciptakan bahan bakar alternatif yang
>>> tergantikan yang bukan dari fosil yang tak tergantikan lagi.
>>> 4 Bila dimungkinkan amat mendukung biking ke kantor, ke sekolah, ke mana
>>> saja tujuan pergi anda untuk jarak dekat, selain sehat irit bahan bakar dan
>>> hemat isi dompet. Paling-paling kempolnya saja yang tambah gede dan makannya
>>> saja yang tanduk, tapi ingat jangan yang Karbohydrat. Jantung good, liver
>>> good, ginjal good, peredaran darah good, hormon eicosanoids baik akan banyak
>>> muncul.
>>> 5. Open minded atau terbuka akan segala sesuatu yang ditemukan orang
>>> untuk mengantisipasi kelelahan bumi ini. Bukan untuk kita melainkan untuk
>>> anak cucu kita.
>>> Demikian urun rembug saya soal penghijauan ini.
>>> Aku sendiri adalah petani karena memijahkan lele, menanam buah naga dan
>>> pisang cavendish serta pepaya IPB di lahan di kaki gunung Ungaran Jateng.
>>> Jadi go green itu bagiku sudah dari dulu aku lakukan.
>>> Bagi yang ingin pesan: Indukan Lele Sangkuriang dan Phyton, aku ada.
>>> Bagi yang ingin pesan bibit Pisang Cavendish, aku juga ada.
>>> Sayangnya aku bukan petani organik, aku masih pakai NPK, masih pakai
>>> pestisida, kasih makan lele bukan hanya cacing sutera tapi juga pellet etc.
>>> Tapi pupuk utamaku adalah pupuk yang aku buat sendiri dari kotoran Cacing
>>> Lumbricus rubellus yang aku kasih makan gedebog pisang.
>>> Hidupku lamban karena mengikuti gerak tumbuhnya tanaman, tetapi tenteram,
>>> adem, ayem.
>>>
>>> Selamat go green.
>>>
>>>
>>>
>>> ________________________________
>>> From: Orang Tani <orang.tani@gmail.com>
>>> To: greenlifestyle@googlegroups.com
>>> Sent: Fri, June 11, 2010 7:49:08 AM
>>> Subject: Re: [greenlifestyle] Silent Revolution !!!
>>>
>>> Emang sekarang nggak perang terus, Bung?
>>> Sekarang perangnya nggak pakai senjata, tentaranya juga nggak pakai
>>> seragam, makanya orang nggak terasa dan nggak keliatan siapa lawan siapa.
>>> Yang jelas tahu-tahu ekonomi amburadul, hutang jadi tambah banyak, VCD
>>> porno 20 juta keping beredar, pencandu narkoba 6 juta anak muda, petani
>>> hidup ngos-ngosan, kota besar jadi pengap karena pemerintah cuma mikir bikin
>>> jalan tol lagi dan lagi (yang akhirnya bikin orang beli mobil lagi dan
>>> lagi sehingga makin untunglah si industri mobil dan makin banyaklah hutang
>>> Indonesia pada negara kreditor .....:))))
>>>
>>> Daripada kita bicara yang ini jadi ke mana-mana dan berminggu-minggu
>>> nggak selesai yang saya bilang di email ke Mas Idung kemarin "cape deh",
>>> lebih baik di milis GL yang ijo royo-royo ini kita bicarakan tentang apakah
>>> masih ada yang bisa kita lakukan di tengah keadaan yang pengap ini?
>>>
>>> O ya satu lagi, kalau Anda cari bukti lebih bahagianya generasi yang
>>> lalu, kebetulan saya baru saja mempelajari masyarakat Bali.
>>> Kata seorang pendeta di sana, ternyata sekarang "parama shanti"
>>> (kedamaian di ruang spiritual) sudah hilang dari masyarakat Bali, saya kaget
>>> ternyata angka bunuh diri di Bali meningkat dari tahun ke tahun, bahkan ada
>>> yang mengatakan tertinggi di Asia. Juga angka perceraian di sana makin hari
>>> makin tinggi. Mereka jadi bingung kenapa orang Bali yang dulu lebih miskin
>>> materi dan buta huruf bisa lebih "shanti" dan lebih rukun, sedang sekarang
>>> dengan jumlah sarjana berlimpah dan Bali jadi kaya mereka malah makin sulit
>>> untuk "shanti".
>>>
>>> Saya pernah buat tulisan pendek setelah baca buku tentang modernity dan
>>> gangguan jiwa pada manusia modern, "The Age of Insanity - Modernity and
>>> Mental Health" karya seorang psikolog John Schumaker. Silakan Bung Mazmurin
>>> membaca tulisan tsb:
>>>
>>> http://www.scribd.com/doc/24802041/Ternyata-Amerika-Itu-Ada-Di-Kampungku
>>>
>>> Salam,
>>> OT
>>>
>>>
>>>
>>>
>>> 2010/6/11 <mazmurin@yahoo.com>
>>>>
>>>> bahwa justru "si prihatin" ini lebih tentram bahagia dibanding si
>>>> hedonis yang berfoya-foya. Lihatlah generasi sebelum kita yang lebih miskin
>>>> materi bisa lebih ayem disbanding orang modern yang gelisah entah karena
>>>> apa….:))
>>>>
>>>>
>>>>
>>>> KOK TAHU????
>>>> Pernah ngalami?
>>>> Ingat mereka itu perang terus menerus lho.
>>>>
>>>> ________________________________
>>>> From: Orang Tani <orang.tani@gmail.com>
>>>> To: greenlifestyle@googlegroups.com
>>>> Sent: Thu, June 10, 2010 3:55:05 PM
>>>> Subject: Re: [greenlifestyle] Silent Revolution !!!
>>>>
>>>> Thanks komentarnya Mas Bintang,
>>>>
>>>>
>>>>
>>>> Hehehehe……. memang kalau saya diminta membuat satu atau dua judul besar
>>>> buat permasalahan kita, saya akan buat sbb:
>>>>
>>>>
>>>>
>>>> Tahukan Teman, ternyata peradaban modern ini Salah Jalan, lho?
>>>>
>>>>
>>>>
>>>> Atau:
>>>>
>>>>
>>>>
>>>> Tahukah Anda ternyata, semua masalah di zaman modern ini berasal dari
>>>> kesalahan cara berfikir manusia modern lho?
>>>>
>>>>
>>>>
>>>> Kenapa Salah?
>>>>
>>>>
>>>>
>>>> Ya karena tidak mematuhi rambu-rambu dari Sang Pencipta yang memiliki
>>>> kehidupan.
>>>>
>>>>
>>>>
>>>> Karena itulah maka, saya sepemdapat dengan Anda, bahwa gerakan semacam
>>>> ini akan ditantang dengan pertanyaan seperti tadi: lha untuk apa kalau
>>>> akhirnya disuruh prihatin? Karena, si penanya tidak tahu, dan tidak pernah
>>>> diajari lagi, dan tidak pernah merasakan sendiri, bahwa justru "si prihatin"
>>>> ini lebih tentram bahagia dibanding si hedonis yang berfoya-foya. Lihatlah
>>>> generasi sebelum kita yang lebih miskin materi bisa lebih ayem disbanding
>>>> orang modern yang gelisah entah karena apa….:))
>>>>
>>>>
>>>>
>>>> Saya sependapat kalau ide ini harus divisualisasikan di TV, karena itu
>>>> saya memang sedang mencari komunitas tradisional yang bisa dijadikan
>>>> show-case seperti itu, dan di hari begini itu bukan pekerjaan mudah, seperti
>>>> mencari jarum dalam jerami.
>>>>
>>>>
>>>>
>>>> Saya bahkan menduga (hipotesa) bahwa hanya komunitas religius (karena
>>>> mereka masih mempercayai otoritas agama) lah yang masih mau diubah kalau
>>>> pemimpinnya sanggup membimbing (kalau spiritual vis-à-vis religious lebih
>>>> susah diukurnya, Mas, jadi saya rasa lebih mudah melihat relijiusitas
>>>> komunitas saja).
>>>>
>>>>
>>>>
>>>> Bahkan saya sering tersenyum sendiri berfikir mungkin seperti inilah
>>>> dulu pekerjaan berat para Nabi membawa perubahan di dalam masyarakatnya
>>>> :))))
>>>>
>>>>
>>>>
>>>> Ngomong2 kenapa Anda kok bilang "mbak Wardah yang selalu kritis?" Apa
>>>> kita pernah ketemu sebelumnya?
>>>>
>>>> Saya bukan Wardah Hafidz yang terkenal itu lho..... saya cuma seorang
>>>> Wardah yang lain, dan riset ini riset PhD saya di NZ .......
>>>>
>>>>
>>>>
>>>> Salam,
>>>>
>>>> wardah
>>>>
>>>>
>>>> 2010/6/10 <bintangnugroho@yahoo.com>
>>>>>
>>>>> Mbak Wardah yg selalu kritis,
>>>>>
>>>>> 1. Konsep transition town itu sangat logis. Bahwa yang merespon belum
>>>>> banyak itu juga logis. Kalau yang menentang akan banyak pun masuk akal.
>>>>> Meski disebut transisi, artinya akan cukup mengakomodasi kebutuhan
>>>>> peralihan, namun saya yakin banyak sekali orang yg jadi kurang senang ketika
>>>>> membayangkan apa yg akan diperolehnya di ujung transisi ini : lha cuma
>>>>> tambah 'susah' aja gitu kok dituju ??? Skrg ada pembantu, nanti justru
>>>>> kerjakan sendiri saat sdh makin tua, apa enaknya ? Skrg ada kerjaan akibat
>>>>> kemalasan org kaya (mencuci pakai mesin cuci, kesana kemari naik motor enak
>>>>> toh ?), nanti jungkir balik mencangkul lagi di sawah, buruh tani, suatu
>>>>> pekerjaan yg bahkan 50 thn lalu sdh ditanggalkan orangtua dan milih
>>>>> menggelandang di kota atau membabu di negara tetangga ...
>>>>>
>>>>> 2. Tapi jelas, saya pendukung gagasan Transition Town. Pengalaman saya
>>>>> : merubah keluarga sendiri itu sulittt. Ada kontradiksi yg perlu
>>>>> diselaraskan krn sgt esensial. Hal itu berupa pertanyaan : " jadi buat apa
>>>>> selama ini kita hidup dgn berjuang mati2an demi kenyaman hidup ? Percuma
>>>>> dong kalau ujungnya disuruh prihatin lagi. Salah jalan dong kita, karena
>>>>> harus balik lagi" ... Iya kawan, iya anakku, baru sekarang kita tahu bahwa
>>>>> kita tersesat Mari mencari jalan yang benar sekarang. "Aaah, itu kan bukan
>>>>> salah saya, itu salah kalian orang yang lebih tua yang keliru memasang
>>>>> rambu, sembarangan pasang petunjuk. Kalian enak sdh cukup mengenyam
>>>>> kenyamanan hidup, kami yg sdg susah2nya diminta menjauh dari kenyamanan yg
>>>>> sdh selama ini kami bayangkan menjadi upah atas kerjakeras kami. Tidak adil
>>>>> dong...".... Kawanku, anakku, perubahan ini adalah keniscyaan, pasti harus
>>>>> kita lakukan, atau kebuntuan sosial dan kemandegan ekologi memaksa kita
>>>>> membunuh diri bersama. .... "Itu filsafat org yang sdh mengenyam kenikmatan.
>>>>> Sorry otak kami sudah tak punya kuota unt filsafat, yg tersisa hanya kita
>>>>> bertahan di jaman persaingan dan mengais kebahagiaan yg mungkin tercecer di
>>>>> kubangan darah, keringat (dan maksiat ? he he he skdar persajakan belaka)
>>>>> bernama kota. Dst dst.
>>>>>
>>>>> 3. Jadi begini Mbak, transition town (TT) itu mestinya dibangun di
>>>>> atas, istilah karangan saya, 'ecological transcendent' - kesadaran akan
>>>>> rencana Ilahi dlm tanda-tanda ekologis. Kita mesti berpijak di atas ranah
>>>>> spiritual (tdk identik dg agama) untuk menumbuhkan kesadaran dan niat yg
>>>>> cukup kokoh saat membangun TT itu. Cara konkritnya ?
>>>>> Kita isi layar TV kita dgn tontonan inspiratif selain kotbah : reality
>>>>> show dari kampung-kampung yang tercerahkan menjadi embrio TT. Reality show
>>>>> dari komunitas / keluarga yang layak menjadi model penghuni TT. Reality show
>>>>> dari sekumpulan org yang membangun permukiman baru, eco-techno-tribalism di
>>>>> satu gugus pulau di kep Seribu, mulai dari nol spt Robinson Cruiz, atau di
>>>>> tengah kampung kumuh di Kalipasir, Jkt misalnya, ditayangan rutin per
>>>>> minggu, live. Kita lihat, apakah mereka menerapkan KB? Mestinya iya.
>>>>>
>>>>> Saya percaya mata saya, spt juga kebanyakan org. "Seeing is believing".
>>>>> Itu sebabnya TV dan Facebook dpt merubah dunia...
>>>>>
>>>>> 5. Ini nyanyian pagi, yg bersemangat unt menyambut tawaran anda. Ide
>>>>> yang cemerlang akan punya kaki dan tangan yg cepat tumbuh. Penyebaran
>>>>> gagasan ini melalui 'pintu masuk mereka' yaitu media bergambar, kita
>>>>> harapkan bisa mengarahkan lebih banyak lagi orang keluar melalui "pintu kita
>>>>> bersama".
>>>>>
>>>>> Salam.
>>>>> Bintang
>>>>>
>>>>>
>>>>>
>>>>> Sent from my BlackBerry®
>>>>> powered by Sinyal Kuat INDOSAT
>>>>>
>>>>> ________________________________
>>>>> From: Orang Tani <orang.tani@gmail.com>
>>>>> Sender: greenlifestyle@googlegroups.com
>>>>> Date: Wed, 9 Jun 2010 18:30:58 +0700
>>>>> To: <greenlifestyle@googlegroups.com>
>>>>> ReplyTo: greenlifestyle@googlegroups.com
>>>>> Subject: Re: [greenlifestyle] Silent Revolution !!!
>>>>> Begini Mas Idung,
>>>>>
>>>>> Sebetulnya ada atau tidak adanya ancaman perubahan iklim pun, keadaan
>>>>> bumi sudah begitu payah melayani manusia dengan gaya hidup modern yang
>>>>> konsumtif ini, sementara ketersediaan sumberdaya alam makin merosot (ini
>>>>> banyak buktinya).
>>>>> Ancaman yang lebih nyata adalah Peak Oil alias habisnya minyak bumi
>>>>> karena itu didukung dengan bukti yang tak terbantahkan (bahkan di negara
>>>>> kita, saya memiliki data2 akuratnya), karena bahan bakar fossil ini bukan
>>>>> hanya kita pakai untuk fuel tapi semua gaya hidup modern kita ditunjang oleh
>>>>> barang2 yang bahan bakunya dari petroleum.
>>>>>
>>>>> Mengenai perubahan iklim meski banyak juga tanda-tanda yang mengarah ke
>>>>> sana, tapi menurut saya ancaman itu kurang signifikan kalau dibanding
>>>>> besarnya ancaman bencana ekologis yang lain. Kita mengurangi emisi bisa
>>>>> dibilang tidak akan mengubah banyak, karena yang paling banyak menyumbang
>>>>> emisi itu justru negara maju, bukan kita.
>>>>> Silakan lihat jejak karbon negara-negara terlampir. Anda bisa lihat
>>>>> bahwa biang keladi kerusakan lingkungan adalah US dan negara maju lainnya,
>>>>> carbon footprint negara msikin seperti kita justru sangat keciil sekali.
>>>>> Memang kita gunduli hutan dan kita kuras tambang2 , tapi yang mengkonsumsi
>>>>> juga mereka juga (di samping tentu saja termasuk orang jakarta yang
>>>>> konsumtif ini, hehehe...., meski bukan orang2 miskin di desa).
>>>>>
>>>>> Gerakan 'transition town' sedang dilancarkan masyarakat di negara maju
>>>>> sejak tahun 2004. Memang transition town movement ini masih sangat muda
>>>>> umurnya tapi berkembang cukup cepat karena adanya ancaman Peak Oil dan
>>>>> Climate Change, meski pada dasarnya tanpa kedua ancaman tersebutpun mereka
>>>>> merasa perlu melakukan restoration (menata kembali) lingkungan alam dan
>>>>> lingkungan sosial yang sudah berantakan akibat modernisasi di sana.
>>>>>
>>>>> Karena masih berusia muda gerakan ini belum terbukti keefektifannya
>>>>> melawan laju kecepatan kerusakan lingkungan dan sosial di dalam skala besar
>>>>> mengingat begitu kuatnya arus konsumerisme dan industrialisasi serta kuatnya
>>>>> genggaman korporasi/dunia bisnis dalam menentukan policy pemerintah. Tetapi
>>>>> dalam skala kecil, skala komunitas lokal (desa/kampung), bisa dikatakan
>>>>> gerakan mereka terbukti berhasil: penduduknya menjadi hemat energi,
>>>>> mengurangi pemakaian kendaraan bermotor diganti sepeda, menanam sayur di
>>>>> rumah dan di community garden, mereka tidak membeli barang2 impor, mengubah
>>>>> gaya hidup menjadi sederhana, keluarga mereka tanpa TV, berhenti makan fast
>>>>> food dan kembali memasak, suami-istri mengerjakan sendiri semua keperluan di
>>>>> rumah bahkan merenovasi rumah sendiri :)), mereka membuat tempat penjualan
>>>>> barang bekas, cloth recycle, mereka membuat worm farm (cacing) untuk memakan
>>>>> sampah dapur dan dijadikan kompos, pendidikan lingkungan di sekolah, dsb.
>>>>> Biarpun belum mengubah seluruh negara bisa dikatakan gerakan itu
>>>>> berhasil karena sebetulnya esensi perubahan itu biarpun hanya terjadi di
>>>>> level individu, keluarga dan kampung saja kan sudah bisa dibilang berhasil?
>>>>>
>>>>> Nah keadaan kita di Indonesia sebetulnya bisa dibilang jauh lebih parah
>>>>> dari kerusakan di negara maju baik alam maupun sosialnya…….(saya jadi sulit
>>>>> mau melanjutkan bicara)……saya kira Anda sudah cukup tahu. Perekonomian
>>>>> negara kita dibangun dari industri ekstraktif (menguras sumberdaya alam)
>>>>> yang berbasis export-oriented industry, serta masuknya modal asing dari
>>>>> perekonomian global membuat Indonesia makin tak terkendali, ditambah lagi
>>>>> perdagangan bebas Free Trade, jadi lengkap sudah.
>>>>> …….Kalau bicara masalah ini kita bisa berminggu-2 nggak selesai karena
>>>>> akan panjang dan lebar menyangkut ke mana-mana, ya ekonomi global, ya
>>>>> konspirasi, ya korupsi, ya global injustices, dsb, ...cape deh.
>>>>>
>>>>> Dalam situasi seperti ini saya melihat cuma ada satu cara, yaitu
>>>>> membuat gerakan transition town seperti di negara maju tsb untuk komunitas
>>>>> kecil di Indonesia (RT/RW/desa). Kalau banyak orang yang melakukan ini,
>>>>> apalagi kalau mereka terhubung dalam satu jaringan maka akan punya kekuatan
>>>>> untuk menuntut perubahan melalui UU otonomi daerah.
>>>>>
>>>>> Itulah maksud gagasan Kampung Perubahan ini, Mas. Kebetulan saya ikut
>>>>> partisipasi dalam satu transition town di Canterbury NZ jadi saya tahu apa
>>>>> saja yang mereka kerjakan .
>>>>> Yah, itupun kalau gagasan ini diterima, kalau nggak juga nggak apa-apa,
>>>>> hehehe...:)) setidaknya saya sudah mencoba menawarkan pada teman2 di kampung
>>>>> sendiri.
>>>>>
>>>>> Wardah
>>>>>
>>>>>
>>>>> 2010/6/9 idung risdiyanto <idungris@gmail.com>
>>>>>>
>>>>>> Salam,
>>>>>>
>>>>>> Ide-nya menarik juga....tapi ada yang mengganjal terutama masalah
>>>>>> perubahan iklim yang dianggap sebagai ancaman nomor 1 (kalau dari tulisannya
>>>>>> mbak Wardah). Sepanjang pengetahuan saya sebagai orang biasa.....saat ini
>>>>>> istilah "Perubahan Iklim" dan "Pemanasan Global" telah menjadi tren dan
>>>>>> seolah-olah seperti sebuah dogma/keyakinan/agama baru.
>>>>>>
>>>>>> Semua aspek selalu dikaitkan dengan perubahan iklim dan pemanasan
>>>>>> global, misalnya kejadian banjir dan kekeringan di sebagian wilayah
>>>>>> Indonesia selalu di vonis akibat perubahan iklim. Yang lainnya, Pembukaan
>>>>>> lahan-lahan pertanian dan perkebunan baru dikaitkan juga dengan perubahan
>>>>>> iklim dst...dst
>>>>>>
>>>>>> Kemudian pada saat ini seolah-olah dengan menurunkan emisi
>>>>>> karbon..persoalan perubahan iklim selesai..:). Saya setuju dengan perubahan
>>>>>> lingkungan yang makin menurun dalam memberikan jasa alaminya baik dari segi
>>>>>> kualitas maupun kuantitas dan kita harus berbuat untuk memperbaiki,
>>>>>> mengurangi resikonya ataupun mengadaptasinya, Tetapi saya tidak sepakat
>>>>>> kalau semuanya selalu disangkutkan ke perubahan iklim. Saya suka
>>>>>> mengibaratkan seperti ini "Kalau aqidahnya saja sudah meragukan atau bahkan
>>>>>> salah, maka syariat apapun yang dilakukan pasti salah"
>>>>>>
>>>>>> Mohon maaf kalau kurang berkenan, saya sekedar memberikan prespektif
>>>>>> lain dan terbuka untuk mendiskusikan hal ini, terutama masalah perubahan
>>>>>> iklim.
>>>>>>
>>>>>> Salam
>>>>>> idung (http://banyumilih.blogspot.com/)
>>>>>>
>>>>>>
>>>>>> Pada 7 Juni 2010 14:13, anita arif <anita_sy_ar@yahoo.com> menulis:
>>>>>>>
>>>>>>> Orang Tani alias Mba' Wardah yang mulia, dan teman2 GL sekalian ...
>>>>>>>
>>>>>>> Setuju, dan salut dengan kesadaran dan penyebaran kesadaran ini...
>>>>>>> Silent Revolution... artinya, kita lebih perlu bertindak daripada berteriak2
>>>>>>> kan...? Dan selalu mulai dari diri sendiri dan lingkungan keluarga untuk
>>>>>>> memberi teladan... Dan seterusnya bisa lebih luas lagi untuk membentuk
>>>>>>> network...
>>>>>>>
>>>>>>> Ya, mari kita mulai... bagi yang sudah mulai, mari kita teruskan...
>>>>>>>
>>>>>>> Salam Lestari,
>>>>>>>
>>>>>>> anita
>>>>>>>
>>>>>>>
>>>>>>> ________________________________
>>>>>>> From: Orang Tani <orang.tani@gmail.com>
>>>>>>> To: greenlifestyle@googlegroups.com
>>>>>>> Sent: Sat, June 5, 2010 5:57:44 AM
>>>>>>> Subject: [greenlifestyle] Silent Revolution !!!
>>>>>>>
>>>>>>> Teman-teman GL yang budiman,
>>>>>>> Saya sedang melakukan sebuah riset untuk melihat sejauh apa
>>>>>>> masyarakat Indonesia mau melakukan perubahan gaya hidup yang signifikan
>>>>>>> untuk menjadi green dan sustainable.
>>>>>>>
>>>>>>> Di samping mendatangi beberapa lokasi di Jawa dan Bali saya juga
>>>>>>> masuk ke komunitas virtual Milis. Yang mengejutkan, ternyata rata-rata
>>>>>>> Milis yang mendiskusikan berbagai persoalan bangsa dan negara itu sama
>>>>>>> sekali tidak peduli dengan masalah lingkungan apalagi mau mengubah gaya
>>>>>>> hidup. Mereka jauh lebih tertarik bicara terus masalah korupsi, teroris,
>>>>>>> debat agama, Susno, SBY, dan sekarang makin riuh dengan Gaza dan
>>>>>>> Israel-Palestina....
>>>>>>>
>>>>>>> Nah, bagaimana kalau saya melempar ide KAMPUNG PERUBAHAN dan JARINGAN
>>>>>>> PERUBAHAN INDONESIA di milis GL, apa respons teman2 ??? Anda tidak harus
>>>>>>> menyenangkan saya dengan merespons positif...hehehe.....kalau menurut Anda
>>>>>>> itu tidak bisa dilakukan justru saya ingin mendengar apa hambatan/kendala
>>>>>>> nya untuk membuat Kampung Perubahan dan Jaringan Perubahan bisa berjalan di
>>>>>>> Indonesia? Itulah pertanyaan yang saya cari jawabannya dalam riset ini.
>>>>>>>
>>>>>>> Saya yakin anggota milis GL sudah tahu ancaman sbb:
>>>>>>>
>>>>>>> 1. Perubahan Iklim: Krisis pangan, krisis air bersih, banjir,
>>>>>>> kekeringan. Sudah mulai.
>>>>>>>
>>>>>>> 2. Habisnya Minyak Bumi: Krisis energi sudah mulai. 30-40 thn lagi
>>>>>>> minyak diduga akan habis.
>>>>>>>
>>>>>>> 3. Penipisan cadangan sumberdaya alam di semua sektor dan krisis
>>>>>>> semua penopang
>>>>>>> kehidupan kita sudah mulai, pencemaran air, udara, tanah. Anda
>>>>>>> tahu kan kecepatan
>>>>>>> kehilangan hutan Indonesia sekarang 1.3 - 2 juta hektar/tahun?
>>>>>>>
>>>>>>> 4. Gangguan kesehatan jiwa baik individual maupun sosial dikarenakan
>>>>>>> banyaknya
>>>>>>> kekecewaan pada pemerintah dan pada situasi secara umum
>>>>>>>
>>>>>>> 5. Konflik horizontal, karena pemerintah tidak bisa menjembatani
>>>>>>> perbedaan dan keragaman
>>>>>>> kultural dalam masyarakat
>>>>>>>
>>>>>>> 6. Dekadensi moral generasi muda dan masuknya faham2/aliran pemikiran
>>>>>>> yang
>>>>>>> membingungkan dan mengganggu proses transfer nilai antar generasi
>>>>>>>
>>>>>>> 7. Terjadinya Krisis Identitas dan Krisis Kebudayaan yang akut
>>>>>>>
>>>>>>> Sedangkan,
>>>>>>>
>>>>>>> Kita juga tidak melihat adanya titik terang harapan dari jalannya
>>>>>>> pemerintah yang sekarang, Malah makin besar peluang negara kita diobok-obok
>>>>>>> kekuatan asing (contoh: (yang banyak beredar di milis2) dengan dijadikannya
>>>>>>> bekas menteri keuangan menjadi direktur bank dunia)
>>>>>>>
>>>>>>> Jadi
>>>>>>>
>>>>>>> Bagaimana kalau kita milis Green Lifestyle ini saja yang mengambil
>>>>>>> alih menentukan nasib bangsa ini ke depan?
>>>>>>>
>>>>>>>
>>>>>>> Caranya?
>>>>>>>
>>>>>>> Masing2 kita di milis ini jadi pemimpin gerakan KAMPUNG PERUBAHAN
>>>>>>> yang dimulai di kampung atau lingkungan kita masing-masing.
>>>>>>>
>>>>>>> Lalu,
>>>>>>>
>>>>>>> Kita buat networking JARINGAN PERUBAHAN INDONESIA . Jaringan ini
>>>>>>> berkomunikasi melalui internet website
>>>>>>>
>>>>>>> Masing2 kita menjadi inisiator membuat "Kampung Perubahan" di tempat
>>>>>>> kita sendiri-sendiri.
>>>>>>>
>>>>>>> Apa saja yang dilakukan?
>>>>>>>
>>>>>>> Bertahap.
>>>>>>>
>>>>>>> Tahap Pertama:
>>>>>>>
>>>>>>> 1. Menggencarkan program KB
>>>>>>>
>>>>>>> 2. Mendidik masyarakat tentang kegawatan situasi (saya bisa kasih
>>>>>>> bahannya)
>>>>>>>
>>>>>>> 3. Perubahan gaya hidup:
>>>>>>>
>>>>>>> a. Hemat energi
>>>>>>>
>>>>>>> b. Beli produk lokal
>>>>>>>
>>>>>>> c. Belanja di pasar tradisional dan toko tradisoonal (tidak lagi
>>>>>>> ke Carrefour/ Hero/Sogo/......semua supermarket/café/ restoran
>>>>>>> chaín/multinational, tapi mencari yang pedagang lokal untuk menghidupkan
>>>>>>> ekonomi lokal)
>>>>>>>
>>>>>>> Tahap Kedua:
>>>>>>>
>>>>>>> 1. Menuntut pemerintah menyediakan transportasi umum
>>>>>>>
>>>>>>> 2. Menuntut pemerintah membuatkan hutan kota dan green area,
>>>>>>> membuat lubang resapan air, membenahi sungai, selokan dan saluran air.
>>>>>>>
>>>>>>> 3. Berhenti memakai pembantu rumah tangga di rumah dan mendorong
>>>>>>> repatriasi mereka dan pekerja marjinal di kota pulang kampung dan bertani
>>>>>>> lagi. (Nyonya2 Indonesia terlalu manja dengan pakai pembantu, ini yang bikin
>>>>>>> mereka punya banyak waktu dan hobi belanja dan akhirnya suami jadi korupsi.
>>>>>>> Itulah sebabnya indonesia punya jumlah mall tertinggi di dunia)
>>>>>>>
>>>>>>>
>>>>>>>
>>>>>>> Tahap Ketiga:
>>>>>>>
>>>>>>> 1. Mempelopori pendidikan peace education di sekolah dengan
>>>>>>> menggali nilai-nilai Timur sendiri
>>>>>>>
>>>>>>> 2. Mendorong para ulama-ulami, pendeta-pendeti, duduk bersama
>>>>>>> membicarakan masalah umatnya yang terus berantem.
>>>>>>>
>>>>>>> 3. Menuntut semua agama menghentikan kegiatan misionaris untuk
>>>>>>> menarik umat lain ke dalam agamanya (ini sumber masalah dari dulu sampai
>>>>>>> sekarang)
>>>>>>>
>>>>>>>
>>>>>>>
>>>>>>> Tahap Keempat:
>>>>>>>
>>>>>>> 1. Menuntut pemerintah melakukan perubahan kurikulum pendidikan
>>>>>>> yang sesuai dengan keadaan darurat ini (contoh: buat apa anak pintar
>>>>>>> matematika Kumon tapi bloon ketrampilan hidup, misalnya)
>>>>>>>
>>>>>>> 2. Menularkan/ mengajarkan/ menyebarkan inisiatif gerakan KAMPUNG
>>>>>>> PERUBAHAN ini kepada teman/saudara/kerabat di kota, desa dan propinsi lai
>>>>>>>
>>>>>>> Tahap Kelima, Keenam,....menyusul, sesuai perkembangan
>>>>>>>
>>>>>>>
>>>>>>>
>>>>>>> Dengan network JARINGAN PERUBAHAN INDONESIA ini kita ubah milis Green
>>>>>>> Lifestyle dari sekedar KERUMUNAN menjadi BARISAN.
>>>>>>>
>>>>>>> Dan karena berbentuk network Anda tidak bekerja sendirian melainkan
>>>>>>> terhubung dengan yang lain. Kalau mau nuntut pemerintah, kita keroyok
>>>>>>> bareng, kalau menuntut ulama-ulami, pendeta-pendeti, kita keroyok bareng.
>>>>>>>
>>>>>>> Bagaimana? Ide gila? Hehehehe...
>>>>>>>
>>>>>>> Di saat seperti ini kita perlu ide gila begini untuk keluar dari
>>>>>>> kebuntuan, Kawan.
>>>>>>>
>>>>>>> Kalau tidak, kalian bisa gila beneran....
>>>>>>>
>>>>>>> Silakan lihat link-nya di bawah ini. People around the world sedang
>>>>>>> melakukan begini juga:
>>>>>>>
>>>>>>> http://totnes.transitionnetwork.org/
>>>>>>>
>>>>>>> http://www.transitiontowns.org.nz/lyttelton
>>>>>>>
>>>>>>> http://www.transitionnetwork.org/about
>>>>>>>
>>>>>>> Saya tunggu tanggapan kawan-kawan GL. Tampaknya kalian sangat
>>>>>>> konsisten peduli pada problem lingkungan di sekitar kita. Mohon memberikan
>>>>>>> tanggapan yang jujur agar bisa kita ukur sama-sama apakah gerakan ini bisa
>>>>>>> dijalankan secara realistis.
>>>>>>>
>>>>>>> Saya cuma mikir kalau bukan kalian yang memulai gerakan 'transition
>>>>>>> town' di Indonesia lalu siapa lagi?
>>>>>>>
>>>>>>> Terima kasih dan Salam lestari,
>>>>>>>
>>>>>>> Wardah
>>>>>>>
>>>>>>>
>>>>>>>
>>>>>>>
>>>>>>> --
>>>>>>> You received this message because you are subscribed to the Google
>>>>>>> Groups "GreenLifestyle" group - Share this email!
>>>>>>> To post to this group, send email to greenlifestyle@googlegroups.com
>>>>>>> To unsubscribe from this group, send email to
>>>>>>> greenlifestyle-unsubscribe@googlegroups.com
>>>>>>> For more options, visit this group at
>>>>>>> http://groups.google.com/group/greenlifestyle?hl=id
>>>>>>>
>>>>>>> --
>>>>>>> You received this message because you are subscribed to the Google
>>>>>>> Groups "GreenLifestyle" group - Share this email!
>>>>>>> To post to this group, send email to greenlifestyle@googlegroups.com
>>>>>>> To unsubscribe from this group, send email to
>>>>>>> greenlifestyle-unsubscribe@googlegroups.com
>>>>>>> For more options, visit this group at
>>>>>>> http://groups.google.com/group/greenlifestyle?hl=id
>>>>>>
>>>>>> --
>>>>>> You received this message because you are subscribed to the Google
>>>>>> Groups "GreenLifestyle" group - Share this email!
>>>>>> To post to this group, send email to greenlifestyle@googlegroups.com
>>>>>> To unsubscribe from this group, send email to
>>>>>> greenlifestyle-unsubscribe@googlegroups.com
>>>>>> For more options, visit this group at
>>>>>> http://groups.google.com/group/greenlifestyle?hl=id
>>>>>
>>>>> --
>>>>> You received this message because you are subscribed to the Google
>>>>> Groups "GreenLifestyle" group - Share this email!
>>>>> To post to this group, send email to greenlifestyle@googlegroups.com
>>>>> To unsubscribe from this group, send email to
>>>>> greenlifestyle-unsubscribe@googlegroups.com
>>>>> For more options, visit this group at
>>>>> http://groups.google.com/group/greenlifestyle?hl=id
>>>>>
>>>>> --
>>>>> You received this message because you are subscribed to the Google
>>>>> Groups "GreenLifestyle" group - Share this email!
>>>>> To post to this group, send email to greenlifestyle@googlegroups.com
>>>>> To unsubscribe from this group, send email to
>>>>> greenlifestyle-unsubscribe@googlegroups.com
>>>>> For more options, visit this group at
>>>>> http://groups.google.com/group/greenlifestyle?hl=id
>>>>
>>>> --
>>>> You received this message because you are subscribed to the Google
>>>> Groups "GreenLifestyle" group - Share this email!
>>>> To post to this group, send email to greenlifestyle@googlegroups.com
>>>> To unsubscribe from this group, send email to
>>>> greenlifestyle-unsubscribe@googlegroups.com
>>>> For more options, visit this group at
>>>> http://groups.google.com/group/greenlifestyle?hl=id
>>>>
>>>> --
>>>> You received this message because you are subscribed to the Google
>>>> Groups "GreenLifestyle" group - Share this email!
>>>> To post to this group, send email to greenlifestyle@googlegroups.com
>>>> To unsubscribe from this group, send email to
>>>> greenlifestyle-unsubscribe@googlegroups.com
>>>> For more options, visit this group at
>>>> http://groups.google.com/group/greenlifestyle?hl=id
>>>
>>> --
>>> You received this message because you are subscribed to the Google Groups
>>> "GreenLifestyle" group - Share this email!
>>> To post to this group, send email to greenlifestyle@googlegroups.com
>>> To unsubscribe from this group, send email to
>>> greenlifestyle-unsubscribe@googlegroups.com
>>> For more options, visit this group at
>>> http://groups.google.com/group/greenlifestyle?hl=id
>>>
>>> --
>>> You received this message because you are subscribed to the Google Groups
>>> "GreenLifestyle" group - Share this email!
>>> To post to this group, send email to greenlifestyle@googlegroups.com
>>> To unsubscribe from this group, send email to
>>> greenlifestyle-unsubscribe@googlegroups.com
>>> For more options, visit this group at
>>> http://groups.google.com/group/greenlifestyle?hl=id
>>
>> --
>> You received this message because you are subscribed to the Google Groups
>> "GreenLifestyle" group - Share this email!
>> To post to this group, send email to greenlifestyle@googlegroups.com
>> To unsubscribe from this group, send email to
>> greenlifestyle-unsubscribe@googlegroups.com
>> For more options, visit this group at
>> http://groups.google.com/group/greenlifestyle?hl=id
>>
>> --
>> You received this message because you are subscribed to the Google Groups
>> "GreenLifestyle" group - Share this email!
>> To post to this group, send email to greenlifestyle@googlegroups.com
>> To unsubscribe from this group, send email to
>> greenlifestyle-unsubscribe@googlegroups.com
>> For more options, visit this group at
>> http://groups.google.com/group/greenlifestyle?hl=id
>
> --
> You received this message because you are subscribed to the Google Groups
> "GreenLifestyle" group - Share this email!
> To post to this group, send email to greenlifestyle@googlegroups.com
> To unsubscribe from this group, send email to
> greenlifestyle-unsubscribe@googlegroups.com
> For more options, visit this group at
> http://groups.google.com/group/greenlifestyle?hl=id
--
You received this message because you are subscribed to the Google Groups "GreenLifestyle" group - Share this email!
To post to this group, send email to greenlifestyle@googlegroups.com
To unsubscribe from this group, send email to greenlifestyle-unsubscribe@googlegroups.com
For more options, visit this group at http://groups.google.com/group/greenlifestyle?hl=id