... aloo, bu Armely, pakabar?
Senang juga akhirnya komunitas greenlife style menyinggung masalah AIR di Jakarta, kendati saya cemas dengan pemahaman yang terlalu textbook dan tidak didasarkan atas realita.
Silahkan pelajari bahan paparan saya yang pernah saya presentasikan dalam Simposium Lingkungan di Universitas Trisakti 4 tahun yl. Saya bersedia memaparkan kembali bahan paparan terlampir bila diperlukan. Terima kasih.
Wassalam,
Kosasih W.
From: armely meiviana <ameiviana@gmail.com>
To: greenlifestyle@googlegroups.com
Cc: Fatchy <fatchy@indosat.net.id>
Sent: Tue, February 8, 2011 2:43:03 AM
Subject: Re: [greenlifestyle] FYI: Jakarta Siap belajar Soal Banjir dari kota Rotterdam (akhirnya...)
huehehee....mas suhud, lama2 komen2nya dah mirip sama gusdur....:-)
mengenai rencana foke utk bangun tanggul, saya coba tanyakan pendapat dari seorang ahli hidro geologi, pak fatchy yang menginisiasi Masyarakat Air Indonesia (yang pendapatnya mengenai sistem pengelolaan air sudah dikutip shanty di imel sebelum ini).
sila simak opini tsb di bawah ini, yg sebenarnya lagi2 solusi harus berangkat pada akar permasalahan. dan pastinya gak perlu jauh2 jalan2 ke rotterdam, karena di dalam negeri juga banyak ahli2 yg lebih mengenali permasalahan kota sendiri.
jika ada yg berminat utk tahu lebih lanjut mengenai masalah konservasi air & penanggulangan banjir, imel beliau saya cc-kan di imel ini.
tabik!
---------- Forwarded message ----------
From: Fachy <fatchy@indosat.net.id>
Date: 2011/2/8
Subject: Re: bertanya ttg rencana pemda membangung tanggul raksasa
To: armely meiviana <ameiviana@gmail.com>
Rencana Pemda Jkt utk membangun tanggul raksasa utk mengatasi banjir?
Dengan dibangunnya tanggul raksasa tersebut, lanjut Foke, paling tidak bisa mengurangi tekanan rob secara signifikan. Meskipun perlu tahapan pananganan yang lebih serius dari itu.
"Ini banyak terjadi di dunia (New Orlens, Belanda), Belanda yang paling advance untuk urusan ini sampai mereka buat sistem polder ,sehingga meski air laut tinggi tidak akan tumpah karena ada bendungan," jelasnya.
Memang ini bukan solusi akhir untuk menyelesaikan masalah banjir di Jakarta. Karena tentu tanggul tersebut minimal 5-10 tahun ke depan perlu dipertanyakan lagi.
"Kita akan berkumpul bersama instansi pemerintah pusat, pemerintah daerah untuk jangka panjang. Kita tidak punya plihan selain membangun bendung raksasa di teluk Jakarta, persisnya dimana masih memrelukan penelitian lebih jauh yang jelas karena ada pelabuhan Priok tentu arus tranportasi laut," tandas Foke saat itu.
Opini :"Ini banyak terjadi di dunia (New Orlens, Belanda), Belanda yang paling advance untuk urusan ini sampai mereka buat sistem polder ,sehingga meski air laut tinggi tidak akan tumpah karena ada bendungan," jelasnya.
Memang ini bukan solusi akhir untuk menyelesaikan masalah banjir di Jakarta. Karena tentu tanggul tersebut minimal 5-10 tahun ke depan perlu dipertanyakan lagi.
"Kita akan berkumpul bersama instansi pemerintah pusat, pemerintah daerah untuk jangka panjang. Kita tidak punya plihan selain membangun bendung raksasa di teluk Jakarta, persisnya dimana masih memrelukan penelitian lebih jauh yang jelas karena ada pelabuhan Priok tentu arus tranportasi laut," tandas Foke saat itu.
Tulisan diatas jelas tanggul raksasa hanya mengurangi tekanan Rob yg selalu terjadi setiap 2 x dalam 1 bulan. Dan Tanggul ini bukan menyelesaikan solusi banjir.
Seperti saya katakan masalah banjir & kekeringan ; akar masalahnya adalah Alih Fungsi Lahan tanpa memperhatikan lingkungan ( konservasi secara artificial ).
Penyebab dari alih fungsi lahan dan tata ruang ;
1.Bertambahnya penduduk DKI setiap tahun sehingga kebutuhan akan lahan setiap tahun juga bertambah.
Dalam menyikapi hal ini pertambahan penduduk merupakan tantangan sekaligus ancaman kedepan bagi penduduk DKI.
2.Karena kebutuhan akan lahan bertambah ( point 1 ) ; kasus-kasus dilapangan telah terjadi pelanggaran Tata Ruang baik oleh Pemerintah DKI dan juga Masyarakat itu sendiri.
Dampak dari alih fungsi lahan dan tata ruang ;
1. Terjadi gangguan dari sistem siklus Geohidrologi ; yaitu pada saat hujan, jumlah air limpasan menjadi lebih banyak atau besar, sementara air yg meresap kedalam tanah secara natural menjadi lebih sedikit atau
kecil.
2. Jumlah air limpasan yg lebih banyak atau besar kemudian masuk kedalam sungai ; limpasan tersebut mengakibatkan erosi badan sungai bertambah, yg pada gilirannya akan menambah sedimentasi di hilir sungai
sehingga kapasitas sungai semakin terbatas atau kecil, dan....karena kapasitas sungai makin kecil , Terjadi Banjir pada saat air limpasan melebihi daya tampung sungai.
3. Air yg meresap kedalam tanah secara natural semakin lebih sedikit atau kecil ; Dampak ketidak seimbangan air yg masuk kedalam tanah ( lapisan aquifer ) dan air yg dipompa oleh masyarakat akan
mengakibatkan muka air tanah menjadi turun ( defisit air tanah ), mata air di sisi sungai akan semakin berkurang dan buah dari masalah tersebut akan terjadi Kelangkaan Air Baku pada musim kemarau.
Fakta : di Jakarta Umum nya dan Jakarta Selatan khususnya, sudah terjadi perubahan alih fungsi lahan dan perubahan tata ruang dengan penyebab dan dampak yg diuraikan diatas.
Pertanyaan yg mendasar adalah bagaimana solusi yg tepat dan benar dg fakta diatas sistem Siklus Geohidrologi tidak terganggu ?
Jawaban nya adalah KONSERVASI ; konservasi secara natural / alami ; penghijauan kembali dan Konservasi secara artificial / buatan ; sumur resapan, biopori , waduk resapan dan metoda-metoda lainnya.
Salam,
Fatchy
2011/2/8 Muhamad Suhud <msuhud69@gmail.com>
Beberapa tahun yang lalu khan hampir 50 orang staf Pemda belajar ttg banjir di Belanda. Dan ketika kembali ke Indonesia mereka ditanya oleh Pak Gubernur apa yang menyebabkan banjir?. Dijawab dengan lantang oleh seluruh staf tsb "AIR".
SuhudWah mungkin Belanda ingin memperbaiki kesalahan mereka di masa lalu...
Lebih setahun yang lalu, saya pernah hadir di diskusi yg sangat menarik ttg air (diadakan oleh peta hijau jakarta). Ada salah satu pembicara yang mengungkapkan kesalahan fundamental sistem pengelolaan air ibukota jauh berawal dari masa kolonial.
Singkat cerita menurut beliau, tata kota jakarta di disain oleh Belanda untuk mengalirkan air hujan secepatnya2 ke laut (bisa dilihat dari kanal2 yang dibangun), sementara air kotornya diserapkan ke tanah (bisa dilihat dari penggunaan spetik tank dan bidang resapan - sampai sekarang hanya wilayah CBD yang punya pengolahan air kotor di waduk setiabudi).
Pilihan sistem tsb yang saat ini membawa kita pada krisis air bersih, air tanah pun terancam bakteri coli. Air hujan yang seharusnya bisa diserapkan ke dalam tanah, justru disia-siakan.
Sebenarnya ngeri juga sih dgn kerjasama luar negeri....khawatir kalau Belanda justru mengajarkan ke Jakarta untuk terus memperluas reklamasi di utara jakarta...:-(
Semoga tidak begitu ya.....
salam,
shanty
2011/2/7 Lulu Ratna <lu2ratna@yahoo.com>
Jakarta Siap Belajar Soal Banjir dari Kota Rotterdam
Lia Harahap - detikNews
Jakarta - Banjir salah satu masalah yang tidak bisa terpisahkan dari Jakarta. Solusi demi solusi terus dilakukan. Salah satunya adalah meneken Memorandum of Agreement (MoU) dengan Walikota Rotterdam Ahmed Aboutaleb sebagai kota kembar.
Penandatanganan ini dilakukan langsung oleh Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo. Kedua kota ini akan bekerjasama dan mencari solusi untuk penanggulangan banjir.
"Di Rotterdam kami harus selalu melindungi diri dari kekuatan laut utara di sebelah barat dan air pasang yang tinggi dari sungai-sungai yang mengalir dari sebelah timur," ujar Walikota Rotterdam, Aboutaleb, usai penandatanganan MoU di Gedung Balai Agung, Balaikota, Jl Medan Merdeka Selatan, Senin (7/2/2011)
Rotterdam, menurut Aboutaleb, telah mengembangkan keahlian yang luar biasa di bidang pengelolaan air. Kota itu berambisi menjadi pusat dunia di bidang pengelolaan air, dan keahlian inilah yang akan dibagikan untuk Jakarta untuk mengatasi banjir.
"Kerjasama ini memberikan fokus pada pencegahan dan pengelolaan banjir untuk dua tahun ke depan," lanjutnya.
Menurut Fauzi Bowo, Jakarta memang perlu masukan dari pakar pemeliharaan air asal Rotterdam itu. Tujuannya tak lain untuk mendapatkan pembuangan air hujan dan air sungai yang lebih baik.
"Maka itu kita akan susun rencana sebaik mungkin," kata Foke.
Selain mengadakan MoU, Walikota Rotterdam berencana akan melakukan kunjungan ke sejumlah tempat di Jakarta, dalam rangka. mengamati pemeliharaan dan kegiatan pengerukan sungai yang dilakukan guna meredam banjir.
Apalagi, pemerintah Belanda dan Indonesia sedang melakukan penelitian strategis tentang bagaimana menghadapi masalah land subsidence dan meningginya permukaan air laut secara efektif akibat penurunan permukaan tanah.
Sebelumnya, Foke pernah mengatakan mengamati peningkatan permukaan laut dan penurunan permukaan tanah (line subsidance). Mengatasi itu pemerintah berencana akan membangun dam raksasa.
"Kita memonitor beberapa tahun terakhir ternyata line subsidens lebih cepat gerakannya ketimbang dari permukaan laut," ujar Foke.
Kondisi ini sebenarnya berdampak terjadinya genangan bukan hanya di Jakarta tapi di sepanjang Pantai Utara Jawa. Khusus di Jakarta, dua masalah ini sangatlah serius.
Dengan dibangunnya tanggul raksasa tersebut, lanjut Foke, paling tidak bisa mengurangi tekanan rob secara signifikan. Meskipun perlu tahapan pananganan yang lebih serius dari itu.
"Ini banyak terjadi di dunia (New Orlens, Belanda), Belanda yang paling advance untuk urusan ini sampai mereka buat sistem polder ,sehingga meski air laut tinggi tidak akan tumpah karena ada bendungan," jelasnya.
Memang ini bukan solusi akhir untuk menyelesaikan masalah banjir di Jakarta. Karena tentu tanggul tersebut minimal 5-10 tahun ke depan perlu dipertanyakan lagi.
"Kita akan berkumpul bersama instansi pemerintah pusat, pemerintah daerah untuk jangka panjang. Kita tidak punya plihan selain membangun bendung raksasa di teluk Jakarta, persisnya dimana masih memrelukan penelitian lebih jauh yang jelas karena ada pelabuhan Priok tentu arus tranportasi laut," tandas Foke saat itu.
(lia/mok)--
You received this message because you are subscribed to the Google Groups "GreenLifestyle" group - Share this email!
To post to this group, send email to greenlifestyle@googlegroups.com
To unsubscribe from this group, send email to greenlifestyle-unsubscribe@googlegroups.com
For more options, visit this group at http://groups.google.com/group/greenlifestyle?hl=id
--
You received this message because you are subscribed to the Google Groups "GreenLifestyle" group - Share this email!
To post to this group, send email to greenlifestyle@googlegroups.com
To unsubscribe from this group, send email to greenlifestyle-unsubscribe@googlegroups.com
For more options, visit this group at http://groups.google.com/group/greenlifestyle?hl=id