Monday, 7 February 2011

[greenlifestyle] FYI: Jakarta Siap belajar Soal Banjir dari kota Rotterdam (akhirnya...)

Jakarta Siap Belajar Soal Banjir dari Kota Rotterdam 
Lia Harahap - detikNews

Jakarta - Banjir salah satu masalah yang tidak bisa terpisahkan dari Jakarta. Solusi demi solusi terus dilakukan. Salah satunya adalah meneken Memorandum of Agreement (MoU) dengan Walikota Rotterdam Ahmed Aboutaleb sebagai kota kembar.

Penandatanganan ini dilakukan langsung oleh Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo. Kedua kota ini akan bekerjasama dan mencari solusi untuk penanggulangan banjir.

"Di Rotterdam kami harus selalu melindungi diri dari kekuatan laut utara di sebelah barat dan air pasang yang tinggi dari sungai-sungai yang mengalir dari sebelah timur," ujar Walikota Rotterdam, Aboutaleb, usai penandatanganan MoU di Gedung Balai Agung, Balaikota, Jl Medan Merdeka Selatan, Senin (7/2/2011)

Rotterdam, menurut Aboutaleb, telah mengembangkan keahlian yang luar biasa di bidang pengelolaan air. Kota itu berambisi menjadi pusat dunia di bidang pengelolaan air, dan keahlian inilah yang akan dibagikan untuk Jakarta untuk mengatasi banjir.

"Kerjasama ini memberikan fokus pada pencegahan dan pengelolaan banjir untuk dua tahun ke depan," lanjutnya.

Menurut Fauzi Bowo, Jakarta memang perlu masukan dari pakar pemeliharaan air asal Rotterdam itu. Tujuannya tak lain untuk mendapatkan pembuangan air hujan dan air sungai yang lebih baik.

"Maka itu kita akan susun rencana sebaik mungkin," kata Foke.

Selain mengadakan MoU, Walikota Rotterdam berencana akan melakukan kunjungan ke sejumlah tempat di Jakarta, dalam rangka. mengamati pemeliharaan dan kegiatan pengerukan sungai yang dilakukan guna meredam banjir.

Apalagi, pemerintah Belanda dan Indonesia sedang melakukan penelitian strategis tentang bagaimana menghadapi masalah land subsidence dan meningginya permukaan air laut secara efektif akibat penurunan permukaan tanah.

Sebelumnya, Foke pernah mengatakan mengamati peningkatan permukaan laut dan penurunan permukaan tanah (line subsidance). Mengatasi itu pemerintah berencana akan membangun dam raksasa.

"Kita memonitor beberapa tahun terakhir ternyata line subsidens lebih cepat gerakannya ketimbang dari permukaan laut," ujar Foke.

Kondisi ini sebenarnya berdampak terjadinya genangan bukan hanya di Jakarta tapi di sepanjang Pantai Utara Jawa. Khusus di Jakarta, dua masalah ini sangatlah serius.

Dengan dibangunnya tanggul raksasa tersebut, lanjut Foke, paling tidak bisa mengurangi tekanan rob secara signifikan. Meskipun perlu tahapan pananganan yang lebih serius dari itu.

"Ini banyak terjadi di dunia (New Orlens, Belanda), Belanda yang paling advance untuk urusan ini sampai mereka buat sistem polder ,sehingga meski air laut tinggi tidak akan tumpah karena ada bendungan," jelasnya.

Memang ini bukan solusi akhir untuk menyelesaikan masalah banjir di Jakarta. Karena tentu tanggul tersebut minimal 5-10 tahun ke depan perlu dipertanyakan lagi.

"Kita akan berkumpul bersama instansi pemerintah pusat, pemerintah daerah untuk jangka panjang. Kita tidak punya plihan selain membangun bendung raksasa di teluk Jakarta, persisnya dimana masih memrelukan penelitian lebih jauh yang jelas karena ada pelabuhan Priok tentu arus tranportasi laut," tandas Foke saat itu.

(lia/mok)

--
You received this message because you are subscribed to the Google Groups "GreenLifestyle" group - Share this email!
To post to this group, send email to greenlifestyle@googlegroups.com
To unsubscribe from this group, send email to greenlifestyle-unsubscribe@googlegroups.com
For more options, visit this group at http://groups.google.com/group/greenlifestyle?hl=id