Balik lagi soal Tanggul Raksasa ...
Buat yang penasaran soal Tanggul Raksasa, www.rujak.org berhasil
dapatkan Jakarta Coastal Defense Strategy (serius deh, namanya kayak
mau perang aja).
Sebetulnya laporannya ada 3 bagian, tapi utk sementara yang diunggah
oleh rujak hanya bagian pertama (yaitu Atlas), karena besarnya 3
laporan tersebut. Semoga secepatnya rujak bisa unggah kesemua
laporan.
Berikut tautannya:
http://rujak.org/2011/02/jakarta-coastal-defense-strategy/
Elisa
On 8 Feb, 20:49, kosasih wirahadikusumah <k_wir...@yahoo.com.au>
wrote:
> ... aloo, bu Armely, pakabar?
> Senang juga akhirnya komunitas greenlife style menyinggung masalah AIR di
> Jakarta, kendati saya cemas dengan pemahaman yang terlalu textbook dan tidak
> didasarkan atas realita.
> Silahkan pelajari bahan paparan saya yang pernah saya presentasikan dalam
> Simposium Lingkungan di Universitas Trisakti 4 tahun yl. Saya bersedia
> memaparkan kembali bahan paparan terlampir bila diperlukan. Terima kasih.
>
> Wassalam,
> Kosasih W.
>
> ________________________________
> From: armely meiviana <ameivi...@gmail.com>
> To: greenlifestyle@googlegroups.com
> Cc: Fatchy <fat...@indosat.net.id>
> Sent: Tue, February 8, 2011 2:43:03 AM
> Subject: Re: [greenlifestyle] FYI: Jakarta Siap belajar Soal Banjir dari kota
> Rotterdam (akhirnya...)
>
> huehehee....mas suhud, lama2 komen2nya dah mirip sama gusdur....:-)
>
> mengenai rencana foke utk bangun tanggul, saya coba tanyakan pendapat dari
> seorang ahli hidro geologi, pak fatchy yang menginisiasi Masyarakat Air
> Indonesia (yang pendapatnya mengenai sistem pengelolaan air sudah dikutip shanty
> di imel sebelum ini).
>
> sila simak opini tsb di bawah ini, yg sebenarnya lagi2 solusi harus berangkat
> pada akar permasalahan. dan pastinya gak perlu jauh2 jalan2 ke rotterdam, karena
> di dalam negeri juga banyak ahli2 yg lebih mengenali permasalahan kota sendiri.
>
> jika ada yg berminat utk tahu lebih lanjut mengenai masalah konservasi air &
> penanggulangan banjir, imel beliau saya cc-kan di imel ini.
>
> tabik!
>
>
>
>
>
>
>
> ---------- Forwarded message ----------
> From: Fachy <fat...@indosat.net.id>
> Date: 2011/2/8
> Subject: Re: bertanya ttg rencana pemda membangung tanggul raksasa
> To: armely meiviana <ameivi...@gmail.com>
>
> Rencana Pemda Jkt utk membangun tanggul raksasa utk mengatasi banjir?
>
> Dengan dibangunnya tanggul raksasa tersebut, lanjut Foke, paling tidak bisa
> mengurangi tekanan rob secara signifikan. Meskipun perlu tahapan pananganan yang
> lebih serius dari itu.
>
> "Ini banyak terjadi di dunia (New Orlens, Belanda), Belanda yang paling advance
> untuk urusan ini sampai mereka buat sistem polder ,sehingga meski air laut
> tinggi tidak akan tumpah karena ada bendungan," jelasnya.
>
> Memang ini bukan solusi akhir untuk menyelesaikan masalah banjir di Jakarta.
> Karena tentu tanggul tersebut minimal 5-10 tahun ke depan perlu dipertanyakan
> lagi.
>
> "Kita akan berkumpul bersama instansi pemerintah pusat, pemerintah daerah untuk
> jangka panjang. Kita tidak punya plihan selain membangun bendung raksasa di
> teluk Jakarta, persisnya dimana masih memrelukan penelitian lebih jauh yang
> jelas karena ada pelabuhan Priok tentu arus tranportasi laut," tandas Foke saat
> itu.
>
> Opini :
> Tulisan diatas jelas tanggul raksasa hanya mengurangi tekanan Rob yg selalu
> terjadi setiap 2 x dalam 1 bulan. Dan Tanggul ini bukan menyelesaikan solusi
> banjir.
> Seperti saya katakan masalah banjir & kekeringan ; akar masalahnya adalah Alih
> Fungsi Lahan tanpa memperhatikan lingkungan ( konservasi secara artificial ).
> Penyebab dari alih fungsi lahan dan tata ruang ;
> 1.Bertambahnya penduduk DKI setiap tahun sehingga kebutuhan akan lahan setiap
> tahun juga bertambah.
> Dalam menyikapi hal ini pertambahan penduduk merupakan tantangan sekaligus
> ancaman kedepan bagi penduduk DKI.
> 2.Karena kebutuhan akan lahan bertambah ( point 1 ) ; kasus-kasus dilapangan
> telah terjadi pelanggaran Tata Ruang baik oleh Pemerintah DKI dan juga
> Masyarakat itu sendiri.
>
> Dampak dari alih fungsi lahan dan tata ruang ;
> 1. Terjadi gangguan dari sistem siklus Geohidrologi ; yaitu pada saat hujan,
> jumlah air limpasan menjadi lebih banyak atau besar, sementara air yg meresap
> kedalam tanah secara natural menjadi lebih sedikit atau
>
> kecil.
> 2. Jumlah air limpasan yg lebih banyak atau besar kemudian masuk kedalam
> sungai ; limpasan tersebut mengakibatkan erosi badan sungai bertambah, yg pada
> gilirannya akan menambah sedimentasi di hilir sungai
>
> sehingga kapasitas sungai semakin terbatas atau kecil, dan....karena
> kapasitas sungai makin kecil , Terjadi Banjir pada saat air limpasan melebihi
> daya tampung sungai.
> 3. Air yg meresap kedalam tanah secara natural semakin lebih sedikit atau kecil
> ; Dampak ketidak seimbangan air yg masuk kedalam tanah ( lapisan aquifer ) dan
> air yg dipompa oleh masyarakat akan
>
> mengakibatkan muka air tanah menjadi turun ( defisit air tanah ), mata air
> di sisi sungai akan semakin berkurang dan buah dari masalah tersebut akan
> terjadi Kelangkaan Air Baku pada musim kemarau.
>
> Fakta : di Jakarta Umum nya dan Jakarta Selatan khususnya, sudah terjadi
> perubahan alih fungsi lahan dan perubahan tata ruang dengan penyebab dan dampak
> yg diuraikan diatas.
> Pertanyaan yg mendasar adalah bagaimana solusi yg tepat dan benar dg fakta
> diatassistem Siklus Geohidrologi tidak terganggu ?
> Jawaban nya adalah KONSERVASI ; konservasi secara natural / alami ; penghijauan
> kembali dan Konservasi secara artificial / buatan ; sumur resapan, biopori ,
> waduk resapan dan metoda-metoda lainnya.
>
> Salam,
> Fatchy
>
> 2011/2/8 Muhamad Suhud <msuhu...@gmail.com>
>
> Beberapa tahun yang lalu khan hampir 50 orang staf Pemda belajar ttg banjir di
> Belanda. Dan ketika kembali ke Indonesia mereka ditanya oleh Pak Gubernur apa
> yang menyebabkan banjir?. Dijawab dengan lantang oleh seluruh staf tsb "AIR".
>
> >Suhud
>
> >On 2/8/11 12:09 PM, "Shanty Syahril" <ssha...@gmail.com> wrote:
>
> >Wah mungkin Belanda ingin memperbaiki kesalahan mereka di masa lalu...
>
> >>Lebih setahun yang lalu, saya pernah hadir di diskusi yg sangat menarik ttg air
> >>(diadakan oleh peta hijau jakarta). Ada salah satu pembicara yang mengungkapkan
> >>kesalahan fundamental sistem pengelolaan air ibukota jauh berawal dari masa
> >>kolonial.
>
> >>Singkat cerita menurut beliau, tata kota jakarta di disain oleh Belanda untuk
> >>mengalirkan air hujan secepatnya2 ke laut (bisa dilihat dari kanal2 yang
> >>dibangun), sementara air kotornya diserapkan ke tanah (bisa dilihat dari
> >>penggunaan spetik tank dan bidang resapan - sampai sekarang hanya wilayah CBD
> >>yang punya pengolahan air kotor di waduk setiabudi).
>
> >>Pilihan sistem tsb yang saat ini membawa kita pada krisis air bersih, air tanah
> >>pun terancam bakteri coli. Air hujan yang seharusnya bisa diserapkan ke dalam
> >>tanah, justru disia-siakan.
>
> >>Sebenarnya ngeri juga sih dgn kerjasama luar negeri....khawatir kalau Belanda
> >>justru mengajarkan ke Jakarta untuk terus memperluas reklamasi di utara
> >>jakarta...:-(
>
> >>Semoga tidak begitu ya.....
>
> >>salam,
> >>shanty
>
> >>2011/2/7 Lulu Ratna <lu2ra...@yahoo.com>
>
> >>Jakarta Siap Belajar Soal Banjir dari Kota Rotterdam
> >>> Lia Harahap - detikNews
> >>>
> >>>Jakarta - Banjir salah satu masalah yang tidak bisa terpisahkan dari Jakarta.
> >>>Solusi demi solusi terus dilakukan. Salah satunya adalah meneken Memorandum of
> >>>Agreement (MoU) dengan Walikota Rotterdam Ahmed Aboutaleb sebagai kota kembar.
>
> >>>Penandatanganan ini dilakukan langsung oleh Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo.
> >>>Kedua kota ini akan bekerjasama dan mencari solusi untuk penanggulangan banjir.
>
> >>>"Di Rotterdam kami harus selalu melindungi diri dari kekuatan laut utara di
> >>>sebelah barat dan air pasang yang tinggi dari sungai-sungai yang mengalir dari
> >>>sebelah timur," ujar Walikota Rotterdam, Aboutaleb, usai penandatanganan MoU di
> >>>Gedung Balai Agung, Balaikota, Jl Medan Merdeka Selatan, Senin (7/2/2011)
>
> >>>Rotterdam, menurut Aboutaleb, telah mengembangkan keahlian yang luar biasa di
> >>>bidang pengelolaan air. Kota itu berambisi menjadi pusat dunia di bidang
> >>>pengelolaan air, dan keahlian inilah yang akan dibagikan untuk Jakarta untuk
> >>>mengatasi banjir.
>
> >>>"Kerjasama ini memberikan fokus pada pencegahan dan pengelolaan banjir untuk dua
> >>>tahun ke depan," lanjutnya.
>
> >>>Menurut Fauzi Bowo, Jakarta memang perlu masukan dari pakar pemeliharaan air
> >>>asal Rotterdam itu. Tujuannya tak lain untuk mendapatkan pembuangan air hujan
> >>>dan air sungai yang lebih baik.
>
> >>>"Maka itu kita akan susun rencana sebaik mungkin," kata Foke.
>
> >>>Selain mengadakan MoU, Walikota Rotterdam berencana akan melakukan kunjungan ke
> >>>sejumlah tempat di Jakarta, dalam rangka. mengamati pemeliharaan dan kegiatan
> >>>pengerukan sungai yang dilakukan guna meredam banjir.
>
> >>>Apalagi, pemerintah Belanda dan Indonesia sedang melakukan penelitian strategis
> >>>tentang bagaimana menghadapi masalah land subsidence dan meningginya permukaan
> >>>air laut secara efektif akibat penurunan permukaan tanah.
>
> >>>Sebelumnya, Foke pernah mengatakan mengamati peningkatan permukaan laut dan
> >>>penurunan permukaan tanah (line subsidance). Mengatasi itu pemerintah berencana
> >>>akan membangun dam raksasa.
>
> >>>"Kita memonitor beberapa tahun terakhir ternyata line subsidens lebih cepat
> >>>gerakannya ketimbang dari permukaan laut," ujar Foke.
>
> >>>Kondisi ini sebenarnya berdampak terjadinya genangan bukan hanya di Jakarta tapi
> >>>di sepanjang Pantai Utara Jawa. Khusus di Jakarta, dua masalah ini sangatlah
> >>>serius.
>
> >>>Dengan dibangunnya tanggul raksasa tersebut, lanjut Foke, paling tidak bisa
> >>>mengurangi tekanan rob secara signifikan. Meskipun perlu tahapan pananganan yang
> >>>lebih serius dari itu.
>
> >>>"Ini banyak terjadi di dunia (New Orlens, Belanda), Belanda yang paling advance
> >>>untuk urusan ini sampai mereka buat sistem polder ,sehingga meski air laut
> >>>tinggi tidak akan tumpah karena ada bendungan," jelasnya.
>
> >>>Memang ini bukan solusi akhir untuk menyelesaikan masalah banjir di Jakarta.
> >>>Karena tentu tanggul tersebut minimal 5-10 tahun ke depan perlu dipertanyakan
> >>>lagi.
>
> >>>"Kita akan berkumpul bersama instansi pemerintah pusat, pemerintah daerah untuk
> >>>jangka panjang. Kita tidak punya plihan selain membangun bendung raksasa di
> >>>teluk Jakarta, persisnya dimana masih memrelukan penelitian lebih jauh yang
> >>>jelas karena ada pelabuhan Priok tentu arus tranportasi laut," tandas Foke saat
>
> ...
>
> baca lainnya »
>
> MANAJEMEN SUMBER DAYA AIR DI WILAYAH PROVINSI DKI JAKARTA.doc
> 1334KTampilkanUnduhan
--
You received this message because you are subscribed to the Google Groups "GreenLifestyle" group - Share this email!
To post to this group, send email to greenlifestyle@googlegroups.com
To unsubscribe from this group, send email to greenlifestyle-unsubscribe@googlegroups.com
For more options, visit this group at http://groups.google.com/group/greenlifestyle?hl=id