Tuesday, 8 February 2011

[greenlifestyle] Re: FYI: Jakarta Siap belajar Soal Banjir dari kota Rotterdam (akhirnya...)

Halo,

Balik lagi soal Tanggul Raksasa ...

Buat yang penasaran soal Tanggul Raksasa, www.rujak.org berhasil
dapatkan Jakarta Coastal Defense Strategy (serius deh, namanya kayak
mau perang aja).
Sebetulnya laporannya ada 3 bagian, tapi utk sementara yang diunggah
oleh rujak hanya bagian pertama (yaitu Atlas), karena besarnya 3
laporan tersebut. Semoga secepatnya rujak bisa unggah kesemua
laporan.

Berikut tautannya:
http://rujak.org/2011/02/jakarta-coastal-defense-strategy/

Elisa

On 8 Feb, 20:49, kosasih wirahadikusumah <k_wir...@yahoo.com.au>
wrote:
> ... aloo, bu Armely, pakabar?
> Senang juga akhirnya komunitas greenlife style menyinggung masalah AIR di
> Jakarta, kendati saya cemas dengan pemahaman yang terlalu textbook dan tidak
> didasarkan atas realita.
> Silahkan pelajari bahan paparan saya yang pernah saya presentasikan dalam
> Simposium Lingkungan di Universitas Trisakti 4 tahun yl. Saya bersedia
> memaparkan kembali bahan paparan terlampir bila diperlukan. Terima kasih.
>
> Wassalam,
> Kosasih W.
>
> ________________________________
> From: armely meiviana <ameivi...@gmail.com>
> To: greenlifestyle@googlegroups.com
> Cc: Fatchy <fat...@indosat.net.id>
> Sent: Tue, February 8, 2011 2:43:03 AM
> Subject: Re: [greenlifestyle] FYI: Jakarta Siap belajar Soal Banjir dari kota
> Rotterdam (akhirnya...)
>
> huehehee....mas suhud, lama2 komen2nya dah mirip sama gusdur....:-)
>
> mengenai rencana foke utk bangun tanggul, saya coba tanyakan pendapat dari
> seorang ahli hidro geologi, pak fatchy yang menginisiasi Masyarakat Air
> Indonesia (yang pendapatnya mengenai sistem pengelolaan air sudah dikutip shanty
> di imel sebelum ini).
>
> sila simak opini tsb di bawah ini, yg sebenarnya lagi2 solusi harus berangkat
> pada akar permasalahan. dan pastinya gak perlu jauh2 jalan2 ke rotterdam, karena
> di dalam negeri juga banyak ahli2 yg lebih mengenali permasalahan kota sendiri.
>
> jika ada yg berminat utk tahu lebih lanjut mengenai masalah konservasi air &
> penanggulangan banjir, imel beliau saya cc-kan di imel ini.
>
> tabik!
>
>
>
>
>
>
>
> ---------- Forwarded message ----------
> From: Fachy <fat...@indosat.net.id>
> Date: 2011/2/8
> Subject: Re: bertanya ttg rencana pemda membangung tanggul raksasa
> To: armely meiviana <ameivi...@gmail.com>
>
> Rencana Pemda Jkt utk membangun tanggul raksasa utk mengatasi banjir?
>
> Dengan dibangunnya tanggul raksasa tersebut, lanjut Foke, paling tidak bisa
> mengurangi tekanan rob secara signifikan. Meskipun perlu tahapan pananganan yang
> lebih serius dari itu.
>
> "Ini banyak terjadi di dunia (New Orlens, Belanda), Belanda yang paling advance
> untuk urusan ini sampai mereka buat sistem polder ,sehingga meski air laut
> tinggi tidak akan tumpah karena ada bendungan," jelasnya.
>
> Memang ini bukan solusi akhir untuk menyelesaikan masalah banjir di Jakarta.
> Karena tentu tanggul tersebut minimal 5-10 tahun ke depan perlu dipertanyakan
> lagi.
>
> "Kita akan berkumpul bersama instansi pemerintah pusat, pemerintah daerah untuk
> jangka panjang. Kita tidak punya plihan selain membangun bendung raksasa di
> teluk Jakarta, persisnya dimana masih memrelukan penelitian lebih jauh yang
> jelas karena ada pelabuhan Priok tentu arus tranportasi laut," tandas Foke saat
> itu.
>
> Opini :
> Tulisan diatas jelas tanggul raksasa hanya mengurangi tekanan Rob yg selalu
> terjadi setiap 2 x dalam 1 bulan. Dan Tanggul ini bukan menyelesaikan solusi
> banjir.
> Seperti saya katakan  masalah banjir & kekeringan ; akar masalahnya adalah Alih
> Fungsi Lahan tanpa memperhatikan lingkungan ( konservasi secara artificial ).
> Penyebab dari alih fungsi lahan dan tata ruang ;
> 1.Bertambahnya penduduk DKI setiap tahun sehingga kebutuhan akan lahan setiap
> tahun juga bertambah. 
>    Dalam menyikapi hal ini pertambahan penduduk merupakan tantangan sekaligus
> ancaman kedepan bagi penduduk DKI.
> 2.Karena kebutuhan akan lahan bertambah ( point 1 ) ; kasus-kasus dilapangan
> telah terjadi pelanggaran Tata Ruang baik oleh Pemerintah DKI dan juga
> Masyarakat itu sendiri.
>
> Dampak dari alih fungsi lahan dan tata ruang ;
> 1. Terjadi gangguan dari sistem siklus Geohidrologi ; yaitu pada saat hujan,
> jumlah air limpasan menjadi lebih banyak atau besar, sementara air yg meresap
> kedalam tanah  secara natural menjadi lebih sedikit atau
>
>     kecil.
> 2. Jumlah air limpasan yg lebih banyak atau besar kemudian masuk kedalam
> sungai ; limpasan tersebut mengakibatkan erosi badan sungai bertambah, yg pada
> gilirannya akan menambah sedimentasi di hilir sungai 
>
>    sehingga kapasitas sungai semakin terbatas atau kecil, dan....karena
> kapasitas sungai makin kecil , Terjadi Banjir  pada saat air limpasan melebihi
> daya tampung sungai.
> 3. Air yg meresap kedalam tanah secara natural semakin lebih sedikit atau kecil
> ;  Dampak ketidak seimbangan  air yg masuk kedalam tanah ( lapisan aquifer ) dan
> air yg dipompa oleh masyarakat akan 
>
>     mengakibatkan muka  air tanah  menjadi turun ( defisit air tanah ), mata air
> di sisi sungai akan semakin berkurang dan buah dari masalah tersebut akan
> terjadi Kelangkaan Air Baku pada musim kemarau.
>
> Fakta : di Jakarta Umum nya dan Jakarta Selatan khususnya, sudah terjadi
> perubahan alih fungsi lahan dan perubahan tata ruang dengan penyebab dan dampak
> yg diuraikan diatas.
> Pertanyaan yg mendasar adalah bagaimana solusi yg tepat dan benar dg fakta
> diatassistem Siklus Geohidrologi tidak terganggu ?
> Jawaban nya adalah KONSERVASI ; konservasi secara natural / alami  ; penghijauan
> kembali dan Konservasi secara artificial / buatan ; sumur resapan, biopori ,
> waduk resapan dan metoda-metoda lainnya.
>
> Salam,
> Fatchy
>
> 2011/2/8 Muhamad Suhud <msuhu...@gmail.com>
>
> Beberapa tahun yang lalu khan hampir 50 orang staf Pemda belajar ttg banjir di
> Belanda. Dan ketika kembali ke Indonesia mereka ditanya oleh Pak Gubernur apa
> yang menyebabkan banjir?. Dijawab dengan lantang oleh seluruh staf tsb "AIR".
>
> >Suhud
>
> >On 2/8/11 12:09 PM, "Shanty Syahril" <ssha...@gmail.com> wrote:
>
> >Wah mungkin Belanda ingin memperbaiki kesalahan mereka di masa lalu...
>
> >>Lebih setahun yang lalu, saya pernah hadir di diskusi yg sangat menarik ttg air
> >>(diadakan oleh peta hijau jakarta). Ada salah satu pembicara yang mengungkapkan
> >>kesalahan fundamental sistem pengelolaan air ibukota jauh berawal dari masa
> >>kolonial.
>
> >>Singkat cerita menurut beliau, tata kota jakarta di disain oleh Belanda untuk
> >>mengalirkan air hujan secepatnya2 ke laut (bisa dilihat dari kanal2 yang
> >>dibangun), sementara air kotornya diserapkan ke tanah (bisa dilihat dari
> >>penggunaan spetik tank dan bidang resapan - sampai sekarang hanya wilayah CBD
> >>yang punya pengolahan air kotor di waduk setiabudi).
>
> >>Pilihan sistem tsb yang saat ini membawa kita pada krisis air bersih, air tanah
> >>pun terancam bakteri coli. Air hujan yang seharusnya bisa diserapkan ke dalam
> >>tanah, justru disia-siakan.
>
> >>Sebenarnya ngeri juga sih dgn kerjasama luar negeri....khawatir kalau Belanda
> >>justru mengajarkan ke Jakarta untuk terus memperluas reklamasi di utara
> >>jakarta...:-(
>
> >>Semoga tidak begitu ya.....
>
> >>salam,
> >>shanty
>
> >>2011/2/7 Lulu Ratna <lu2ra...@yahoo.com>
>
> >>Jakarta Siap Belajar Soal Banjir dari Kota Rotterdam 
> >>> Lia Harahap - detikNews
> >>>     
> >>>Jakarta - Banjir salah satu masalah yang tidak bisa terpisahkan dari Jakarta.
> >>>Solusi demi solusi terus dilakukan. Salah satunya adalah meneken Memorandum of
> >>>Agreement (MoU) dengan Walikota Rotterdam Ahmed Aboutaleb sebagai kota kembar.
>
> >>>Penandatanganan ini dilakukan langsung oleh Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo.
> >>>Kedua kota ini akan bekerjasama dan mencari solusi untuk penanggulangan banjir.
>
> >>>"Di Rotterdam kami harus selalu melindungi diri dari kekuatan laut utara di
> >>>sebelah barat dan air pasang yang tinggi dari sungai-sungai yang mengalir dari
> >>>sebelah timur," ujar Walikota Rotterdam, Aboutaleb, usai penandatanganan MoU di
> >>>Gedung Balai Agung, Balaikota, Jl Medan Merdeka Selatan, Senin (7/2/2011)
>
> >>>Rotterdam, menurut Aboutaleb, telah mengembangkan keahlian yang luar biasa di
> >>>bidang pengelolaan air. Kota itu berambisi menjadi pusat dunia di bidang
> >>>pengelolaan air, dan keahlian inilah yang akan dibagikan untuk Jakarta untuk
> >>>mengatasi banjir.
>
> >>>"Kerjasama ini memberikan fokus pada pencegahan dan pengelolaan banjir untuk dua
> >>>tahun ke depan," lanjutnya.
>
> >>>Menurut Fauzi Bowo, Jakarta memang perlu masukan dari pakar pemeliharaan air
> >>>asal Rotterdam itu. Tujuannya tak lain untuk mendapatkan pembuangan air hujan
> >>>dan air sungai yang lebih baik.
>
> >>>"Maka itu kita akan susun rencana sebaik mungkin," kata Foke.
>
> >>>Selain mengadakan MoU, Walikota Rotterdam berencana akan melakukan kunjungan ke
> >>>sejumlah tempat di Jakarta, dalam rangka. mengamati pemeliharaan dan kegiatan
> >>>pengerukan sungai yang dilakukan guna meredam banjir.
>
> >>>Apalagi, pemerintah Belanda dan Indonesia sedang melakukan penelitian strategis
> >>>tentang bagaimana menghadapi masalah land subsidence dan meningginya permukaan
> >>>air laut secara efektif akibat penurunan permukaan tanah.
>
> >>>Sebelumnya, Foke pernah mengatakan mengamati peningkatan permukaan laut dan
> >>>penurunan permukaan tanah (line subsidance). Mengatasi itu pemerintah berencana
> >>>akan membangun dam raksasa.
>
> >>>"Kita memonitor beberapa tahun terakhir ternyata line subsidens lebih cepat
> >>>gerakannya ketimbang dari permukaan laut," ujar Foke.
>
> >>>Kondisi ini sebenarnya berdampak terjadinya genangan bukan hanya di Jakarta tapi
> >>>di sepanjang Pantai Utara Jawa. Khusus di Jakarta, dua masalah ini sangatlah
> >>>serius.
>
> >>>Dengan dibangunnya tanggul raksasa tersebut, lanjut Foke, paling tidak bisa
> >>>mengurangi tekanan rob secara signifikan. Meskipun perlu tahapan pananganan yang
> >>>lebih serius dari itu.
>
> >>>"Ini banyak terjadi di dunia (New Orlens, Belanda), Belanda yang paling advance
> >>>untuk urusan ini sampai mereka buat sistem polder ,sehingga meski air laut
> >>>tinggi tidak akan tumpah karena ada bendungan," jelasnya.
>
> >>>Memang ini bukan solusi akhir untuk menyelesaikan masalah banjir di Jakarta.
> >>>Karena tentu tanggul tersebut minimal 5-10 tahun ke depan perlu dipertanyakan
> >>>lagi.
>
> >>>"Kita akan berkumpul bersama instansi pemerintah pusat, pemerintah daerah untuk
> >>>jangka panjang. Kita tidak punya plihan selain membangun bendung raksasa di
> >>>teluk Jakarta, persisnya dimana masih memrelukan penelitian lebih jauh yang
> >>>jelas karena ada pelabuhan Priok tentu arus tranportasi laut," tandas Foke saat
>
> ...
>
> baca lainnya »
>
>  MANAJEMEN SUMBER DAYA AIR DI WILAYAH PROVINSI DKI JAKARTA.doc
> 1334KTampilkanUnduhan

--
You received this message because you are subscribed to the Google Groups "GreenLifestyle" group - Share this email!
To post to this group, send email to greenlifestyle@googlegroups.com
To unsubscribe from this group, send email to greenlifestyle-unsubscribe@googlegroups.com
For more options, visit this group at http://groups.google.com/group/greenlifestyle?hl=id