hai, artikel menarik. tergantung definisi mana yang mau digunakan tentang penjajahan ekologis ini. faktanya, norwegia dan negara-negara lain yang terlibat dalam carbon trading, memberikan bantuan uang untuk indonesia, agar indonesia mengurangi emisi karbon, atau menjaga hutan indonesia, dengan harapan mereka bisa terus-menerus berpolusi. padahal saat ini, mereka pun harusnya sudah mulai memotong emisi mereka, dan memikirkan bagaimana agar emisi karbon yang mereka keluarkan bisa diserap di negara mereka sendiri. bukan sekedar minta negara lain untuk menyerap emisi mereka dengan imbalan uang. sayangnya, negara-negara dunia ketiga yang hutannya masih banyak seperti indonesia, terlalu mudah dibeli. alternatif lain, kita bisa minta mereka untuk menurunkan emisi karbon mereka sendiri dan menolak "bantuan" itu. kepentingan dunia saat ini adalah menurunkan emisi karbon. yang bisa menyerapnya adalah negara dengan hutan yang cukup baik, bukan negara dengan uang banyak. jadi siapa yang punya posisi tawar? salam, piki pikiiam.blogspot.com --- Pada Rab, 20/10/10, imat <imat@pelangi.or.id> menulis:
|
--
You received this message because you are subscribed to the Google Groups "GreenLifestyle" group - Share this email!
To post to this group, send email to greenlifestyle@googlegroups.com
To unsubscribe from this group, send email to greenlifestyle-unsubscribe@googlegroups.com
For more options, visit this group at http://groups.google.com/group/greenlifestyle?hl=id