mencermati masalah beras....
IISES saat ini memang lebih fokus pada isu pangan, terutama pangan sehat di komunitas urban dan sub-urban. Memang ada benarnya juga bahwa konsumsi beras nasional turun dikit. Tetapi kita juga perlu mencermati bahwa masyarakat, terutama di perkotaan, beralih dari beras ke terigu, misalnya dalam bentuk roti dan mie. Hal ini terjadi pada kaum bawah - menengah - atas. memang saya tidak punya data yang akurat, tetapi hal ini terlihat pada komunitas dimana kami bergaul.
Beberapa bulan yang lalu, saya pernah memfasilitasi ibu-ibu di daerah tegal gundil, Bogor. Pertemuan tersebut sebenarnya untuk menghitung asupan kalori harian satu keluarga. Dari pertemuan diketahui ternyata ibu-ibu mempunyai kecenderungan untuk mengkonsumsi mie instant sebagai sumber karbohidrat terutama ketika sarapan sebagai pengganti nasi.
Perubahan pola konsumsi dari beras menjadi terigu sama saja mengganti masalah lama dengan masalah baru. So, sangat baik sekali jika kita mulai membiasakan dan mengkampanyekan pangan lokal. Jadi bukan sekedar non beras saja (thanks untuk kawan-kawan di milist ini yang telah membuka diskusi pangan lokal....).
Tantangan yang dihadapi IISES dan kita semua adalah bagaimana mengolah bahan pangan lokal menjadi bahan makanan yang diminati dan menarik oleh masyarakat.....
Salam,
Elin
Pada 16 Oktober 2011 23:22, Maria Hardayanto <mariahardayanto@gmail.com> menulis:
khusus untuk hari pangan sedunia saya menulis ini :Termasuk mengimpor beras sebanyak 1,6 juta ton tahun ini.
Konsumsi beras di Indonesia memang tertinggi di dunia, mencapai 113,48 kg per kapita/tahun pada tahun 2011 turun setelah sebelumnya mencapai 139,15 kg /kapita/tahun. Tetapi hal tersebut lebih disebabkan perubahan gaya hidup pada kelompok masyarakat menengah keatas yang mengonsumsi beranekaragam pangan. Tapi tetap tinggi bila dibandingkan rata-rata konsumsi beras dunia yaitu 60 kg/kapita/tahun, sedangkan konsumsi Malaysia 80 kg/kapita/tahun, Thailand 70 kg/kapita/tahun dan Jepang 58 kg/kapita/tahun
Pada Hari Pangan Sedunia tahun lalu pemerintah Indonesia mencanangkan One Day No Rice dengan tujuan menekan konsumsi beras karena seperti yang dikemukakan Wakil Menteri Pertanian, Bayu Krisnamurthi apabila masyarakat Indonesia mampu mengonsumsi pangan selain beras sehari dalam sebulan maka akan ada penghematan beras sebanyak 90.000 ton atau 1,1 juta ton/tahun atau setara dengan Rp 6 triliun.
2011/10/16 armely meiviana <ameiviana@gmail.com>Ida yang lebih baik :-)
makasih banget infonya. baru tahu kalo tgl 16 okt adl hari pangan sedunia. penting bgt nih...scara sampe abad ini,walau teknologi makin maju, tp blom ada orang yg bisa hidup tanpa makan :-)
eh btw, itu dukungan 1 juta-nya berupa apa ya & bgmn caranya?
baca imelnya ida jadi merasa diingatkan nih, kalau gerakan ramah lingkungan tuh bukan cuma 'hemat listrik, 'kurangi pakai kresek', 'naik sepeda/ angkutan umum', 'pilah sampah'....
tapi juga memilih buah2an, sayuran, ikan, bahan pangan dan jajanan lokal ya. menjadi konsumen yang berpihak pada petani, pekebun & nelayan lokal.
eh tapi...gimana mau pilih pangan lokal, kalo yg tersedia di pasar itu adl barang-barang impor, yg sebagian lebih murah dari produk lokal? kalo ke supermarket atau ke pasar, lbh banyak tersedia pilihan buah2an impor daripada lokal.
ada lagi yg bilang,"abis lebih mudah dapetin produk2 pangan yg impor daripada yg lokal?"
malah kalo kata kompas hari ini, alasan konsumen beli buah impor krn tampilannya lbh cantik. apa iya begitu?
nah kita2....yang katanya konsumen cerdas, baiknya gimn nihh? :-)2011/10/14 Ida Pardosi <i_pardosi@yahoo.com>--
Kawan-kawan yang baik...
Pada Hari Pangan Sedunia, Minggu 16 Oktober 2011, kami memulai kampanye "1 Juta Dukungan untuk Pangan Lokal", sebagai bentuk solidaritas dan dukungan kepada para penghasil pangan kita: petani, nelayan dan pekebun kecil yang semakin terpuruk akibat kurangnya dukungan kepada mereka. Impor pangan yang semakin besar memberi tekanan pada kehidupan mereka, seperti yang dialami baru-baru ini oleh petani kentang, petambak garam. Total, pangan impor mencapai 65%, membuat kita semakin tergantung dan lemah sebagai bangsa.
Rata2 usia petani dibanyak tempat diatas 40 tahun, kaum muda enggan bertani karena tidak ada dukungan dan insentif. Nelayan berpindah pekerjaan akibat semakin sulit menangkap ikan. Harga pangan makin mahal. 67 juta rakyat kita rawan pangan.
Kegiatan dilakukan di sekitar Bundaran HI, Minggu 16 Oktober 2011 pukul 09-11.00 WIB.
Kami tunggu yaa dukungannya, kalau tidak sempat dukungan dapat diberikan melalui fb, email, twitter @desa sejahtera @respect @ID Berseru.
Semoga dukungan kita bisa mendorong Indonesia yang mandiri pangan dan produsen pangannya sejahtera.
Kami sangat berterima kasih kalau teman2 bersedia untuk meneruskan ajakan ini.
salam hangat
Ida, Perkumpulan Indonesia Berseru
You received this message because you are subscribed to the Google Groups "GreenLifestyle" group - Share this email!
To post to this group, send email to greenlifestyle@googlegroups.com
To unsubscribe from this group, send email to greenlifestyle-unsubscribe@googlegroups.com
For more options, visit this group at http://groups.google.com/group/greenlifestyle?hl=id
--
You received this message because you are subscribed to the Google Groups "GreenLifestyle" group - Share this email!
To post to this group, send email to greenlifestyle@googlegroups.com
To unsubscribe from this group, send email to greenlifestyle-unsubscribe@googlegroups.com
For more options, visit this group at http://groups.google.com/group/greenlifestyle?hl=id--
You received this message because you are subscribed to the Google Groups "GreenLifestyle" group - Share this email!
To post to this group, send email to greenlifestyle@googlegroups.com
To unsubscribe from this group, send email to greenlifestyle-unsubscribe@googlegroups.com
For more options, visit this group at http://groups.google.com/group/greenlifestyle?hl=id
--
You received this message because you are subscribed to the Google Groups "GreenLifestyle" group - Share this email!
To post to this group, send email to greenlifestyle@googlegroups.com
To unsubscribe from this group, send email to greenlifestyle-unsubscribe@googlegroups.com
For more options, visit this group at http://groups.google.com/group/greenlifestyle?hl=id