Tuesday, 31 May 2011

[greenlifestyle] OOT : Bincang2 tentang sayur organik

meneruskan info dari kawan : 

Mau tau lebih jauh dengan apa yang dimaksud dengan sayur organik? Datanglah ke Rumah Komunitas 3f, Sabtu, 4 Juni 2011 di jalan Panglima Polim V/20 (dekat All Fesh polim) jam 10 -12. Terbuka juga kesempatan untuk menjadi agen sayur organik. Info melani@greatgreenproduce.com,  Sayur Sehat dan Aku Cinta Sayur Sehat

----

bayu

--
You received this message because you are subscribed to the Google Groups "GreenLifestyle" group - Share this email!
To post to this group, send email to greenlifestyle@googlegroups.com
To unsubscribe from this group, send email to greenlifestyle-unsubscribe@googlegroups.com
For more options, visit this group at http://groups.google.com/group/greenlifestyle?hl=id

[greenlifestyle] FYI: Indonesia 'Worst' in Tobacco Fight - Jakarta Globe online

Indonesia 'Worst' in Tobacco Fight
Dessy Sagita | May 30, 2011


As countries mark World No Tobacco Day today, Indonesia is still struggling to end the deadly addiction among its citizens despite overwhelming evidence that smoking is a major killer.

Indonesia remains the only country in the Asia-Pacific region that has not ratified the World Health Organization's Framework Convention on Tobacco Control, which requires its members to ban all tobacco advertising, including sponsorships and promotions, and impose no-smoking zones.

This has led activists to describe Indonesian programs to fight tobacco addiction, especially among young smokers, as the "worst in the world."

"Indonesia is a gigantic country, the number of smokers is outrageous," said Fuad Baradja, head of public education at the Indonesian Smoking Control Foundation (LM3).

"People start smoking when they are toddlers. But despite the severity of the situation, we still don't have adequate regulations that can address these problems properly. Therefore it's safe to say our anti-tobacco programs are the worst in the world."

World No Tobacco Day was initiated by the WHO in 1987 to encourage people to stop consuming tobacco products for at least 24 hours, but so far in Indonesia its impact has been limited.

Ministry of Health data shows that more than 60 percent of Indonesian men are smokers and more than 43 million children live with smokers.

A global youth tobacco survey conducted by the WHO in 2006 found that more than 37 percent of Indonesian high school and university students smoked, and three out of 10 admitted they started before turning 10.

Kartono Muhammad, a leading anti-tobacco activist and a former chairman of the Indonesian Doctors Association (IDI), said efforts to catch up with neighboring countries in terms of curtailing tobacco's harmful impact had thus far been ineffective, largely due to a lack of national leadership.

"Unfortunately, the efforts are sporadic and they don't reach all parts of Indonesia," he said. "That's because these efforts were initiated by local governments while the central government has been idle."

Only eight of the 33 provinces and 11 of the more than 400 districts in Indonesia have imposed no-smoking zones in public areas and facilities.

Jakarta is one of the provinces that has banned smoking in buildings but the regulation has remained largely ignored.

However, the WHO honored Jakarta Governor Fauzi Bowo on Sunday for his commitment to fighting tobacco addiction.
Join the debate online at thejakartaglobe.com or e-mail yourview@thejakartaglobe.com

--
You received this message because you are subscribed to the Google Groups "GreenLifestyle" group - Share this email!
To post to this group, send email to greenlifestyle@googlegroups.com
To unsubscribe from this group, send email to greenlifestyle-unsubscribe@googlegroups.com
For more options, visit this group at http://groups.google.com/group/greenlifestyle?hl=id

Monday, 30 May 2011

[greenlifestyle] Tanya: Pengganti UF dan Sewa Sepeda

Salam, teman GLers..


Ada yang tau gak tempat penyewaan sepeda di Bandung yang murah? bebas deh sepedanya apa.. boleh ontel, boleh juga mountain bike.. yang penting murah, harga mahasiswa.. hehe..

trus, yang kedua..
perekat kayu bernama Urea Formaldehid itu, menurut sumber yang saya baca ternyata menghasilkan emisi yang buruk dan beracun.. tapi kan dia sebenarnya membantu menjadikan limbah kayu menjadi produk yang berguna. nah, pendapat temen-temen gimana dengan soal ini? trus, ternyata UF ini punya tingkatannya, rendah, sedang, dan tinggi. nah, pertanyaannya, untuk tingkat yang rendah, apa bisa ditoleransi emisinya? terakhir.. ada gak sih pengganti UF yang lebih ramah pada lingkungan? tapi kualitasnya sama atau lebih.. kalau ada, bisa dapetin dari mana?

oke, terima kasih.
salam hijau, salam kreatif.

Rizqi Fauzi Anggadinata

--
You received this message because you are subscribed to the Google Groups "GreenLifestyle" group - Share this email!
To post to this group, send email to greenlifestyle@googlegroups.com
To unsubscribe from this group, send email to greenlifestyle-unsubscribe@googlegroups.com
For more options, visit this group at http://groups.google.com/group/greenlifestyle?hl=id

[greenlifestyle] green campus movement

Dear anggota miliser,


Saya mau minta sharing atau informasi tentang universitas yg melakukan
--
Irma Dana
http://dawala.wordpress.com [lagi belajar nulis

--
You received this message because you are subscribed to the Google Groups "GreenLifestyle" group - Share this email!
To post to this group, send email to greenlifestyle@googlegroups.com
To unsubscribe from this group, send email to greenlifestyle-unsubscribe@googlegroups.com
For more options, visit this group at http://groups.google.com/group/greenlifestyle?hl=id

[greenlifestyle] Re: Tanya : Penggunaan Air Hujan

Berikut portal komplit terkait usaha2 pemanfaatan air dan bervisi
bebasbanjir2025.
BISA!!!

http://bebasbanjir2025.wordpress.com/teknologi-pengendalian-banjir/pemanfaatan-air-hujan/
http://bebasbanjir2025.wordpress.com/teknologi-pengendalian-banjir/penampungan-air-hujan/
http://bebasbanjir2025.wordpress.com/teknologi-pengendalian-banjir/penampungan-air-hujan-2/

salamKOLABORASI,
+s+
Mohamad Bijaksana JuneroSANO
=========================
GREENERATION INDONESIA
green attitude green environment
Jalan Kanayakan D 35 Bandung
Jawa Barat - Indonesia 40135
Telp/Fax: +62 22 2500189
Email: info@greeneration.org
Twitter: @greenerationID
Web: www.greeneration.org

On May 26, 2:09 pm, Rin Kat <saphirafiner...@yahoo.com> wrote:
> setau-ku kalau air hujan untuk ngepel jadi bauuuuu....lantainya.
> selain buat nyiram2, mending buat bersihin ban mobil, sandal jepit, lap  dll :-)
> yang kotor banget baru nanti kalau perlu di bersihin lagi pake air
> bersih.dikit..
>
> ~ k@t ~
>
> ________________________________
> From: Sheila Kartika <sheilakartik...@gmail.com>
> To: greenlifestyle@googlegroups.com
> Sent: Thu, May 26, 2011 10:35:30 AM
> Subject: Re: [greenlifestyle] Tanya : Penggunaan Air Hujan
>
> Untuk cuci mobil dan kendaraan lainnya atau membersihkan teras rumah mungkin? :)
> On May 26, 2011 8:51 AM, "Meutia Miranti" <meutia.mira...@gmail.com> wrote:
>
>
>
>
>
>
>
>
>
> > Dear Greenlifestyle-ers,
>
> > Setelah dapet masukan dari GL-ers sekalian, kemarin saya sudah buat gentong
> > penampungan air hujan. Dan tadi malam sudah mulai terisi karena Jakarta
> > hujan deras.
> > Terima kasih ya GLers.. :-)
>
> > Gentongnya saya letakkan di teras atas dekat dengan pot2 bunga, jadi rencana
> > penggunaan utama adalah untuk menyiram tanaman..
> > Melihat performansinya yang keren, kayaknya saya mau bikin satu lagi
> > penampungannya.
> > Pertanyaannya, selain untuk siram2 tanaman, air hujan itu bisa dipakai untuk
> > apa lagi ya?
> > Kalo nggak salah, air hujan itu agak2 bersifat asam ya? Jadi sebaiknya tidak
> > dipakai untuk mandi (lagian agak kotor ya, kalo nggak kepepet banget :-D)
> > Kalo untuk mengepel, dicampur dengan pembersih lantai, apakah ada reaksi
> > sehingga merusak lantai atau jadi kurang bersih?
> > Kalo untuk menyiram kloset, kayaknya nggak apa2 ya?
>
> > Maaf kalau pertanyaannya terasa sedikit berlebihan :-)
>
> > Terima kasih sebelumnya..
>
> > Salam,
>
> > --
> > Meutia
>
> > .. bersyukur sepanjang waktu ..
>
> > --
> > You received this message because you are subscribed to the Google Groups
> >"GreenLifestyle" group - Share this email!
> > To post to this group, send email to greenlifestyle@googlegroups.com
> > To unsubscribe from this group, send email to
> >greenlifestyle-unsubscribe@googlegroups.com
> > For more options, visit this group at
> >http://groups.google.com/group/greenlifestyle?hl=id
>
> --
> You received this message because you are subscribed to the Google Groups
> "GreenLifestyle" group - Share this email!
> To post to this group, send email to greenlifestyle@googlegroups.com
> To unsubscribe from this group, send email to
> greenlifestyle-unsubscribe@googlegroups.com
> For more options, visit this group athttp://groups.google.com/group/greenlifestyle?hl=id

--
You received this message because you are subscribed to the Google Groups "GreenLifestyle" group - Share this email!
To post to this group, send email to greenlifestyle@googlegroups.com
To unsubscribe from this group, send email to greenlifestyle-unsubscribe@googlegroups.com
For more options, visit this group at http://groups.google.com/group/greenlifestyle?hl=id

[greenlifestyle] [artikel ] Akibat Krisis Nuklir Fukushima, Jerman Umumkan Penutupan Seluruh PLTN

Katalog Online : http://library.pelangi.or.id


berita lainnya dan selengkapnya lihat di
:http://www.pelangi.or.id/category-33-other-news.html

30 May 2011 - 05:23:43 WIB
Akibat Krisis Nuklir Fukushima, Jerman Umumkan Penutupan Seluruh PLTN

Senin, 30/05/2011 11:39 WIB Rita Uli Hutapea - detikNews Berlin -
Pemerintah Jerman mengumumkan rencana untuk menutup semua Pembangkit
Listrik Bertenaga Nuklir (PLTN) yang dimilikinya. Penutupan tersebut akan
selesai pada tahun 2022. Dengan ini, Jerman akan menjadi negara besar
industri pertama yang menutup semua PLTN-nya. Menteri Lingkungan Hidup
Jerman Norbert Roettgen ... read more

30 May 2011 - 04:57:28 WIB
UN nuclear agency opens probe for Malaysia plant

The Jakarta Post | Mon, 05/30/2011 9:53 AM Malaysia&#39;s government says
U.N. nuclear experts have opened investigations into whether plans for an
Australian-built rare earth refinery present any threat of radioactive
pollution. The plant currently being built by Australian miner Lynas in
eastern Malaysia could curtail China&#39;s monopoly on the supply of rare
... read more
30 May 2011 - 00:36:48 WIB

Julia Gillard orders carbon tax blitz

Sid Maher From: The Australian May 30, 2011 12:00AM JULIA Gillard has
ordered a national blitz by senior ministers to sell the government&#39;s
climate change plans amid mounting opposition from business to the carbon
tax and ahead of weeks of tense negotiations with the Greens and
independents on its final shape. Pro-carbon tax activists ... read more

29 May 2011 - 00:32:26 WIB

Turunkan Emisi Gas, Kementerian ESDM Gandeng Ancol

Idris Rusadi Putra - Okezone Minggu, 29 Mei 2011 17:46 wib JAKARTA -
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral bekerja sama dengan PT
Pembangunan Jaya Ancol dan Indonesia Institute of Clean Energi
menyelenggarakan Kampanye Sadar Energi Bersih. Kegiatan ini mendukung
komitmen Indonesia untuk menurunkan emisi gas rumah kaca yang disampaikan
oleh Presiden Republik Indonesia pada ... read more

29 May 2011 - 00:13:02 WIB

Climate change to deal blow to fruits, nuts: study

by AFP Published Sunday, May 29, 2011 &nbsp; Climate change is expected to
alter the global industry in fruits and nuts dramatically as tree crops
such as pistachios and cherries struggle in the rising temperatures,
researchers said. A study said that even if polluters took greater action
to cut carbon emissions, the impact of climate change will likely ... read
more

28 May 2011 - 00:10:14 WIB

Dupuy: Regardless of 礎elief,climate change is real

Saturday, May 28, 2011 by Tina Dupuy According to Oakland,
California&#39;s Harold Camping, the Rapture was supposed to hit American
Samoa (the location of the International Dateline) at 6 p.m. on Saturday,
May 21, 2011. Despite what all the billboards claimed, that would have
been 11 p.m. PST on Friday for the west coast. And from there the Rapture
was to roll ... read more

--
You received this message because you are subscribed to the Google Groups "GreenLifestyle" group - Share this email!
To post to this group, send email to greenlifestyle@googlegroups.com
To unsubscribe from this group, send email to greenlifestyle-unsubscribe@googlegroups.com
For more options, visit this group at http://groups.google.com/group/greenlifestyle?hl=id

[greenlifestyle] WiserJakarta @ Green ArtSpace: "Pangan yang sehat, manusiawi dan lestari"

Kami mengundang rekan-rekan yang peduli dengan isu-isu sosial dan sustainability untuk hadir pada acara diskusi:

WiserJakarta @ Green ArtSpace: "Pangan yang sehat, manusiawi dan lestari"

Sabtu, 4 Juni 2011. 15:00 ~ 17:30

Lokasi:
Green Artspace at Rumah Abdul Majid (The Eco House)
Jl. Abdul Majid Raya 46 A
Cipete Selatan, South Jakarta 12410
Tel. +62-21-7692778

Acara ini adalah kolaborasi antara WiserEarth Indonesia (@WiserIndonesia) dan Green Artspace (@GreenArtspace), yang merupakan permulaan dari sebuah forum bulanan dengan slogan:

"Bertemu, berbagi, berjejaring dan berkolaborasi untuk dunia yang lebih adil dan lestari."

Kami akan memulai rangkaian forum bulanan ini dengan sebuah tema yang sangat sentral posisinya dalam berbagai isu yang menyangkut keadilan dan kelestarian: makanan.

Tanpa disadari, masyarakat kota, khususnya metropolitan seperti Jakarta, sudah terpisah sama sekali dengan sistem yang menyediakan makanan mereka. Dengan keterpisahan ini, kita menjadi tak tahu menahu tentang sehat atau tidaknya makanan tersebut, manusiawi atau tidaknya proses produksinya, dan lestari atau tidaknya ekosistem dimana makanan kita diproduksi.

Jika anda tertarik untuk tahu lebih lanjut tentang isu ini, dan berjejaring dengan aktor dan komunitas yang menggeluti isu ini, silahkan bergabung dan ajak teman, kolega maupun kerabat anda. Berikut detail acaranya.



PEMBICARA

1. Teten Masduki | @tmasduki

Tak banyak yang tahu bahwa aktivis anti korupsi yang sering menghiasi layar televisi kita ini, juga adalah pemilik peternakan domba+ayam+ikan yang ramah lingkungan. Dengarkanlah kisahnya.

2. Dr. Ir. Yuli Retnani | @yuliretnani

Dr Yuli adalah dosen IPB yang meneliti pakan ternak organik dari limbah organik pasar. Dengan menggunakan pakan organik ini membuat peternak tidak usah membeli pakan ternak dari pabrik lagi, karena bisa membuat sendiri. Ujung2nya bisa untuk membantu perekonomian rakyat kecil.

3. Santoso | @greenradiofm
Direktur Green Radio (dulu KBR 68H), mantan pemimpin AJI (Aliansi Jurnalis Independen). Green Radio membuat program "Adopt a Tree" untuk mencegah perambahan hutan di kawasan Taman Nasional Gunung Pangrango. Sebagai alternatif supaya penduduk tidak merambah hutan, maka Green Radio dibantu Teten Masduki memperkenalkan peternakan domba sebagai alternatif mata pencaharian

4. Shafiq Pontoh | @shafiqpontoh

Salah satu punggawa salingsilang.com ini, juga merupakan penggiat komunitas urban farming Indonesia Berkebun (@IDberkebun). Indonesia Berkebun adalah pilot project untuk menciptakan lahan hijau di tengah kota yang juga memberikan manfaat bagi komunitas sekitar melalui penanaman sayuran dan buah-buahan yang melibatkan masyarakat kota yang awam dengan bercocok-tanam.

----------------------------------------------------------------------------------------

PROGRAM

15:00 ~ 15:30 (30 menit)
Registrasi

15:30 ~ 15:40 (10 menit)
Sambutan dan penjelasan tentang Green Artspace, WiserEarth dan WiserJakarta

15:40 ~ 15:50 (10 menit)
Saling kenal antara peserta

15:50 ~ 16:20 (30 menit)
Sesi I. Pembicara: Teten Masduki dan Dr. Ir. Yuli Retnani. Pemutaran video pendek. Q&A.

16:20 ~ 16:30 (10 menit)
Istirahat: Musik akustik dari Komunitas Pengamen Jalanan

16:30 ~ 17:00 (30 menit)
Sesi II. Pembicara: Santoso dan Shafiq Pontoh. Pemutaran video pendek. Q&A.

17:00 ~ 17:20 (20 menit)
Networking time, music, snack, drink.

17:20 ~ 17:30 (10 menit)
Penutupan

----------------------------------------------------------------------------------

OFFICIAL HASHTAG: #WiserJakarta

----------------------------------------------------------------------------------

BIAYA

Gratis, tapi anda bisa donasi ala kadarnya untuk snack and live music :-)

----------------------------------------------------------------------------------

TRANSPORTASI PUBLIK

Green Artspace at Abdul Majid Eco-House terletak di Jl. Abdul Majid 46A, antara Jl. Fatmawati dan Jl. Pangeran Antasari. Dari terminal Blok M atau Kampung Rambutan, naik kopaja 605 (bukan 605A). Turun persis di depannya.

Foto: http://bit.ly/GreenArtspace
Peta: http://goo.gl/maps/AQdj

-----------------------------------------------------------------------------------

CONTACT PERSONS

Wibowo Sulistio (Bowo) | @WiserIndonesia | @qriouslad
bowo@wiserearth.org
+62-811984 2543
http://www.WiserEarth.org/

Sitta F. Abdullah (Sitta) | @GreenArtspace | @SittaFAbdullah
sittafa@greenstar-artek.com
+62-812 19 800 850, +62-878 8010 9120
http://www.green-artspace.com/

http://www.greenstar-artek.com/

--
You received this message because you are subscribed to the Google Groups "GreenLifestyle" group - Share this email!
To post to this group, send email to greenlifestyle@googlegroups.com
To unsubscribe from this group, send email to greenlifestyle-unsubscribe@googlegroups.com
For more options, visit this group at http://groups.google.com/group/greenlifestyle?hl=id

[greenlifestyle] FYI: Photo Finish in Big Durian's Amazing Race - Jakarta Globe online

Inilah salah satu sudut pandang orang luar non Indonesia terhadap Jakarta...


Salam,

Lulu Ratna


---


Photo Finish In Big Durian's Amazing Race
Zack Petersen | May 29, 2011


Jakarta is infamous for its crazy traffic and difficult-to-navigate layout. But if you were challenged to see and explore as much of the city as possible in four hours, how much of it do you think you could traverse? The participants of Saturday's first annual Amazing Big Durian Race found their answer.

Organized by the American Chamber of Commerce's Young Professionals Committee, 36 teams of three or four members each participated in the contest, which was modeled after the popular reality TV show "The Amazing Race." The participants had to travel the city on a scavenger hunt, snap photos and collect random items in hopes of winning the grand prize of four new BlackBerry smartphones.

"We really wanted to do something different than what the American Chamber of Commerce normally does — an event where people can still meet new friends and business contacts, but without wearing name tags and standing around a hotel banquet room," said Lauren Tanner, co-chairwoman of the Young Professionals Committee.

She added, "I guess I would also say that the whole reason behind starting a young professionals committee was to offer different types of activities that would allow younger residents to enjoy Jakarta and appreciate it more. By holding events in new restaurants and bars and then having sports days and things like this scavenger hunt, we hope to do that."

Teams, boasting creative names like Uncle Dad Master, Tito Hotsauce and the Space Cadets, and The Jakarta Globe Swimsuit Edition, scored points in the competition by taking photos with at least two team members alongside everything from the mini deer at Monas to foreign ambassadors. They could also collect random items, like a business card from a Pertamina employee or ticket stubs from the TransJakarta busway. Each photo and item, from a list of more than 100 options, had different point values.

The competition, which started at 12:30 p.m. at Amigos in Kuningan and ended at Eastern Promise in Kemang at 6 p.m., forced teams into a mad dash across the city that took them all the way from Mampang to Pluit.

The game's unique rules gave teams a wide variety of strategic options. For example, they could try to score major points by getting a photograph of Ilham Anas, an Indonesian man known for his uncanny resemblance to US President Barack Obama, next to the statue of a young Obama in Menteng. The rules stipulated that a photo of a team with the statue was worth 10 points, while a photo of a team with Ilham was worth 75. But a photo of a team with Ilham Anas standing next to the statue was worth a whopping 750 points.

There were plenty of other photo point options, both wacky and conventional. A picture of a team wearing Burger King crowns inside a Toni Jack's was worth 20 points, while a photo of a team in front of the Corruption Eradication Commission (KPK) building was worth 50 points.

"Menteng was a points gold mine for our team," said Anne Conlin, a member of the planning committee. "In 10 minutes, we got pictures with a black dog, someone fishing, a jogger and someone with red shoes. On Jalan Surabaya, we found a blowgun and a ship's wheel and then we all had some jamu. The people we talked to were very friendly."

Malik Ardie, a member of the Party Ardies team, which finished second, said his team's knowledge of the city was its secret weapon.

"When we started out, we figured a lot of people would be using their BlackBerrys and iPods, but we know the streets and knew exactly where we would start and end," Ardie said. "We were pretty well organized. We thought we had our route set up better than anyone else."

Second place is respectable. And sometimes it's better to walk away with a good story than first place.

"The dangdut stage was pretty funny," Ardie said. "We were driving around Wijaya or Dharmawangsa. When we first drove past this place, we thought it was a dangdut stage but it was actually a live radio show. We get out of the cab and there's a crowd of like 30 people and then we four bule [Caucasian] guys run up and are like, 'Can we take a picture on the stage here?' We just got up there and the MC stopped talking. He didn't know what to think. And then we all just run back to the cab. The whole crowd was dumbfounded."

The winning team ended up going with a relatively straightforward strategy and was able to implement it without a hitch.

"Our strategy was to focus on big points and areas that are most reachable and quicker in terms of time," said Nifa Dahlan, a customer service executive with Santa Fe Relocation Services and a member of Team 24, which walked away with the grand prize.

"We poured our ideas, thoughts and laughs together," she said. "Our team was lucky because there was no drama during the race. We laughed most of the time."

"It was amazing seeing all of our participants' excitement and enthusiasm," said Daniel Bellefleur, an AmCham policy adviser. "The Amazing Big Durian Race brought out so many young and not so young Indonesian and expatriate professionals who all had a blast. Based on this incredible positive response, AmCham Indonesia hopes to throw the 2nd Annual Amazing Big Durian Race next year."

Daniel's advice for those who want to compete next year? "Know your city and the unique things in it, and you may also win some fabulous prizes in 2012."

--
You received this message because you are subscribed to the Google Groups "GreenLifestyle" group - Share this email!
To post to this group, send email to greenlifestyle@googlegroups.com
To unsubscribe from this group, send email to greenlifestyle-unsubscribe@googlegroups.com
For more options, visit this group at http://groups.google.com/group/greenlifestyle?hl=id

Saturday, 28 May 2011

Re: [greenlifestyle] Undangan The Indonesian Forum Seri 7, The Indonesian Institute Tema REDD+ dan Masyarakat Adat: Antara Berkah dan Bencana + tambahan keterangan tempat acara

Dear mbak Lola, terimakasih.
Semoga saya bisa ikutserta.
Salam HL,
Ning P
----- ----
From: lola amelia Sent: Friday, May 27, 2011 5:32 AM
All, terima kasih untuk respon terhadap undangan ini dan berikut kami kirimkan lagi undangan diskusi yang sudah dilengkapi. Sila dilihat dan samapi jumpa di Indonesian Forum Seri 7.
------------
Bersama ini kami mengundang Bapak/Ibu/Sdr/Sdri dalam Diskusi "THE INDONESIAN FORUM Seri 7"
Waktu                   : Rabu, 1 Juni 2011 Pk. 14.00-16.00 WIB
Tema                    : REDD-plus dan Masyarakat Adat : Antara Berkah dan Bencana
Tempat:                 : Gedung The Indonesian Institute, Lt. 1. Jl. K.H. Wahid Hasyim 194  Kampung Bali, Tanah Abang, Jakarta Pusat. Telp. 3905558
Lebih dari 2 juta hektar hutan Indonesia terbabat setiap tahunnya. Ini berarti untuk setiap detiknya, lebih dari hutan seluas 30 lapangan sepakbola hilang (Greenpeace International) Menyadari fungsi hutan yang sangat penting bagi kehidupan manusia, masalah deforestasi ini telah menjadi perhatian dunia. Masyarakat global pun mulai meyadari bahwa masalah deforestasi bukanlah tanggung jawab Indonesia semata, melainkan tanggung jawab global.
Bertolak dari hal di atas, maka dikembangkanlah sistem REDD-plus atau Reducing Emission from Deforestation and forest Degradation Plus yaitu sebuah skema Internasional (secara sukarela), yang bukan hanya pemberian insentif dari negara pengemisi karbon kepada Negara yang mempunyai hutan luas, seperti Indonesia karena keberhasilannya mengurangi emisi dari deforestasi dan degradasi hutan, tetapi juga peningkatan penyerapan karbon melalu konservasi, pengelolaan hutan lestari dan peningkatan cadangan-cadangan karbon hutan.
Dalam konteks Indonesia, penerapan sistem ini melibatkan banyak pihak dan kepentingan. Misalnya masyarakat adat, dimana hutan adalah sumber penghidupan mereka. Belum adanya undang-undang yang spesifik mengatur tentang perlindungan masyarakat adat menyebabkan banyak kalangan khawatir bahwa penerapan REDD-plus ini hanya akan "menggusur" masyarakat adat dari tanah mereka sendiri.
Menyikapi hal ini, maka timbul pertanyaan, apakah betul REDD-plus ini adalah sesuatu yang hanya memiliki dampak negatif, dan tidak akan benar-benar sampai ke tujuannya untuk mengatasi perubahan iklim?
Pertanyaan Diskusi:
1.       Bagaimana sebenarnya mekanisme penerapan REDD–plus di Indonesia?
2.       Apa dampak nyata dari pelaksanaan REDD-plus terhadap masyarakat adat?
3.       Bagaimana menyikapi antara ketidaksiapan kebijakan perlindungan masyarakat adat dengan urgensi pelaksanaan REDD-plus di Indonesia?
4.   Pengantar diskusi oleh:
(1)  Agus Purnomo (Staf Khusus Presiden bidang Perubahan Iklim)
(2)  Abdon Nababan (Sekjen Aliansi Masyarakat Adat Nusantara)
(3)  Viva Yoga Mauladi (Anggota komisi IV DPR RI, Fraksi PAN)
Moderator: Debra H. Yatim (Dewan Penasehat The Indonesian Institute).
Sampai jumpa di Diskusi TIF. Pada akhir acara, akan dibagikan rangkuman hasil diskusi.
Salam, Adinda Tenriangke Muchtar. Direktur Program The Indonesian Institute
Konfirmasi dan Informasi:  Lola 081320255817 – ameliaislola@gmail.com
THE INDONESIAN FORUM iskusi Bulanan
The Indonesian Institute Center for Public Policy Research
 
The Indonesian Institute (TII) adalah lembaga penelitian kebijakan publik yang independen, nonpartisan, dan nirlaba yang didirikan sejak Oktober 2004. Kegiatan TII antara lain kajian masalah-masalah di bidang politik, ekonomi, dan sosial. Selain kajian, TII juga melakukan fasilitasi kelompok kerja serta pelatihan.
 
Di bidang pendidikan publik, TII juga aktif di kegiatan advokasi publik, penulisan opini dan editorial (Wacana TII), kajian bulanan (Update Indonesia) dan tahunan (Indonesia Report) serta forum diskusi (The Indonesian Forum). TII berkomitmen memberikan sumbangan pada debat-debat kebijakan publik dan memperbaiki kualitas pembuatan dan hasil kebijakan publik dalam situasi demokrasi baru di Indonesia.
 
The Indonesian Forum adalah kegiatan diskusi tentang masalah-masalah aktual di bidang politik, ekonomi, sosial, hukum, budaya, pertahanan keamanan dan lingkungan. TII mengadakan diskusi ini sebagai media bertemunya para narasumber yang kompeten di bidangnya, dan para pemangku kepentingan dan pembuat kebijakan, serta penggiat civil society, akademisi, dan media.
Diskusi ini dilakukan rutin pada minggu I setiap bulan, bertempat di Gedung The Indonesian Institute, Lt. 1. Jl. K.H. Wahid Hasyim 194  Kampung Bali, Tanah Abang, Jakarta Pusat. Telp. 3905558
--

Re: [greenlifestyle] Undangan The Indonesian Forum Seri 7, TheIndonesian Institute Tema REDD+ dan Masyarakat Adat: Antara Berkah dan Bencana

Dear pak ES yb. Apa khabar? InsyaAllah sehat dan baik-2 saja. Amin.
 
Terimakasih atas informasinya.  Saya baru tau kalau begitu kenyataannya/
 
Iya pak saya setuju coba tau dulu masalah-2 PI dan dampak negatifnya dan bebenah ke "dalam"  dulu.
FYI: Dalam diskusi intensif kemarin 25-26 Mei oleh KLH, untuk 'TAU" tentang Daya Dukung & Tampung LH saja saya kira penguasaan (baik ilmiah maupun praktis) dari kita semua (terutama para pengambil keputusan, apalagi di daerah-2) nampaknya belum dikuasai sepennuhnya sehingga kebijakan pemanfaatan ruang hampir selalu tidak tepat.  
 
Ya kenyataannya memang banyak faktor pengaruh sebelum menentukan 'land use' dst itu.  Belum lagi pemetaan daerah bencana di domisili masing-2 saya rasa belum terekam secara lengkap (apalagi akurat). 
 
Begitulah sungguh memprihatinkan, sebab nampaknya setelah kejadian bencana baru pada sibuk memperbaikinya setelah banyak koran (manusia) maupun benda, dst. 
Memang gempa tak mungkin dapat diprediksi sebelumnya, tapi palingtidak sd\udah banyak ilmuwan yang a.l.melalui simulasi bisa menunjukkan di mana kawasan rawan bencana (tak hanya gempa dengan segala akibatnya - tsunami, tanah longsor, dll) yang sebaiknya dikonservasi saja dan pemanfaatan terbatas saja
.
Iya pak yang saya baca pertanyaan memang sudah lebih dari 3 dgn perjalanan waktu.
Salam HL dan selamat pagi, mau siap-2 berangkat ngajar pak.  Sampai ketemu lain kali.
Ning P
----- ----
Sent: Saturday, May 28, 2011 2:05 AM
Subject: Re: [greenlifestyle] Undangan The Indonesian Forum Seri 7, TheIndonesian Institute Tema REDD+ dan Masyarakat Adat: Antara Berkah dan Bencana
 
Ibu Ning, pertanyaan utk hal ini lebih dari 3 ... Sayangnya para negosiator kita di perubahan iklim belum/tdk pernah berfikir ttg pertanyaan2 spt itu sebelum mereka bertempur 'di arena' internasional. Mereka lebih sibuk mikirin agenda2 jalan2 selanjutnya? ..
Seharusnya selama kita punya kepentingan krn akan berdampak pd masyarakat kita ... Para negosiator atau lebih tepatnya 'kontingen' rombongan DELRI mengkaji dulu di dalam bukan setelah semua terjadi spt 'kebingungan' ... Khawatir sy spt CDM yg dugaan sy lebih besar pasak dr pd tiang krn jln2 tsb jika dihitung pastilah total emisi yg dkeluarkan akan lebih besar dr reduksi dr proyek2 CDM .. Ditambah lagi smp saat ini sy belum melihat manfaat dari pembangunan berkelanjutan terjadi sbg salah satu syarat CDM selain reduksi yg terlupakan .... Salam, ES
----------------
From: "ning purnomohadi" <prasetyo@centrin.net.id> Sender: greenlifestyle@googlegroups.com
Date: Sat, 28 May 2011 01:49:51 +0200
Mbak Lola, setau saya sudah ada 3 pertanyaan tentang tempat Diskusinya (venue?).
Mohon ada jawaban, terimakasih.  Salam HL, Ning P
----- -----
From: lola amelia To: greenlifestyle@googlegroups.com Sent: Thursday, May 26, 2011 6:58 AM
Subject: [greenlifestyle] Undangan The Indonesian Forum Seri 7, The Indonesian Institute Tema REDD+ dan Masyarakat Adat: Antara Berkah dan Bencana
Bersama ini kami mengundang Bapak/Ibu/Sdr/Sdri dalam Diskusi
"THE INDONESIAN FORUM Seri 7"
Waktu                   : Rabu, 1 Juni 2011 Pk. 14.00-16.00 WIB
Tema                    : REDD-plus dan Masyarakat Adat : Antara Berkah dan Bencana
 
Lebih dari 2 juta hektar hutan Indonesia terbabat setiap tahunnya. Ini berarti untuk setiap detiknya, lebih dari hutan seluas 30 lapangan sepakbola hilang (Greenpeace International) Menyadari fungsi hutan yang sangat penting bagi kehidupan manusia, masalah deforestasi ini telah menjadi perhatian dunia. Masyarakat global pun mulai meyadari bahwa masalah deforestasi bukanlah tanggung jawab Indonesia semata, melainkan tanggung jawab global.
Bertolak dari hal di atas, maka dikembangkanlah sistem REDD-plus atau Reducing Emission from Deforestation and forest Degradation Plus yaitu sebuah skema Internasional (secara sukarela), yang bukan hanya pemberian insentif dari negara pengemisi karbon kepada Negara yang mempunyai hutan luas, seperti Indonesia karena keberhasilannya mengurangi emisi dari deforestasi dan degradasi hutan, tetapi juga peningkatan penyerapan karbon melalu konservasi, pengelolaan hutan lestari dan peningkatan cadangan-cadangan karbon hutan.
Dalam konteks Indonesia, penerapan sistem ini melibatkan banyak pihak dan kepentingan. Misalnya masyarakat adat, dimana hutan adalah sumber penghidupan mereka. Belum adanya undang-undang yang spesifik mengatur tentang perlindungan masyarakat adat menyebabkan banyak kalangan khawatir bahwa penerapan REDD-plus ini hanya akan "menggusur" masyarakat adat dari tanah mereka sendiri.
Menyikapi hal ini, maka timbul pertanyaan, apakah betul REDD-plus ini adalah sesuatu yang hanya memiliki dampak negatif, dan tidak akan benar-benar sampai ke tujuannya untuk mengatasi perubahan iklim?
Pertanyaan Diskusi:
1  Bagaimana sebenarnya mekanisme penerapan REDD–plus di Indonesia?
Apa dampak nyata dari pelaksanaan REDD-plus terhadap masyarakat adat?
2 Bagaimana menyikapi antara ketidaksiapan kebijakan perlindungan masyarakat adat dengan urgensi pelaksanaan REDD-plus di Indonesia?  
Pengantar diskusi oleh:
(1)  Agus Purnomo (Staf Khusus Presiden bidang Perubahan Iklim)
(2)  Abdon Nababan (Sekjen Aliansi Masyarakat Adat Nusantara)
(3)  Viva Yoga Mauladi (Anggota komisi IV DPR RI, Fraksi PAN)
Moderator: Debra H. Yatim (Dewan Penasehat The Indonesian Institute).
Sampai jumpa di Diskusi TIF. Pada akhir acara, akan dibagikan rangkuman hasil diskusi.
Salam, Adinda Tenriangke Muchtar. Direktur Program The Indonesian Institute
Konfirmasi dan Informasi:  Lola 081320255817 – ameliaislola@gmail.com
Lola Amelia Peneliti Kebijakan Sosial dan Isu Gender
The Indonesian Institute 081320255817
----------------------

Re: [greenlifestyle] Undangan The Indonesian Forum Seri 7, TheIndonesian Institute Tema REDD+ dan Masyarakat Adat: Antara Berkah dan Bencana

Ibu Ning, pertanyaan utk hal ini lebih dari 3 ... Sayangnya para negosiator kita di perubahan iklim belum/tdk pernah berfikir ttg pertanyaan2 spt itu sebelum mereka bertempur 'di arena' internasional. Mereka lebih sibuk mikirin agenda2 jalan2 selanjutnya? ..
Seharusnya selama kita punya kepentingan krn akan berdampak pd masyarakat kita ... Para negosiator atau lebih tepatnya 'kontingen' rombongan DELRI mengkaji dulu di dalam bukan setelah semua terjadi spt 'kebingungan' ... Khawatir sy spt CDM yg dugaan sy lebih besar pasak dr pd tiang krn jln2 tsb jika dihitung pastilah total emisi yg dkeluarkan akan lebih besar dr reduksi dr proyek2 CDM .. Ditambah lagi smp saat ini sy belum melihat manfaat dari pembangunan berkelanjutan terjadi sbg salah satu syarat CDM selain reduksi yg terlupakan ....


Salam,
ES

Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT


From: "ning purnomohadi" <prasetyo@centrin.net.id>
Sender: greenlifestyle@googlegroups.com
Date: Sat, 28 May 2011 01:49:51 +0200
To: <greenlifestyle@googlegroups.com>
ReplyTo: greenlifestyle@googlegroups.com
Subject: Re: [greenlifestyle] Undangan The Indonesian Forum Seri 7, The Indonesian Institute Tema REDD+ dan Masyarakat Adat: Antara Berkah dan Bencana

Mbak Lola, setau saya sudah ada 3 pertanyaan tentang tempat Diskusinya (venue?).
Mohon ada jawaban, terimakasih.  Salam HL,
Ning P
----- Original Message -----
Sent: Thursday, May 26, 2011 6:58 AM
Subject: [greenlifestyle] Undangan The Indonesian Forum Seri 7, The Indonesian Institute Tema REDD+ dan Masyarakat Adat: Antara Berkah dan Bencana

Bersama ini kami mengundang Bapak/Ibu/Sdr/Sdri dalam Diskusi

"THE INDONESIAN FORUM Seri 7"

Waktu                   : Rabu, 1 Juni 2011 Pk. 14.00-16.00 WIB

Tema                    : REDD-plus dan Masyarakat Adat : Antara Berkah dan Bencana

 

Lebih dari 2 juta hektar hutan Indonesia terbabat setiap tahunnya. Ini berarti untuk setiap detiknya, lebih dari hutan seluas 30 lapangan sepakbola hilang (Greenpeace International) Menyadari fungsi hutan yang sangat penting bagi kehidupan manusia, masalah deforestasi ini telah menjadi perhatian dunia. Masyarakat global pun mulai meyadari bahwa masalah deforestasi bukanlah tanggung jawab Indonesia semata, melainkan tanggung jawab global.


Bertolak dari hal di atas, maka dikembangkanlah sistem REDD-plus atau Reducing Emission from Deforestation and forest Degradation Plus yaitu sebuah skema Internasional (secara sukarela), yang bukan hanya pemberian insentif dari negara pengemisi karbon kepada Negara yang mempunyai hutan luas, seperti Indonesia karena keberhasilannya mengurangi emisi dari deforestasi dan degradasi hutan, tetapi juga peningkatan penyerapan karbon melalu konservasi, pengelolaan hutan lestari dan peningkatan cadangan-cadangan karbon hutan.


Dalam konteks Indonesia, penerapan sistem ini melibatkan banyak pihak dan kepentingan. Misalnya masyarakat adat, dimana hutan adalah sumber penghidupan mereka. Belum adanya undang-undang yang spesifik mengatur tentang perlindungan masyarakat adat menyebabkan banyak kalangan khawatir bahwa penerapan REDD-plus ini hanya akan "menggusur" masyarakat adat dari tanah mereka sendiri.


Menyikapi hal ini, maka timbul pertanyaan, apakah betul REDD-plus ini adalah sesuatu yang hanya memiliki dampak negatif, dan tidak akan benar-benar sampai ke tujuannya untuk mengatasi perubahan iklim?


Pertanyaan Diskusi:

  1.   Bagaimana sebenarnya mekanisme penerapan REDD–plus di Indonesia?
  2. Apa dampak nyata dari pelaksanaan REDD-plus terhadap masyarakat adat?
  3. agaimana menyikapi antara ketidaksiapan kebijakan perlindungan masyarakat adat dengan urgensi pelaksanaan REDD-plus di Indonesia?  

Pengantar diskusi oleh:

(1)  Agus Purnomo (Staf Khusus Presiden bidang Perubahan Iklim)

(2)  Abdon Nababan (Sekjen Aliansi Masyarakat Adat Nusantara)

(3)  Viva Yoga Mauladi (Anggota komisi IV DPR RI, Fraksi PAN)

 

Moderator: Debra H. Yatim (Dewan Penasehat The Indonesian Institute).

 

Sampai jumpa di Diskusi TIF. Pada akhir acara, akan dibagikan rangkuman hasil diskusi.

Salam, Adinda Tenriangke Muchtar. Direktur Program The Indonesian Institute

 

Konfirmasi dan Informasi:  Lola 081320255817 – ameliaislola@gmail.com



...................

Lola Amelia
Peneliti Kebijakan Sosial dan Isu Gender
The Indonesian Institute
081320255817

--
You received this message because you are subscribed to the Google Groups "GreenLifestyle" group - Share this email!
To post to this group, send email to greenlifestyle@googlegroups.com
To unsubscribe from this group, send email to greenlifestyle-unsubscribe@googlegroups.com
For more options, visit this group at http://groups.google.com/group/greenlifestyle?hl=id

Re: [greenlifestyle] Undangan The Indonesian Forum Seri 7, The Indonesian Institute Tema REDD+ dan Masyarakat Adat: Antara Berkah dan Bencana

Mbak Lola, setau saya sudah ada 3 pertanyaan tentang tempat Diskusinya (venue?).
Mohon ada jawaban, terimakasih.  Salam HL,
Ning P
----- Original Message -----
Sent: Thursday, May 26, 2011 6:58 AM
Subject: [greenlifestyle] Undangan The Indonesian Forum Seri 7, The Indonesian Institute Tema REDD+ dan Masyarakat Adat: Antara Berkah dan Bencana

Bersama ini kami mengundang Bapak/Ibu/Sdr/Sdri dalam Diskusi

"THE INDONESIAN FORUM Seri 7"

Waktu                   : Rabu, 1 Juni 2011 Pk. 14.00-16.00 WIB

Tema                    : REDD-plus dan Masyarakat Adat : Antara Berkah dan Bencana

 

Lebih dari 2 juta hektar hutan Indonesia terbabat setiap tahunnya. Ini berarti untuk setiap detiknya, lebih dari hutan seluas 30 lapangan sepakbola hilang (Greenpeace International) Menyadari fungsi hutan yang sangat penting bagi kehidupan manusia, masalah deforestasi ini telah menjadi perhatian dunia. Masyarakat global pun mulai meyadari bahwa masalah deforestasi bukanlah tanggung jawab Indonesia semata, melainkan tanggung jawab global.


Bertolak dari hal di atas, maka dikembangkanlah sistem REDD-plus atau Reducing Emission from Deforestation and forest Degradation Plus yaitu sebuah skema Internasional (secara sukarela), yang bukan hanya pemberian insentif dari negara pengemisi karbon kepada Negara yang mempunyai hutan luas, seperti Indonesia karena keberhasilannya mengurangi emisi dari deforestasi dan degradasi hutan, tetapi juga peningkatan penyerapan karbon melalu konservasi, pengelolaan hutan lestari dan peningkatan cadangan-cadangan karbon hutan.


Dalam konteks Indonesia, penerapan sistem ini melibatkan banyak pihak dan kepentingan. Misalnya masyarakat adat, dimana hutan adalah sumber penghidupan mereka. Belum adanya undang-undang yang spesifik mengatur tentang perlindungan masyarakat adat menyebabkan banyak kalangan khawatir bahwa penerapan REDD-plus ini hanya akan "menggusur" masyarakat adat dari tanah mereka sendiri.


Menyikapi hal ini, maka timbul pertanyaan, apakah betul REDD-plus ini adalah sesuatu yang hanya memiliki dampak negatif, dan tidak akan benar-benar sampai ke tujuannya untuk mengatasi perubahan iklim?


Pertanyaan Diskusi:

  1.   Bagaimana sebenarnya mekanisme penerapan REDD–plus di Indonesia?
  2. Apa dampak nyata dari pelaksanaan REDD-plus terhadap masyarakat adat?
  3. agaimana menyikapi antara ketidaksiapan kebijakan perlindungan masyarakat adat dengan urgensi pelaksanaan REDD-plus di Indonesia?  

Pengantar diskusi oleh:

(1)  Agus Purnomo (Staf Khusus Presiden bidang Perubahan Iklim)

(2)  Abdon Nababan (Sekjen Aliansi Masyarakat Adat Nusantara)

(3)  Viva Yoga Mauladi (Anggota komisi IV DPR RI, Fraksi PAN)

 

Moderator: Debra H. Yatim (Dewan Penasehat The Indonesian Institute).

 

Sampai jumpa di Diskusi TIF. Pada akhir acara, akan dibagikan rangkuman hasil diskusi.

Salam, Adinda Tenriangke Muchtar. Direktur Program The Indonesian Institute

 

Konfirmasi dan Informasi:  Lola 081320255817 – ameliaislola@gmail.com



...................

Lola Amelia
Peneliti Kebijakan Sosial dan Isu Gender
The Indonesian Institute
081320255817

--
You received this message because you are subscribed to the Google Groups "GreenLifestyle" group - Share this email!
To post to this group, send email to greenlifestyle@googlegroups.com
To unsubscribe from this group, send email to greenlifestyle-unsubscribe@googlegroups.com
For more options, visit this group at http://groups.google.com/group/greenlifestyle?hl=id

Friday, 27 May 2011

Re: [greenlifestyle] Undangan The Indonesian Forum Seri 7, The Indonesian Institute Tema REDD+ dan Masyarakat Adat: Antara Berkah dan Bencana

halo,


saya juga penasaran soal tempat acaranya, tapi ada info dari laman ini:
http://www.theindonesianinstitute.com/index.php/kegiatan/the-indonesian-forum

- - -
THE INDONESIAN FORUM adalah kegiatan Seri Diskusi dari The Indonesian
Institute yang membahas masalah-masalah aktual di bidang politik,
ekonomi, sosial, hukum, budaya, pertahanan keamanan dan lingkungan.
TII mengadakan diskusi ini sebagai media bertemunya para narasumber
yang kompeten di bidangnya, dan para pemangku kepentingan dan pembuat
kebijakan, serta penggiat civil society, akademisi, dan media/pers.

Diskusi ini dilakukan rutin pada minggu I & III, bertempat di Ruang
Baca & Diskusi,
Gedung The Indonesian Institute, Lantai 1.
Jl. K.H. Wahid Hasyim 194 Kampung Bali,
Tanah Abang, Jakarta Pusat. Telp. 3905558.
- - -

salam

On 5/27/11, Irma Dana <irma.dana@gmail.com> wrote:
> Hehehehe, iya niy, diadakan dimana diskusinya?
> makasih:)
>
> salam,
> irma
>
> 2011/5/26 lola amelia <ameliaislola@gmail.com>
>
>> *Bersama ini kami mengundang Bapak/Ibu/Sdr/Sdri dalam Diskusi *
>>
>> *"THE INDONESIAN FORUM Seri **7**" *
>>
>> *Waktu : **Rabu**, **1 Juni **2011 Pk. 14.00-16.00 WIB*
>>
>> *Tema : **REDD-plus dan Masyarakat Adat : Antara Berkah
>> dan Bencana***
>>
>>
>>
>> Lebih dari 2 juta hektar hutan Indonesia terbabat setiap tahunnya. Ini
>> berarti untuk setiap detiknya, lebih dari hutan seluas 30 lapangan
>> sepakbola
>> hilang (Greenpeace International) Menyadari fungsi hutan yang sangat
>> penting
>> bagi kehidupan manusia, masalah deforestasi ini telah menjadi perhatian
>> dunia. Masyarakat global pun mulai meyadari bahwa masalah deforestasi
>> bukanlah tanggung jawab Indonesia semata, melainkan tanggung jawab global.
>>
>>
>> **
>>
>> Bertolak dari hal di atas, maka dikembangkanlah sistem REDD-plus atau
>> *Reducing
>> Emission from Deforestation and forest Degradation Plus* yaitu sebuah
>> skema Internasional (secara sukarela), yang bukan hanya pemberian insentif
>> dari negara pengemisi karbon kepada Negara yang mempunyai hutan luas,
>> seperti Indonesia karena keberhasilannya mengurangi emisi dari deforestasi
>> dan degradasi hutan, tetapi juga peningkatan penyerapan karbon melalu
>> konservasi, pengelolaan hutan lestari dan peningkatan cadangan-cadangan
>> karbon hutan.
>>
>>
>> Dalam konteks Indonesia, penerapan sistem ini melibatkan banyak pihak dan
>> kepentingan. Misalnya masyarakat adat, dimana hutan adalah sumber
>> penghidupan mereka. Belum adanya undang-undang yang spesifik mengatur
>> tentang perlindungan masyarakat adat menyebabkan banyak kalangan khawatir
>> bahwa penerapan REDD-plus ini hanya akan "menggusur" masyarakat adat dari
>> tanah mereka sendiri.
>>
>>
>> Menyikapi hal ini, maka timbul pertanyaan, apakah betul REDD-plus ini
>> adalah sesuatu yang hanya memiliki dampak negatif, dan tidak akan
>> benar-benar sampai ke tujuannya untuk mengatasi perubahan iklim?
>>
>>
>> *Pertanyaan Diskusi:*
>>
>> 1. Bagaimana sebenarnya mekanisme penerapan REDD–plus di Indonesia?
>> 2. Apa dampak nyata dari pelaksanaan REDD-plus terhadap masyarakat
>> adat?
>> 3. agaimana menyikapi antara ketidaksiapan kebijakan perlindungan
>> masyarakat adat dengan *urgensi *pelaksanaan REDD-plus di Indonesia?
>>
>> *Pengantar diskusi oleh:*
>>
>> *(1) *Agus Purnomo (Staf Khusus Presiden bidang Perubahan Iklim)
>>
>> *(2) *Abdon Nababan (Sekjen Aliansi Masyarakat Adat Nusantara)
>>
>> *(3) *Viva Yoga Mauladi (Anggota komisi IV DPR RI, Fraksi PAN)
>>
>>
>>
>> *Moderator:* Debra H. Yatim (Dewan Penasehat The Indonesian Institute).
>>
>>
>>
>> *Sampai jumpa di Diskusi TIF. **Pada akhir acara, akan dibagikan rangkuman
>> hasil diskusi.*
>>
>> Salam, *Adinda Tenriangke Muchtar. *Direktur Program The Indonesian
>> Institute
>>
>> * *
>>
>> *Konfirmasi dan Informasi: Lola 081320255817 – ameliaislola@gmail.com*
>>
>>
>> ...................
>>
>> Lola Amelia
>> Peneliti Kebijakan Sosial dan Isu Gender
>> The Indonesian Institute
>> 081320255817
>>
>> --
>> You received this message because you are subscribed to the Google Groups
>> "GreenLifestyle" group - Share this email!
>> To post to this group, send email to greenlifestyle@googlegroups.com
>> To unsubscribe from this group, send email to
>> greenlifestyle-unsubscribe@googlegroups.com
>> For more options, visit this group at
>> http://groups.google.com/group/greenlifestyle?hl=id
>
>
>
>
> --
> Irma Dana
> http://dawala.wordpress.com [lagi belajar nulis
>
> --
> You received this message because you are subscribed to the Google Groups
> "GreenLifestyle" group - Share this email!
> To post to this group, send email to greenlifestyle@googlegroups.com
> To unsubscribe from this group, send email to
> greenlifestyle-unsubscribe@googlegroups.com
> For more options, visit this group at
> http://groups.google.com/group/greenlifestyle?hl=id


--
Nugroho Budianggoro (Nugi)
Jakarta, Indonesia
+6281384649880

--
You received this message because you are subscribed to the Google Groups "GreenLifestyle" group - Share this email!
To post to this group, send email to greenlifestyle@googlegroups.com
To unsubscribe from this group, send email to greenlifestyle-unsubscribe@googlegroups.com
For more options, visit this group at http://groups.google.com/group/greenlifestyle?hl=id

Re: [greenlifestyle] Undangan The Indonesian Forum Seri 7, The Indonesian Institute Tema REDD+ dan Masyarakat Adat: Antara Berkah dan Bencana

Acaranya akan berlangsung di:
Gedung The Indonesian Institute
Jl, Wahid Hasyim 194, Tanah Abang, Jakpus (Tlp: 021 31907815)

Sampai jumpa di sana yaa :)

Lola



2011/5/27 Irma Dana <irma.dana@gmail.com>
Hehehehe, iya niy, diadakan dimana diskusinya?
makasih:)

salam,
irma

2011/5/26 lola amelia <ameliaislola@gmail.com>

Bersama ini kami mengundang Bapak/Ibu/Sdr/Sdri dalam Diskusi

"THE INDONESIAN FORUM Seri 7"

Waktu                   : Rabu, 1 Juni 2011 Pk. 14.00-16.00 WIB

Tema                    : REDD-plus dan Masyarakat Adat : Antara Berkah dan Bencana

 

Lebih dari 2 juta hektar hutan Indonesia terbabat setiap tahunnya. Ini berarti untuk setiap detiknya, lebih dari hutan seluas 30 lapangan sepakbola hilang (Greenpeace International) Menyadari fungsi hutan yang sangat penting bagi kehidupan manusia, masalah deforestasi ini telah menjadi perhatian dunia. Masyarakat global pun mulai meyadari bahwa masalah deforestasi bukanlah tanggung jawab Indonesia semata, melainkan tanggung jawab global.


Bertolak dari hal di atas, maka dikembangkanlah sistem REDD-plus atau Reducing Emission from Deforestation and forest Degradation Plus yaitu sebuah skema Internasional (secara sukarela), yang bukan hanya pemberian insentif dari negara pengemisi karbon kepada Negara yang mempunyai hutan luas, seperti Indonesia karena keberhasilannya mengurangi emisi dari deforestasi dan degradasi hutan, tetapi juga peningkatan penyerapan karbon melalu konservasi, pengelolaan hutan lestari dan peningkatan cadangan-cadangan karbon hutan.


Dalam konteks Indonesia, penerapan sistem ini melibatkan banyak pihak dan kepentingan. Misalnya masyarakat adat, dimana hutan adalah sumber penghidupan mereka. Belum adanya undang-undang yang spesifik mengatur tentang perlindungan masyarakat adat menyebabkan banyak kalangan khawatir bahwa penerapan REDD-plus ini hanya akan "menggusur" masyarakat adat dari tanah mereka sendiri.


Menyikapi hal ini, maka timbul pertanyaan, apakah betul REDD-plus ini adalah sesuatu yang hanya memiliki dampak negatif, dan tidak akan benar-benar sampai ke tujuannya untuk mengatasi perubahan iklim?


Pertanyaan Diskusi:

  1.   Bagaimana sebenarnya mekanisme penerapan REDD–plus di Indonesia?
  2. Apa dampak nyata dari pelaksanaan REDD-plus terhadap masyarakat adat?
  3. agaimana menyikapi antara ketidaksiapan kebijakan perlindungan masyarakat adat dengan urgensi pelaksanaan REDD-plus di Indonesia?  

Pengantar diskusi oleh:

(1)  Agus Purnomo (Staf Khusus Presiden bidang Perubahan Iklim)

(2)  Abdon Nababan (Sekjen Aliansi Masyarakat Adat Nusantara)

(3)  Viva Yoga Mauladi (Anggota komisi IV DPR RI, Fraksi PAN)

 

Moderator: Debra H. Yatim (Dewan Penasehat The Indonesian Institute).

 

Sampai jumpa di Diskusi TIF. Pada akhir acara, akan dibagikan rangkuman hasil diskusi.

Salam, Adinda Tenriangke Muchtar. Direktur Program The Indonesian Institute

 

Konfirmasi dan Informasi:  Lola 081320255817 – ameliaislola@gmail.com



...................

Lola Amelia
Peneliti Kebijakan Sosial dan Isu Gender
The Indonesian Institute
081320255817

--
You received this message because you are subscribed to the Google Groups "GreenLifestyle" group - Share this email!
To post to this group, send email to greenlifestyle@googlegroups.com
To unsubscribe from this group, send email to greenlifestyle-unsubscribe@googlegroups.com
For more options, visit this group at http://groups.google.com/group/greenlifestyle?hl=id



--
Irma Dana
http://dawala.wordpress.com [lagi belajar nulis

--
You received this message because you are subscribed to the Google Groups "GreenLifestyle" group - Share this email!
To post to this group, send email to greenlifestyle@googlegroups.com
To unsubscribe from this group, send email to greenlifestyle-unsubscribe@googlegroups.com
For more options, visit this group at http://groups.google.com/group/greenlifestyle?hl=id

--
You received this message because you are subscribed to the Google Groups "GreenLifestyle" group - Share this email!
To post to this group, send email to greenlifestyle@googlegroups.com
To unsubscribe from this group, send email to greenlifestyle-unsubscribe@googlegroups.com
For more options, visit this group at http://groups.google.com/group/greenlifestyle?hl=id