Friday, 10 December 2010

Re: [greenlifestyle] Eating Animals by Jonathan Safran Voel

Menurut saya, berqurban adalah pernyataan simbolis bahwa kita bersedia menyerahkan sebagian kecil dari harta kita kepada kaum yang berhak. Banyak masyarakat kita tidak mampu makan daging. Makan daging qurban (yang notabene gratis) setahun sekali merupakan simbol bahwa kaum yang berada memiliki kepedulian sosial kepada kaum yang kurang. Kapan lagi mereka merasakan daging kambing/sapi? Di sini saya rasa lebih banyak fungsi sosialnya.

Makan daging berlebihan memang tidak baik, untuk kesehatan kita maupun untuk kesehatan lingkungan hidup. Tapi menurut saya, setahun sekali itu sama sekali tidak berlebihan. Mengingat banyak di antara kaum yang berada bisa makan daging tiga kali sehari. Bahkan ada yang menganggap tempe dan tahu bukanlah lauk.

Industrialisasi ternak memang kurang berperikehewanan. Ternak yang dikandangkan seperti sapi perah, sapi pedaging biasanya kurang bergerak karena terkurung. Seperti yang terjadi saat tragedi Merapi, akhirnya banyak ternak yang mati terkena awan panas. Kalau mereka tidak dikurung di kandang atau diikat, saya yakin mereka sudah kabur turun gunung jauh-jauh hari, karena biasanya hewan punya insting untuk mengetahui adanya bahaya.

Seperti yang pernah saya lihat di tayangan NatGeo tentang peternakan sapi Jepang di Selandia Baru, sapi itu dibiarkan berkeliaran bebas di alam. Sapi-sapi itu bahagia dan konon dagingnya lebih enak. Memelihara ternak dengan rasa cinta juga akan membuat manusia tidak serakah, sehingga memelihara ternak sesuai kebutuhan saja, tidak untuk memenuhi konsumsi publik dan mencari keuntungan sebesar2nya.

Maaf jika ada yang kurang berkenan.

Salam,

Zubaidah

--- On Tue, 12/7/10, anita_sy_ar@yahoo.com <anita_sy_ar@yahoo.com> wrote:

From: anita_sy_ar@yahoo.com <anita_sy_ar@yahoo.com>
Subject: Re: [greenlifestyle] Eating Animals by Jonathan Safran Voel
To: greenlifestyle@googlegroups.com
Date: Tuesday, December 7, 2010, 5:58 PM

Yaa..

Reza Gunawan dengan holistic care-nya mungkin lebih memahami kehidupan ini secara holistik.. peningkatan kesadaran dgn perjalanan ke dalam diri..

Sejujurnya.. Hati kecil sy masih mempertanyakan tradisi Idul Qurban.. Di saat terjadinya pembantaian besar2an.. Bau anyir di mana2..Walaupun sy muslim.. But something in my heart told me that there's another explanation about sacrafice there.. Or here..?

ASA

Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

-----Original Message-----
From: sumansutra@gmail.com
Sender: greenlifestyle@googlegroups.com
Date: Tue, 7 Dec 2010 08:02:01
To: Pemanasan Global<pemanasanglobal@yahoogroups.com>; Connectors TCP Indonesia<connectorstcpid@googlegroups.com>; Green Life Style Milis<greenlifestyle@googlegroups.com>
Reply-To: greenlifestyle@googlegroups.com
Subject: [greenlifestyle] Eating Animals by Jonathan Safran Voel

Sebuah buku dgn judul "Eating Animals", karya Jonathan Safran Foer. Versi bahasa Indonesia diterbitkan oleh Gramedia Balai Pustaka. Buku yg layak dibaca oleh para pejuang hijau :)

Berikut resensi buku ini:

Bayangkan diri Anda menghadapi satu porsi steik yang masih mendesiskan asap dan menguarkan bau daging setengah gosong yang mengguyur lidah Anda dengan air liur. Hidangan menggiurkan itu merupakan akhir dari mata rantai bisnis peternakan daging dunia yang menyimpan sejuta kisah pembantaian sekaligus menyumbangkan 40% lebih besar kepada pemanasan global ketimbang seluruh transportasi di bumi. Bisa dikatakan peternakanlah penyebab nomor satu pemanasan global.

Lewat buku ini, Jonathan Safran Foer, penulis novel laris Everything Is Illuminated dan Extremely Loud and Incredibly Close, menuturkan dengan caranya yang jahil, kocak, sekaligus filosofis makna makanan. Ada teror, harga diri, rasa terima kasih, balas dendam, kegembiraan, rasa malu, agama, sejarah, dan cinta di dalamnya. Bahwa manusia mendapat hak istimewa untuk bisa memilih makanan apa saja di bumi ini bukan berarti ia layak untuk memperlakukan setiap makhluk, terutama hewan sebagai sekadar santapan atau makanan tanpa menyadari bahwa mereka layak diperlakukan lebih dari korban sajian.

Buku ini bukan tentang provokasi menjadi vegetarian. Jonathan Safran Foer lebih menempatkan buku yang ditulisnya dengan sejumlah riset dan penyelidikan secara langsung, untuk mengungkap praktik-praktik peternakan pabrik di Amerika Serikat yang sudah menyimpang jauh dari tradisi peternakan keluarga yang memperlakukan hewan secara lebih bersahabat.

"Mana yang lebih sering menentukan pilihan hidup Anda: kebiasaan atau kesadaran? Mari buka mata, hayati perjalanan panjang yang dilalui makanan sebelum tiba di atas piring, di hadapan Anda. Buku ini mengajak kita mencerahkan diri dari sekadar menuruti kebiasaan menjadi hidup yang berkesadaran dan penuh welas asih." --Reza Gunawan, praktisi penyembuhan holistik

http://www.gramedia.com/buku_detail.asp?id=KKRM1843&kat=3
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

--
You received this message because you are subscribed to the Google Groups "GreenLifestyle" group - Share this email!
To post to this group, send email to greenlifestyle@googlegroups.com
To unsubscribe from this group, send email to greenlifestyle-unsubscribe@googlegroups.com
For more options, visit this group at http://groups.google.com/group/greenlifestyle?hl=id

--
You received this message because you are subscribed to the Google Groups "GreenLifestyle" group - Share this email!
To post to this group, send email to greenlifestyle@googlegroups.com
To unsubscribe from this group, send email to greenlifestyle-unsubscribe@googlegroups.com
For more options, visit this group at http://groups.google.com/group/greenlifestyle?hl=id

--
You received this message because you are subscribed to the Google Groups "GreenLifestyle" group - Share this email!
To post to this group, send email to greenlifestyle@googlegroups.com
To unsubscribe from this group, send email to greenlifestyle-unsubscribe@googlegroups.com
For more options, visit this group at http://groups.google.com/group/greenlifestyle?hl=id