halo,
buat saya yang menarik dari insinerator sampah ini adalah pembakarannya sendiri. mengapa harus dibakar? studi terakhir bahkan dikatakan bahwa sampah di kota bandung tidak mencukupi untuk menghasilkan listrik yang signifikan, karena 70 bagian dari sampah itu adalah sampah organik, yang menurut mas catoer kandungan panas per satuan beratnya rendah. makanya kata mba yuyun, namanya diganti-ganti terus.. terakhir jadi PasBeTe.. hehehe.
concern saya, dengan rendah hati, saya ingin bertanya adakah dari kita yang tahu, kemana hasil pembakaran itu pergi? di bandung mungkin akan berputar-putar di cekungan, dan akhirnya dihirup warga bandung sendiri (plus racun-racunnya seperti dioksin dan furan). mungkin di tempat lain, dia akan ter-encer-kan.. tapi mungkin tidak benar-benar hilang. pertanyaan yang sulit terjawab sampai saat ini adalah kemanakah dioksin dan furan itu akan pergi?
menariknya lagi, setelah alotnya perdebatan tentang iklim di dunia internasional (di cancun baru-baru ini, dan copenhagen sebelumnya), kita malah bersiap untuk menyumbang tambahan emisi lagi dengan membakar sampah kita. beberapa orang yang saya tanya, bilang bahwa CO2 hasil pembakarannya kan akan diserap tumbuhan,.. kalo kita semua berpikir begitu, dan benar memang itu yang terjadi, harusnya kadar CO2 global kecenderungannya tidak naik dong?
itu yang membuat saya kuatir. mungkin saya memandangnya jadi terlalu rumit, tapi saya pikir masalahnya memang tidak sesederhana itu. kita mengganggapnya hilang, tapi mungkin ia akan mengendap di tempat lain, dan akhirnya kembali pada kita. kasus kangkung misalnya. kita tahu bahwa kangkung mengakumulasi logam berat di perairan. kandungan di perairannya sendiri mungkin kecil, tapi ketika kita makan kangkungnya, logam beratnya berpindah ke tubuh kita. sedihnya, kita baru tau fakta seperti ini, tidak lebih dari satu dekade ke belakang ini. sementara industri tekstil di banjaran, sebelah selatan bandung, sudah berlangsung lebih dari 2 dekade. dan masih eksis sampai saat ini.
silahkan melaju...
tabik, piki pikiiam.blogspot.com--- Pada Ming, 2/1/11, keioranto@yahoo.com <keioranto@yahoo.com> menulis: Dari: keioranto@yahoo.com <keioranto@yahoo.com> Judul: Re: [greenlifestyle] sekarang insinerator di Bandung, besok mungkindi tempat-mu Kepada: greenlifestyle@googlegroups.com Tanggal: Minggu, 2 Januari, 2011, 9:52 AM
Jadi tertarik utk ikutan komentar. Keterangan mas catoer sangat bagus menurut saya. Saya termasuk yg pro teknologi sehingga teknologi incinerator ini sangat menarik perhatian saya. Namun saya setuju jg kalo teknologi alone tdk cukup. Man behind the gun tetaplah yg terpenting. Utk plt apa saja, setahu saya kita sangat tergantung berat thd plt batubara. Bukan hanya itu, kita juga bergerak mengekspor batubara secara besar2an ke cina, taiwan bahkan thailand. So beban emisi karbon yg ditanggung negara kita sangatlah besar. Jadi apapun usaha plt alternatif saya rasa layak didukung. Tentu saja didukung dgn kritis dan anti pembodohan. Daur ulang sampah jadi energi lumayan menarik juga krn pertama, dgn mengirim email ini saja kita berpartisipasi dlm pembakaran batubara dan sebagian besar sampah yg kita hasilkan masih belum bisa didaur ulang. Bahkan buang air besar saja masih belum bisa diolah jadi biogas padahal teknologinya sudah ada. Jadi benar bahwa perjuangan belum usai. Mari kita menghemat kalo perlu berhenti memakai listrik :D Powered by Telkomsel BlackBerry®
From: "Catoer W." <catoer.w@gmail.com> Sender: greenlifestyle@googlegroups.com Date: Sun, 02 Jan 2011 21:31:08 +0700 To: <greenlifestyle@googlegroups.com> ReplyTo: greenlifestyle@googlegroups.com Subject: Re: [greenlifestyle] sekarang insinerator di Bandung, besok mungkin di tempat-mu
CMIIW, insinerator pada prinsipnya adalah membakar sampah. tidak seperti membakar di lapang, insinerator biasanya lebih terkontrol termasuk kontrol emisinya. standar emisi untuk insinerator ini lebih spesifik dan lebih ketat kalau tidak salah. seperti batubara pada PLTU, sampah juga bisa dibakar untuk membangkitkan panas. sampah yang kandungan organiknya tinggi (sisa makanan atau buangan kebun dll.) biasanya kandungan panas per satuan berat-nya rendah. sampah yang kandungan plastiknya tinggi, kandungan panas per satuan berat-nya biasanya tinggi. oleh karena itu PLT sampah dengan cara membakar sampah cenderung suka yang kandungan plastik, kayu, kertas-nya tinggi. buah simalakama hadir kala plastik menjadi komponen yang dominan dalam MSW. adanya plastik meningkatkan nilai kalor (energy content) per kg MSW, padahal pembakaran plastik bisa mengakibatkan timbulnya senyawa furan dan dioksin (mbak Shanty CMIIW). kalau mau membangkitkan energi ya plastik harus dibakar, tapi ada efek samping furan dan dioksin itu. namun umumnya Pembangkit Listrik selalu dilengkapi dengan teknologi pembersih emisi, walau efektifitasnya juga tergantung kepada manusia juga. selain itu fly ash dan bottom ash-nya juga bisa beracun, karena komposisi sampah yang beraneka ragam. fly ash dan bottom ash masih bisa dipergunakan untuk konstruksi jalan misalnya. emisi gas beracun ini yang mau tidak mau dilepas di udara. Di cekungan Bandung segala macem emisi sebenarnya menjadi masalah. Kalau mau, sebenarnya tidak diperbolehkan sekalian pabrik-pabrik di sekitaran Bandung. Emisinya bisa terjebak dan jadi kabut beracun yang bisa mengendap bersama embun. Menurut saya tidak semua lokasi cocok ditempati PLT Sampah ini. Saya cenderung tidak menentang jika PLT Sampah ditempatkan di lokasi yang kondisi atmosfirnya tidak stabil (dalam arti banyak angin, turbulen dll.) sehingga sekecil apa pun emisinya bisa terencerkan dengan baik. hanya memang dari segi peraturan lingkungan, sejauh saya tahu, tidak ada standar emisi untuk PLT Sampah untuk Indonesia. Dari segi lain, jika mass burn diterapkan, maka para pemulung akan kehilangan mata pencarian dan bisa terjadi masalah sosial lain. bagi saya, teknologi itu membantu menyelesaikan masalah, tapi teknologi menjadi tidak berdaya jika dioperasikan dengan tidak pada kondisi optimalnya. seperti mungkin kasus bandung ini, saya ragu jika insinerator dikelola dinas kebersihan apakah benar beroperasi pada kondisi operasi optimalnya, atau malah hanya seperti membakar sampah di lapang saja. IMHO lho ya... salam, Catoer On 01/01/2011 22:55, armely meiviana wrote: wah makasih mas piki & mba yuyun atas critanya.... berhubung banyak peserta milis yang tidak bergerak di isu lingkungan....adakah kiranya yg bersedia menjelaskan dgn singkat dan dgn bahasa sederhana mengenai apa itu insinerator, kenapa ia berbahaya bagi lingkungan....kenapa kok pembangkit listrik dari sampah itu dianggap tdk baik utk lingk? bukankah negara2 maju mnerapkan hal ini? barangkali dgn begitu info spt ini bisa diserap oleh lbh banyak individu yg selama ini tdk terlalu paham dgn isu teknologi sampah. met tahun baru, melly 2011/1/1 yuyun ismawati <yuyun@balifokus.asia> terimakasih piki... memang ini salah satu berita yang menyedihkan di akhir tahun untuk isu lingkungan perkotaan... dengan arogannya pemerintah kota bandung memutuskan apa yang menurut mereka 'yang terbaik' untuk mengatasi sampah di bandung. akademisi terutama dari ITB tampaknya sangat mengagung-agungkan 'teknologi' usang ini sebagai solusi atas permasalahan sampah. dikombinasikan dengan tata kelola pemerintahan gaya premanisme bandung, kacaunya RTRW, kolusi pemkot dengan swasta yang tidak kredibel, dan dukungan dari Bappenas atas nama investasi dan kerjasama publik-private yang tak berpikir panjang lagi, kita tinggal menunggu another man-made disaster aja di bandung dan siap2 menular di kota-kota lain... nama proyek ini berganti wajah beberapa kali.. tahun 2008 namanya PLTSa, Pembangkit Listrik Tenaga Sampah.. setelah dikritik dari mana-mana bahwa tidak ada dasarnya istilah PLTSa ini dipakai dan tidak ada kaitannya dengan krisis energi dan strategi roadmap renewable energy, namanya diganti menjadi Pengelolaan Sampah Berbasis Teknologi.. kawan2 di bandung menyingkatnya menjadi PaSBeTe... :-) saya stop di sini saja supaya tidak melantur lebih jauh lagi karena saya bisa bicara on and on and on tentang hal ini... untuk yang ingin tau lebih jauh tentang plus-minusnya insinerator dan kaitannya dengan lingkungan dan iklim bisa email japri ke saya. selamat menyongsong hari baru di 2011... salam, yuyun 2010/12/31 piki <piki_aja@yahoo.com> teman-teman GLS, turut berduka untuk matinya demokrasi dan akal sehat di kota bandung. Raperda Biaya Jasa Pengelolaan Sampah Berbasis Teknologi yang menjadi dasar untuk membebankan sebagian biaya operasional insinerator sampah, akhirnya disetujui dewan melalui voting. sidang diwarnai kericuhan, beritanya bisa dilihat disini http://www.pikiran-rakyat.com/node/131072 sekarang Bandung yang akan mengadopsi insinerator ini. lain waktu, mungkin kota dan daerah teman-teman semua. tunjukkan bahwa kita tidak butuh teknologi ini. olah-lah sampah kita sendiri. salam, piki | -- You received this message because you are subscribed to the Google Groups "GreenLifestyle" group - Share this email! To post to this group, send email to greenlifestyle@googlegroups.com To unsubscribe from this group, send email to greenlifestyle-unsubscribe@googlegroups.com For more options, visit this group at http://groups.google.com/group/greenlifestyle?hl=id -- You received this message because you are subscribed to the Google Groups "GreenLifestyle" group - Share this email! To post to this group, send email to greenlifestyle@googlegroups.com To unsubscribe from this group, send email to greenlifestyle-unsubscribe@googlegroups.com For more options, visit this group at http://groups.google.com/group/greenlifestyle?hl=id -- You received this message because you are subscribed to the Google Groups "GreenLifestyle" group - Share this email! To post to this group, send email to greenlifestyle@googlegroups.com To unsubscribe from this group, send email to greenlifestyle-unsubscribe@googlegroups.com For more options, visit this group at http://groups.google.com/group/greenlifestyle?hl=id -- You received this message because you are subscribed to the Google Groups "GreenLifestyle" group - Share this email! To post to this group, send email to greenlifestyle@googlegroups.com To unsubscribe from this group, send email to greenlifestyle-unsubscribe@googlegroups.com For more options, visit this group at http://groups.google.com/group/greenlifestyle?hl=id
|