Wednesday, 12 May 2010

[greenlifestyle] Fw: Trembesi

Dear mbak Evelyn, dkk terimakasih atas "acara 'ngariungan' Jakarat Connectors. Tolong di FW ke teman-2 TCP (?). Maaf pulang dulu mesti ngurus rumah pembantu sakit, hehehe - memang klo perempuan itu biarpun udah nenek-2 ya klo gtuna pembantu ya harus turun tangan sendiri. Terimakasih Pdt Evie atas snacksnya.  Jad i malam ini ga usah masak deh, makan-2 yang ringan-2 aja. Lain kali lagi ya? hehehe.
 
Dear mbak Melly dkk, pak Rully dll.  Mohon maaf saya forward artkel dari kawan-2 GLS, dengan perubahan dari saya, untuk rekan-2  dari "The Connectors" yang mendapat kursus sehari tentang GW & GG. Saya kira tumbuhan sangat penting sebagai faktor mitigasi dan adaptasi PI dan dampaknya.
 
Dear pak Endes, apa khabar? punten saya kutip dari kutipan teman-2 GLS hasil penelitian anda.  Khabar-2 pak? Saya perlu informasi 'updated' dari bapak juga.  Nanti saya tulis khusus.  IndyaAllah bpk & kel sehat wal afiat. Amin.
 
Dear bu Amanda, punten kalau catatan/artikel kecil ini mengganggu waktu ibu ya sudah dangat ketat. Salam.
------------------
Ngobrolnya:
Untuk cepatnya saya FW informasi yang telah disusun kawan-2 greenlifestyle (GLS) yang saya kira tidak keberatan demi penyebaran informasi buat masyarakat siapa pun mereka.  Saya modifikasi (robah & tambah sedikit) dari textbook (bisa dikatakan sebagai Kamus Tetumbuhan Indonesia), terkenal "De Nuttige Planten van Indonesie" (Tumbuhan Berguna Indonesia (jilid II dari IV) karya K HEYNE, 1927)' (terjemahan diterbitkan oleh Balitbang Kehutanan, berisi pertelaan tanaman dari 3.500 jenis tumbuhan di Indonesia):
 
Trembesi atau Ki Hujan ini banyak dibahas, karena himbauan Presiden SBY agar semua Kota (besar) menanam jenis pohon ini khususnya untuk peneduh,. Secara pribadi saya kurang setuju kalau di seragmkan di seluruh Indonesia dalam rangka menjaga keanekaragam hayati flora fauna Indonesia, ditanam massal sih boleh saja misalnya untuk keperluan industri perkebunan, atau fungsi ekonomis lain.
Sebaiknya ditanam jenis lain yang a.l. juga bermanfaat sebagai peneduh namun 'endemik' di daerahnya, seperti kantil (Jateng, D.I. Jogja dan NAD), matoa (Papua), nagasari (Bali) dll banyak sekali. 
----------
Isi 'kutipan' sudah sedikti saya modifikasi berdasar pertelaan dari buku K. Heyne.  Sialak di edit bagaiman praktisnya untuk 'newsletter The Connectors Jakarta (?) .  Semoga bermanfaat bagi semua yang memerlukannya, Amin.  Salam HL.
Ning Purnomohadi
---------------------------
Rabu, 10 Februari 2010 Trembesi Serap 28 Ton CO2


Trembesi (Enterolobium saman FRAIN, Phitecolobium saman BENTH sinonim Samanea saman) disebut juga Pohon Hujan atau Ki Hujan merupakan tumbuhan (pohon) cepat tumbuh menjadi besar dengan ketinggian hingga 20 meter dan tajuknya sangat lebar. Mahkota pohon (kanopi) menyerupai payung yang lebar bulat. Asli Amerika tropis diperkirakan berasal dari Meksiko, Peru dan Brazil namun sekarang telah tersebar ke seluruh daerah beriklim tropis termasuk ke Indonesia.  Pohon Trembesi mempunyai jaringan akar yang luas sehingga kurang cocok ditanam di pekarangan (apalagi yang relatif sempit) karena bisa merusak fondasi , bangunan dan jalan.

Kayunya tergolong 'agak baik' meskipun tidak terlalu awet, namun batang trembesi dimanfaatkan juga sebagai bahan bangunan. ditemukan zat alkaloid beracun dalam kulit kayunya.  Namun daunnya disenangi hewan ternak terutama kambing.  Termasuk suku Leguminosae (polong-polongan), daging polongnya dianggap manis dan bergizi, menyerupai locust bean dalam istilah perdagangan yang dieksport dari Amerika Selatan sebagai pakan ternak (Trop.. Agriculturist, April 1911, hal 335)

Akhir-akhir ini pemerintah RI, dalam rangka gerakan one man one tree menggalakkan penanaman pohon Trembesi di seluruh wilayah Indonesia karena diyakini dari satu batang Trembesi dewasa (optimal growth) mampu menyerap 28 ton karbondioksida (CO2) pertahun.  Bahkan di Istana Negara, terdapat 2 batang pohon Trembesi yang ditanam oleh presiden pertama RI, Ir. Soekarno yang masih terpelihara dengan baik hingga kini.

Pohon Trembesi (Enterolobium saman) disebut juga sebagai Pohon Hujan atau Ki Hujan karena air yang sering menetes dari tajuknya akibat  kemampuan penyerapan air tanah yang kuat.  Di beberapa daerah  Indonesia pohon ini sering disebut sebagai Kayu Ambon (Melayu), Trembesi, Munggur, Punggur, Meh (Jawa), Ki Hujan (Sunda). Regenboom (Belanda), Regenbaum (Jerman), Rain tree (Inggris)

Dalam bahasa Inggris pohon ini mempunyai beberapa nama seperti, East Indian Walnut, Rain Tree, Saman Tree, Acacia Preta, dan False Powder Puff.  Di beberapa negara Pohon Trembesi ini disebut Pukul Lima (Malaysia), Jamjuree (Thailand), Cay Mura (Vietnam), Vilaiti Siris (India), Bhagaya Mara (Kanada), Algarrobo (Kuba), Campano (Kolombia), Chorona (Portugis) 

Ciri-ciri Pohon Trembesi.  
  • batang yang besar, bulat dan tinggi antara 10-20 meter,
  • permukaan batang beralur, kasar dan berwarna coklat kehitam-hitaman.,
  • daun majemuk dan menyirip ganda,. konon berkhasiat sebagai obat penyakit kulit.
  • tiap helai daun berbentuk bulat memanjang  antara 2-6 cm;  lebar antara 1-4 cm ; tepi daun rata.,
  • warna daun hijau dengan permukaan licin dan tulang daun menyirip.
  • warna bunga trembesi merah kekuningan.
  • warna buah hitam berbentuk polong, panjang antara 30-40 cm. Di dalam buah terdapat beberapa biji yang keras berbentuk lonjong dengan panjang sekitar 5 mm berwarna coklat kehitaman,
  • bijinya (biasa disebut "mindhik", siter atau godril) selain dapat dibuat sebagai makanan ringan (semacam kwaci) juga berkhasiat sebagai obat pencuci perut dengan cara diseduh air panas.

    Pemanfaatan Pohon Trembesi: banyak ditanam di pinggir jalan dan pekarangan yang luas sebagai pohon peneduh. Oleh Perum Perhutani, Pohon Trembesi banyak ditanam sebagai peneduh di Tempat Penimbunan Kayu (TPK).

    Tajuknya yang lebar dan daunnya yang lebat ditambah dengan jaringan akarnya yang luas mampu menyerap air secara maksimal.  Pohon ini dipercaya mampu memberikan kontribusi dalam menanggulangi zat pencemar udara dan dan ancaman pemanasan global.  Berdasar penelitian Dr. Ir. Endes N. Dahlan, Dosen Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor, satu batang pohon trembesi mampu menyerap 28.442 kg karbondioksida (CO2) setiap tahun.

    Sayangnya pohon ini mempunyai jaringan akar yang besar dan luas sehingga sering kali bila ditranam terlalu dekat akan merusak bangunan di sekitarnya. Tajuknya yang lebar dan daun yang rimbun sering kali menghambat pertumbuhan pepohonan atau tanaman lain yang berada di bawahnya.

    Referensi: wikipedia, zipcodezoo, Tumbuhan Berguna Indonesia II (K. Heyne. 1911) www.setneg.go.id