Share...
Sayang teman telapak ciliwung tdk mendatangi sungai-sungaui kecil sekitar Bogor dan mengadakan observasi, sebenarnya bukan ciliwung tmpt sampah tapi kali2 kecil disekitar penduduk yg tmp sampah, saya sudah lihat 5 aliran sungai jadi tmp sampah.....perbuatan kecil untuk menuju yg besar
Dari: Muhammad Farid <faridilajli@gmail.com>
Kepada: greenlifestyle@googlegroups.com
Dikirim: Selasa, 12 Juni 2012 15:19
Judul: Re: [greenlifestyle] Mohon Bantuan
Yth Bapak dan Ibu,
Saya baru saja pulang kampung. Persoalan sama juga terjadi. Namun
setiap musim hujan, sampah2 itu habis terbawa arus ke laut.
Masalahnya selama musim kemarau pemandangan di sungai tidak bagus.
Anehnya di laut pun sampah terbawa entah kemana. Sekarang pun tidak
jelas kemarau dan penghujan, kadang di kemarau datang hujan deras dan
sampah pun menghilang. Mungkin juga penduduk di kampung saya sangat
sedikit ya.
Yang ingin saya lontarkan, mungkin ada baiknya ada data tentang
penyakit yang mungkin diderita kalau sampah dibiarkan dan berapa biaya
yang harus dikeluarkan. Dan saya setuju semua dengan diversifikasi
pendekatan yang dikemukakan oleh Mbak Maria.
Teman2 telapak dengan aksi kebersihan sungai ciliwung yang perlu kita
contoh. Saya yakin banyak pembelajaran dari program mereka.
Salam, Farid
On 6/11/12, Maria Hardayanto <mariahardayanto@gmail.com> wrote:
> Yth pak Suparman,
>
> Maaf, apabila saya ikut nimbrung.
>
> Dari posting pak Suparman, saya perhatikan bapak membutuhkan banyak tempat
> sampah.
>
> Tetapi apakah sesudah warga membuang sampah ke tempatnya maka akan ada yang
> membuang ke TPS?
>
> Maaf banget lho ya pak, permasalahan tidak semudah itu.
>
> Saya mendampingi komunitas bantaran sungai dan mereka sudah bersedia tidak
> membuang sampah ke sungai
>
> Mereka menyimpannya di pinggir sungai untuk di angkut PD Kebersihan tetapi
> ternyata inipun bermasalah
>
> karena kontur tanah di bantaran sungai yang menyulitkan sehingga kendaraan
> triseda PD Kebersihan, tidak bisa mengangkut semua sampah. Akhirnya banyak
> sampah masih tercecer. Ada permasalahan lain, petugas meminta uang tambahan
> atau sampah tidak diangkut.
>
> Selalu ada masalah apabila mengelola sampah komunitas.
>
> Karena itu saya memulainya dari rumah sendiri. Sampah organik masuk lubang
> resapan biopori, atau kotak takakura atau kolam lele atau budidaya cacing
> atau komposter komunal (banyak cara)
>
> Sisanya sampah anorganik. Tidak banyak, asalkan kita menghindari barang2
> berkemasan seperti santan dalam kemasan, minuman dalam kemasan dan masih
> banyak lagi.
>
> Bekas kemasan yang ada (kita kan ngga bisa membeli minyak goreng tanpa
> kemasan, gula tanpa kemasan [?]) saya kumpulkan dan saya mengajak komunitas
> untuk membuat kerajinan atau saya berikan pada tukang rongsok. Mereka mau
> menerima karena sampah anorganik yang saya berikan dalam kondisi bersih.
>
> Bekas kemasan tersebut tahan berbulan2 kita simpan karena bersih dan umumnya
> tipis.
>
> Sampah yang menggelembung kan biasanya sampah organik [?]
>
> Intinya itu sih pak. Kalo kita masih membuang ke TPS, kita tidak akan bisa
> berbuat banyak apalagi mengajak orang lain untuk berbuat lebih baik.
>
> Maaf apabila ada kata-kata saya yang tidak berkenan
>
> Salam
>
> Maria
>
>
>
> 2012/6/9 Suparman Nahar <suparmannahar@yahoo.co.id>
>>
>> Pa atau Bu ?, salam hijau
>>
>> Saya sudah mengalami dua daerah untuk menyadari penduduk buang sampah
>> jangan ke kali tapi susah, saya sudah mengadakan sosialisasi sampai dgn
>> menyarankan, tapi kalau penduduk sudah terbiasa buang sampah ke kali dan
>> gratiss, di tempat saya (saya baru pindah), saya mencoba memanggil truk
>> sampah dinas kebersihan, dgn membayar satu KK rp. 5000/bulan, penduduk
>> bilang mahal, padahal bukan mahal tapi kebiasaan yg jelek, saya lagi
>> pendekatan Agama, blum tentu berhasil, jadi sebanyak 40 KK, hanya saya yg
>> membuang sampah naik motor sejauh 4 km ke Bak penampungan sampah setiap 3
>> hari sekali, saya ingin masyarakat melihat apa yg saya lakukan, dan bahwa
>> Zholim membuang sampah ke kali karena kotoran kita kena dampak ke orang
>> lain, Saya ingin Komunitas di JAKARTA melirik kota bogor, karena Jakarta
>> Tengelam karena Kota Bogor, jadi bukan Jakarta yg di hijaukan tapi kota
>> bogor pintu masuk jalur air.
>> Saya hanya Guru jadi mengenai dana saya sama sekali NOL, cuma usaha dan
>> beramal menyadarkan para donasi dan masyarakat......
>>
>> Semoga kita sama-sama berjuang
>> nabung amal, yg catat yg maha Kuasa....aminn
>>
>> ________________________________
>> Dari: Shanty Syahril <sshanty@gmail.com>
>> Kepada: greenlifestyle@googlegroups.com
>> Dikirim: Sabtu, 9 Juni 2012 10:57
>> Judul: Re: [greenlifestyle] Mohon Bantuan
>>
>> Pak Suparman yb,
>>
>> Wah saya juga menemui persoalan serupa pak. Banyak warga sekitar yang
>> buang sampah ke kali dan sembarangan.
>>
>> Barangkali bapak ada saran, apakah kalau saya ikut langkah bapak untuk
>> menyediakan tempat sampah bagi warga, kira2 mereka tidak akan buang sampah
>> sembarangan lagi?
>>
>> Apakah ada pendekatan lain yang perlu dilakukan juga? Saya masih belum ada
>> gambaran apa yang akan dilakukan bila masyarakat Cimahpar sudah
>> mengumpulkan sampah di tempat sampah?
>>
>> Oh ya Pak, apakah mungkin ya kalau saya coba buat tempat sampah dengan
>> memanfaatkan barang-barang bekas yang ada di sekitar lingkungan saya?
>> Barangkali ada ide Pak?
>>
>> Terima kasih sebelumnya untuk sharingnya Pak
>>
>> salam,
>> shanty
>>
>>
>> 2012/6/5 Suparman Nahar <suparmannahar@yahoo.co.id>
>>>
>>> Teman-teman greenlifestyle
>>> saya sangat butuh :
>>> - 100 tempat sampah untuk masyarakat cimahpar
>>> - Bahan bangunan untuk membuat tempat sampah
>>> acara perkemahan PMR se Kota Bogor, tgl. 25-26-27 Juni 2012
>>> karena masyarakat buang sampah ke kali..........
>>>
>>>
>>> nahar suparmana
>>> 087877751489
>>> www.suparmannahar.blogdetik.com
>>> www.jumbara2012.wordpress.com
>>> ________________________________
>>>
>>>
>>> --
>>> You received this message because you are subscribed to the Google Groups
>>> "GreenLifestyle" group - Share this email!
>>> To post to this group, send email to greenlifestyle@googlegroups.com
>>> To unsubscribe from this group, send email to
>>> greenlifestyle-unsubscribe@googlegroups.com
>>> For more options, visit this group at
>>> http://groups.google.com/group/greenlifestyle?hl=id
>>
>>
>> --
>> You received this message because you are subscribed to the Google Groups
>> "GreenLifestyle" group - Share this email!
>> To post to this group, send email to greenlifestyle@googlegroups.com
>> To unsubscribe from this group, send email to
>> greenlifestyle-unsubscribe@googlegroups.com
>> For more options, visit this group at
>> http://groups.google.com/group/greenlifestyle?hl=id
>>
>>
>> --
>> You received this message because you are subscribed to the Google Groups
>> "GreenLifestyle" group - Share this email!
>> To post to this group, send email to greenlifestyle@googlegroups.com
>> To unsubscribe from this group, send email to
>> greenlifestyle-unsubscribe@googlegroups.com
>> For more options, visit this group at
>> http://groups.google.com/group/greenlifestyle?hl=id
>
>
> --
> You received this message because you are subscribed to the Google Groups
> "GreenLifestyle" group - Share this email!
> To post to this group, send email to greenlifestyle@googlegroups.com
> To unsubscribe from this group, send email to
> greenlifestyle-unsubscribe@googlegroups.com
> For more options, visit this group at
> http://groups.google.com/group/greenlifestyle?hl=id
--
Muhammad Farid
Secretary of International Negotiation Taskforce
National Council on Climate Change-Indonesia
Kementerian BUMN Building 18th Floor
Jl. Medan Merdeka Selatan No.13
Jakarta 10110, Indonesia
Phone:+62213511400, Facs:+6221351403
--
You received this message because you are subscribed to the Google Groups "GreenLifestyle" group - Share this email!
To post to this group, send email to greenlifestyle@googlegroups.com
To unsubscribe from this group, send email to greenlifestyle-unsubscribe@googlegroups.com
For more options, visit this group at http://groups.google.com/group/greenlifestyle?hl=id