Sunday, 11 August 2013

Re: [greenlifestyle] Sampah kertas d plastik

Kebetulan saya mempraktekan dan menulis pengelolaan sampah organik dengan cara mudah.

Semoga bermanfaat  :

http://green.kompasiana.com/polusi/2013/08/05/kiat-atasi-sampah-lebaran-579209.html

Kiat Atasi Sampah Lebaran

HL | 05 August 2013 | 12:38 Dibaca: 235   Komentar: 23   18

13756793131886695285

berbagai komposter (dok. Maria Soemitro)

Tak terelakkan, seiring meningkatnya konsumsi pangan selama bulan puasa dan hari-hari Lebaran maka produksi sampahpun membludak. Tapi tidak seperti bulan puasa dimana tukang sampah masih setia mengangkut sampah, di hari Lebaran mereka cuti. Iya dong, masa hanya kita yang berpesta? Mereka juga ingin rehat sejenak dan makan makanan lezat yang tidak tersedia setiap hari.

Mereka tentu saja berhak istirahat, terkadang hingga 1-2 minggu. Padahal sampah rumah tangga harus diangkut 2-3 hari sekali. Jika tidak, maka bau tak sedap akan tercium dari arah tempat sampah. Selanjutnya lalat dan belatungpun bermunculan, hiyyy……..jijik bukan?

Ada banyak cara yang bisa ditempuh untuk mengatasinya. Mulai dari membakar sampah, membawa dan membuang sampah ke TPS terdekat atau bahkan membuangnya ke sungai. Sayang kedua cara (membakar dan membuang ke sungai) di beberapa kota terancam sanksi membayar sekian juta rupiah atau dihukum masuk penjara sekian bulan. Belum ada sanksi yang diterapkan dengan tegas, sih. Maklumlah petugasnya aja sering membuang sampah sembarangan :P

Tetapi pelanggaran tetap pelanggaran, bukan? Jadi walau hukum belum ditegakkan, sudah seharusnya kita mematuhi hukum. Membakar sampahpun merepotkan, membutuhkan bahan bakar yang harganya semakin mahal. Apalagi umumnya sampah di Indonesia terdiri dari sampah organik yang basah. Sedangkan membuang sampah ke sungai? Duh jangannnn……., zalim kita. Kasihan saudara-saudara kita di daerah selatan yang terkena banjir akibat sampah.

Bagaimana jika kita mulai mencoba mengelola sampah rumah tangga? Asyik lho, terlebih sambil mengajak anak-anak mengenal sampah. Karena memisah sampah dari rumah tangga sama sekali tidak menjijikkan, toh sampah belum membusuk. Misalnya sampah kulit buah semangka. Masih segar. Baru berubah bentuk 3 hari kemudian. Sehingga kita bisa mengajak anak-anak mengisi liburan dengan memotong-motong kulit semangka/melon/ buah-buahan lainnya. Juga sisa sayuran seperti batang kangkung/bayam/wortel/caisim.

Mengapa sebaiknya kita mengelola sampah organic dengan memotong-motongnya? Karena jumlah sampah organik mencapai 70 % dari total sampah yang kita hasilkan. Jika kita berhasil mengolah sampah organic dan mengembalikannya kealam maka sisa sampah anorganik (30 %) akan lebih mudah mengatasinya.

Sampah Organik

Ada beragam cara menangani sampah organik, sesudah dipotong-potong sampah dimasukkan ke kotak takakura (kanan), lubang resapan biopori (kiri tengah), komposter komunal (kiri bawah), dan bekas karung beras berisi tanah, kompos, pupuk kandang (kiri atas)

  • Kotak Takakura, silakan lihat uraiannya disini.
  • Lubang Resapan Biopori (LRB), bisa dibuat dengan membeli alatnya di toko pertanian terdekat. Asyik dilakukan untuk mengisi liburan anak-anak. Karena anak-anak belajar membuang sampah dengan benar serta belajar menabung air.
  • Komposter komunal, bisa dibeli di toko pertanian dalam bentuk tong plastik. Saya memilih membuat sendiri dengan bahan baku batu bata sesuai petunjuk pak Supardiyono Sobirin. Sayang tukang batu rupanya tidak cermat membuat sehingga komposter ini runtuh dan harus ditutup asbes bekas agar terlihat rapi. Keunggulan komposter komunal adalah kita bisa memasukkan semua sisa aktivitas dapur tanpa harus memotongnya. Juga dedaunan di pekarangan, bisa kita masukkan kesitu.
  • Komposter bekas karung beras. Tak ada rotan, akarpun jadi. Tak ada takakura dan pekarangan terlalu sempit atau bahkan sudah tertutup sehingga membuat LRBpun tidak memungkinkan? Maka kita bisa mengompos sisa sayuran ke dalam bekas karung beras atau apapun yang serupa. Asalkan berlubang/berpori.

    Aktivatornya bisa dibeli di tukang tanaman yaitu campuran tanah, sekam dan pupuk kandang. Mereka menyebutnya pupuk atau kompos. Sehingga harus ditanyakan komposisinya karena pupuk kandang memegang peranan penting untuk mempercepat penguraian sampah.

    Masukkan semua sampah organik ke dalamnya, jaga agar tidak terlalu padat karena penguraian sampah akan tersendat bahkan terhenti. Tambahkan sekam jika terlalu padat atau buat 2-3 komposter semacam ini. Semakin banyak sampah yang dibuang membutuhkan ruang yang semakin luas. Saya (4 anggota keluarga) membuat 3 komposter.

13756806521639894044

komposter bekas karung beras (dok. Maria Soemitro)

Yang perlu diperhatikan lainnya:

  • Jangan lupa mengaduk media aktivator sesudah memasukkan sampah organik.
  • Jangan memasukkan kuah santan. Kuah sop, air beras, air daging sangat dianjurkan, tapi jangan terlalu banyak karena kondisi media tidak boleh terlalu basah.
  • Jangan lupa menutupnya agar tidak terjadi penguapan yang berlebihan.
  • Jika media diraba terasa hangat atau bahkan panas, maka proses pengomposan berhasil. Karena itu binatang kecil seperti semut, lalat dan kalajengking tidak seharusnya ada, atau pertanda pengomposan gagal. Harus dicari penyebab dan solusinya. Ada kemungkinan karena terlalu padat atau pengadukan yang tidak rata.
  • Sampah organik sebaiknya dimasukkan setiap hari agar proses pengomposan berjalan kontinyu. Hasil pengomposan menunjukkan perilaku pemiliknya, bahkan konsumsi pemiliknya. Seorang rekan setiap hari hanya memasukkan sisa puntung rokok (tanpa filter) karena dia masih kost dan sehari-harinya makan di warung atau mengonsumsi mi instan. Hasilnya jelas jauh berbeda dengan pengomposan rumah tangga yang 'kaya gizi'.
  • Jika sampah berbau busuk, maka bisa dipastikan proses pengomposan juga tidak berjalan dengan benar. Cobalah menambah tanah dan sekam kemudian mengaduknya. Saya sering memasukkan kulit udang ke dalam komposter dan hasilnya bagus, tidak berbau.
  • Tujuan pemotongan sampah organic menjadi bagian-bagian yang lebih kecil adalah agar proses pengomposan berlangsung lebih cepat. Tanpa dipotong-potongpun tidak mengapa tetapi komposter menjadi mudah penuh.

Kita akan memanen kompos sekitar 2 bulan kemudian. Bisa untuk memupuk tanaman, media tanaman atau bahkan dijual. Tapi bukan itu substansinya, sampah yang sudah berubah jadi kompos pasti akan diterima siapapun dengan senang hati. Berbeda halnya jika mereka diberi sampah organik yang masih mentah: basah dan berbau.

Sampah Anorganik

Sampah anorganik lebih mudah diurus. Sisa yang menempel pada plastik dan botol kaca dibersihkan agar tidak menimpulkan bau tak sedap, kemudian masukkan dalam wadah khusus.

13756794241508845151

pemisahan sampah (dok. Maria Soemitro)

Saya memilih menggunakan tong plastik (bisa juga kardus bekas) yang secara periodik dikosongkan oleh pemulung. Foto bawah adalah tong berisi sampah anorganik (botol plastik, kardus, kertas duplek) yang setahu saya bisa dijual. Sedangkan foto atas berisi sampah 'emergency' yaitu sampah yang tidak bisa dihindarkan (dari tamu) maupun sampah anorganik yang tidak saya ketahui harus diapakan. Jumlahnya tidak banyak, tetapi yang pasti berbulan-bulanpun tukang sampah absen, tidak membuat saya kelimpungan.

**Maria Soemitro**




2013/8/4 <widatree@yahoo.com>
Sy pernah mengikuti kegiatan YPBB dibandung, bagus dan hasilnya skrg sy sdh melaksanakannya yg dimulai Dr sy sendiri dengan  cara mengumpulkan sampah rumah dan sampah kantor, kegiatan ini sudah hampir menginjak tahun ke-3, hasilnya...tempat sampah sy tdk menumpuk seperti tempat2 sampah tetangga, isi tempat sampah saya hanya bahan2 yg saat ini tdk mampu sy kelola, seperti sisa2 makanan (Walau ada keinginan utk memcoba dgn keranjang takahura (maaf jika salah sebut) utk sisa daun (hasil sampah taman) sy masukan ke dalam lubang biopori (Walau hanya punya satu, tp lumayan hasilnya), bagaimana dgn sampah organik? Seperti sampah plastik (kantong kresek, plastik kemasan, bahan2 plastik), sampah botol plastik, sampah kertas, sampah kaleng? Awalnya ada yg membutuhkan sampah2 tsb utk sekolah gratis, dan itu berjalan selama 1 tahun, namun akhirnya wadah itu sdh tdk membutuhkan lagi, dan terakhir sy jual ke Pak Fajar yg dpt membeli sampah tsb, hasilnya lumayan sy dpt kan uang pengganti mengumpul sampah, memang tdk sebanding dgn ongkos sy mengantar sampah tsb, tp ada rasa kepuasan tersendiri dpt mengurangi beban volume sampah ke TPA, tdk muluk memang jika dibandingkan dgn jumlah warga yg tdk memisahkan sampah, namun pemisahan sampah tsb sdh menjadi bagian kebiasaan sy dirumah, dan terus terang sy iri dgn wadah Bank Sampah yg sudah banyak bermunculan, ada rasa keinginan mempunya wadah tsb, namun sy tidak bisa memulainya. 
Salam
Wida

Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the XL network.
From: armely meiviana
Sent: Sunday, 4 August 2013 12:04
To: greenlifestyle
Subject: Re: [greenlifestyle] Sampah kertas d plastik

Hallo Mba Ami,

Kalau memang berminat utk mengurangi sampah dari tingkat individu & rumah tangga, sptnya ada kelompok yg bs jadi tempat belajar. Tapi sayangnya sejauh ini saya cuma tahu 2 kelompok, yaitu:

Kalau berdomisili di Bdg, bisa coba belajar ke YPBB. Lembaga ini konsisten mempraktekkan upaya mengurangi sampah & juga mengajak siapa pun utk mengurangi sampah lwt training, kegiatan, menjadi relawan. Bisa lihat di FB nya: https://www.facebook.com/ypbb.bandung?ref=ts&fref=ts atau di 

Kalau di Jkt, bisa coba ikut menjadi relawan kelompok Jirowes, yang mengajak individu utk mengurangi sampah lewat penyelenggaraan acara2, dari acara keluarga, sekolah, kampus, hingga acara publik.
Kegiatan2 & kiat2nya bisa disimak di: http://jirowes.weebly.com/

Pastinya ada banyak kelompok2 lainnya yg sudah melakukan. Mungkin kawan2 yg lain bisa bantu infonya.

Salam,
melly




2013/8/4 Ami Jayanti <jy.ami2012@gmail.com>

Dear All,

Miris skali stiap pulang kerja melihat TPA bru tp sampahnya sdh menggunung dan bau, apalagi byk sampah plastiknya. Keinginan utk mengurangi qty sampah dgn cara memisahkan sampah organik n nonorganik utk kemudian d daur ulang. Bila ada pembinaan bagaimana caranya, mohon info nya, saya ingin partisipasi

Wassalam,
Ami

On Jul 27, 2013 6:52 AM, "Tamanto Fajar @ Yahoo" <tamanto.fajar@yahoo.co.uk> wrote:
Dear all, sy sedang buat program pembinaan masyarakat sekitar kantor utk mengolah sampah rumah tangga organik dgn metode Takakura. Sy perlu pembina yg bersedia menjadi pendamping agar program ini berhasil. Apakah ada diantara teman teman yg bersedia membantu ? Kantor beralamat di Cilandak Lebak Bulus. Salam T. Fajar
www.fishing-mancing.com
http://the-window-of-me.blogspot.com
by "Tamanto Fajar"

-----Original Message-----
From: "Ning Purnomohadi" <prasetyo@centrin.net.id>
Sender: greenlifestyle@googlegroups.com
Date: Tue, 25 Jun 2013 03:59:41
To: <greenlifestyle@googlegroups.com>
Reply-To: greenlifestyle@googlegroups.com
Subject: Re: [greenlifestyle] Sampah kertas d plastik

Syukurlah. Ini namanya gayung bersambut. Smoga kegiatan anda2 sll sukses. Dan banyak lagi kerja sama semacam ini makin byk terjadi. Amin.
Sent from my BlackBerry

-----Original Message-----
From: "Tamanto Fajar @ Yahoo" <tamanto.fajar@yahoo.co.uk>
Sender: greenlifestyle@googlegroups.com
Date: Tue, 25 Jun 2013 01:10:23
To: <greenlifestyle@googlegroups.com>
Reply-To: greenlifestyle@googlegroups.com
Subject: Re: [greenlifestyle] Sampah kertas d plastik

Wida, sy biasa membeli sampah kantoran spt kertas, plastik dll. Lokasi sy di cengkareng. Apakah dekat ? Jika dekat bisa saya minta pengepul saya jemput ke rumah. Salam, Tamanto Fajar
www.fishing-mancing.com
http://the-window-of-me.blogspot.com
by "Tamanto Fajar"

-----Original Message-----
From: Widayani <widatree@yahoo.com>
Sender: greenlifestyle@googlegroups.com
Date: Mon, 24 Jun 2013 19:42:08
To: greenlifestyle@googlegroups.com<greenlifestyle@googlegroups.com>
Reply-To: greenlifestyle@googlegroups.com
Subject: [greenlifestyle] Sampah kertas d plastik

Saya terbiasa mengumpulkan sampah kertas dan plastik hasil dari rumah tangga, dulu saya selalu kirimkan sampah2 tsb ke badan usaha yang membutuhkan untuk digunakan kembali (dijual uangnya utk pembangunan mesjid) namun skrg badan yg biasa menampung sampa tsb tidak membutuhkan lagi. Jadi saat ini saya bingung akan dikemanakan sampah2 tersebut, sy akan memberikan kepada yg membutuhkan untuk digunakan kembali atau untuk sosial namun tidak untuk komersil. Adakah yg bisa membantu saya?
Terima kasih
Wida.

Sent from my iPad

--
--
You received this message because you are subscribed to the Google Groups "GreenLifestyle" group - Share this email!
To post to this group, send email to greenlifestyle@googlegroups.com
To unsubscribe from this group, send email to greenlifestyle-unsubscribe@googlegroups.com
For more options, visit this group at http://groups.google.com/group/greenlifestyle?hl=id
---
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "GreenLifestyle" dari Grup Google.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke greenlifestyle+berhenti berlangganan@googlegroups.com .
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.


--
--
You received this message because you are subscribed to the Google Groups "GreenLifestyle" group - Share this email!
To post to this group, send email to greenlifestyle@googlegroups.com
To unsubscribe from this group, send email to greenlifestyle-unsubscribe@googlegroups.com
For more options, visit this group at http://groups.google.com/group/greenlifestyle?hl=id
---
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "GreenLifestyle" dari Grup Google.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke greenlifestyle+berhenti berlangganan@googlegroups.com .
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.



--
--
You received this message because you are subscribed to the Google Groups "GreenLifestyle" group - Share this email!
To post to this group, send email to greenlifestyle@googlegroups.com
To unsubscribe from this group, send email to greenlifestyle-unsubscribe@googlegroups.com
For more options, visit this group at http://groups.google.com/group/greenlifestyle?hl=id
---
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "GreenLifestyle" dari Grup Google.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke greenlifestyle+berhenti berlangganan@googlegroups.com .
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.


--
--
You received this message because you are subscribed to the Google Groups "GreenLifestyle" group - Share this email!
To post to this group, send email to greenlifestyle@googlegroups.com
To unsubscribe from this group, send email to greenlifestyle-unsubscribe@googlegroups.com
For more options, visit this group at http://groups.google.com/group/greenlifestyle?hl=id
---
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "GreenLifestyle" dari Grup Google.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke greenlifestyle+berhenti berlangganan@googlegroups.com .
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.


--
--
You received this message because you are subscribed to the Google Groups "GreenLifestyle" group - Share this email!
To post to this group, send email to greenlifestyle@googlegroups.com
To unsubscribe from this group, send email to greenlifestyle-unsubscribe@googlegroups.com
For more options, visit this group at http://groups.google.com/group/greenlifestyle?hl=id
---
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "GreenLifestyle" dari Grup Google.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke greenlifestyle+berhenti berlangganan@googlegroups.com .
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.
 
 

--
--
You received this message because you are subscribed to the Google Groups "GreenLifestyle" group - Share this email!
To post to this group, send email to greenlifestyle@googlegroups.com
To unsubscribe from this group, send email to greenlifestyle-unsubscribe@googlegroups.com
For more options, visit this group at http://groups.google.com/group/greenlifestyle?hl=id
---
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "GreenLifestyle" dari Grup Google.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke greenlifestyle+berhenti berlangganan@googlegroups.com .
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.
 
 

--
--
You received this message because you are subscribed to the Google Groups "GreenLifestyle" group - Share this email!
To post to this group, send email to greenlifestyle@googlegroups.com
To unsubscribe from this group, send email to greenlifestyle-unsubscribe@googlegroups.com
For more options, visit this group at http://groups.google.com/group/greenlifestyle?hl=id
---
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "GreenLifestyle" dari Grup Google.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke greenlifestyle+berhenti berlangganan@googlegroups.com .
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.
 
 

--
--
You received this message because you are subscribed to the Google Groups "GreenLifestyle" group - Share this email!
To post to this group, send email to greenlifestyle@googlegroups.com
To unsubscribe from this group, send email to greenlifestyle-unsubscribe@googlegroups.com
For more options, visit this group at http://groups.google.com/group/greenlifestyle?hl=id
---
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "GreenLifestyle" dari Grup Google.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke greenlifestyle+berhenti berlangganan@googlegroups.com .
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.